12. Pelukan

13.6K 594 10
                                    

Ada Fero tuh readers di mulmed :D
Ganteng ya? :D
Foto sih kembar nyusul deh :)

****

Waktu terasa berhenti. Roh seakan di cabut paksa oleh sang pemilik. Tubuh gadis cantik itu terasa kaku dan wajah nya berubah pucat. Dengan lancar nya air mata itu terus mengalir di pipi sang gadis. Apa yang di lihat nya saat ini sungguh nyata dan sakit bahkan amat sangat menyakitkan, hingga ia lupa bagaimana rasanya baik-baik saja.

Viola terus memandang kedua insan itu tanpa berkedip, seolah-olah ia sedang menonton drama romantis. Semua yang ia bawa jatuh ke lantai namun kedua pasangan itu seperti sedang berada di dunia mereka sendiri hingga tak menyadari ada gadis yang terluka yang tak jauh dari mereka.

Viola tak sanggup lagi melihat pemandangan itu, dengan sekuat tenaga ia mencoba menggerakkan kaki nya dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Viola terus menangis hingga terasa sesak di dada nya. Padahal belum lama ia baru saja merasa ceria kembali, namun setelah melihat kejadian tadi, ia tak tau apa diri nya bisa ceria kembali? Sebab moodboster nya lah yang telah membuat nya terluka.

Bisa kalian bayangkan tidak? Kalian memergoki orang yang menjadi penyemangat hidup kalian berciuman dengan gadis lain, dan gadis itu sedarah dengan kalian atau bisa di bilang kakak kalian? Bagaimana rasa nya? Amat sangat menyakitkan bukan? Itulah yang di rasakan Viola.

Memang dari awal Viola tau bahwa pacar nya itu tak pernah menyukai nya, namun siapa sih yang tidak merasakan sakit jika melihat orang yang dicintai berciuman dengan orang lain bahkan tepat di depan mata. Jika terkadang hanya mendengar dari seseorang saja sakit apalagi melihat langsung. Perasaan itu tak bisa di bohongi. Jika sakit ya sakit. Jika tidak ya tidak.

Sejauh Viola melangkah, ia terus menangis dan mencoba tersenyum. Tapi senyuman yang keluar di wajah nya itu bukanlah kebahagiaan, melainkan kepahitan.

Banyak siswa yang memandang Viola aneh, dirinya menangis tapi juga tersenyum. Sedangkan Viola sendiri, tak perduli dengan keadaan sekitar. Terserah orang mau nganggap dia bagaimana.

****

Fero terus menatap Viona tanpa berkedip begitu juga sebalik nya. Wajah mereka sangat lah dekat hingga menyisakan jarak hanya beberapa centi saja. Dari jarak sedekat ini apa yang biasa kita pikirkan? Pastilah sebentar lagi bibir mereka akan bersatu. Dan seperti dugaan, Fero semakin mendekatkan wajah nya hingga Viona memejamkan matanya selanjut nya bibir mereka telah bersatu dan mulai dengan lumatan-lumatan kecil. Kedua nya seperti terhipnotis ke dunia yang berasa milik mereka sendiri hingga tak menyadari ada orang lain yang masuk ke ruangan itu.

Mereka terus mencecap asa hingga terasa oksigen semakin menipis barulah mereka melepaskan pagutan mereka.

Viona gugup dan tak tau harus melakukan apa setelah kejadian itu, ia tak berani melihat Fero karena wajah nya pasti memerah sekarang, dan ia sangat malu mengingat apa yang di lakukan nya barusan.

Sama seperti Viona, Fero pun begitu, ia bingung harus ngapain, ia tak pernah menyangka dirinya akan lepas kendali seperti ini.

"Wajah lo merah lagi, tapi tetap cantik" ucap Fero tiba-tiba. Tadi nya suasana menjadi hening, namun Fero mencoba mengusir keheningan itu.

"Ehh gue malu tau" Viona tak tahan mendengar kata romantis itu dan menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

"Jangan di tutupin, lo mau gimana pun tetap cantik di mata gue" Fero kembali melontarkan kata-kata yang membuat jantung Viona berdegup kencang.

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang