40. Menangis

12.1K 488 6
                                    

Halo readers 😘
Itu author kasih lihat foto Viona sama Viola 😁
Disitu Viola nya masih rambut panjang yah readers 😊
Selamat membaca 😊

***********

Suasana di halaman belakang sekolah kini mencekam. Pasal nya ada dua orang yang sedang bertengkar. Terlihat jelas raut kemarahan di wajah sang cowok. Sementara sang cewek terlihat takut dan sedih. Ntah kenapa mereka menjadi pusat perhatian para siswa Erlangga school.

Alvin menarik tangan Kisya dan menyeret nya ke suatu tempat tanpa memperdulikan Kisya yang sedang meronta-ronta kesakitan.

Emosi Alvin saat ini meledak-ledak, pasal nya ia baru saja melihat sesuatu yang menurut nya tak layak untuk di pertontonkan ke semua siswa lewat mading.

Alvin menghempaskan tangan Kisya dengan kasar, dan menatap gadis itu dalam-dalam. "Kenapa lo lakuin ini?! Gue ini bukan pacar lo Kisya!" bentak Alvin sedikit kasar.

Kisya meringis kesakitan dan menatap Alvin tajam, mata nya berkaca-kaca.

"Kenapa sih lo kasar banget sama gue sekarang? Asal lo tau, gue gak suka kalo lo dekat-dekat Viola! Gue gak suka kalo milik gue di rebut orang! Dan gue gak suka lihat lo care sama dia! Kenapa sih Vin lo tuh jahat banget sama gue?! gue sayang sama lo. Oke dulu gue emang nolak lo, dan sekarang gue nyesel Vin, gue mau kita kaya dulu lagi" ucap Kisya, ada nada getar di setiap kata yang ia ucapkan. Air mata sudah sampai di pelupuk matanya.

Alvin terdiam. Di satu sisi ia tak tega melihat Kisya sedih, tapi di sisi lain, ia emosi dan sangat marah pada Kisya. Pasal nya, Kisya sudah mempermalukan Viola. Ia kasian dengan gadis itu. Pasti sekarang sudah banyak siswa-siswa yang mencibir nya.

"Lo memang bukan pacar gue, gue sadar kalo kita hanya berteman. Tapi, gue sayang sama lo Vin, gue cinta sama lo!" tambah Kisya, air mata sudah menetes di pipi nya.

Alvin tertegun mendengar perkataan Kisya. Pernyataan cinta itu masih sulit di cerna oleh Alvin. Namun ia tak tega membiarkan gadis itu menangis karena diri nya. Ia menarik Kisya ke dalam pelukan nya, dan mengusap rambut Kisya dengan sayang.

Kenapa di saat lo mulai jatuh cinta sama gue, gue malah mencintai gadis lain? Kenapa takdir selalu mempermainkan gue?

Alvin memeluk Kisya layak nya mereka sepasang kekasih. Banyak siswa yang melihat mereka iri.

Sementara di sisi lain, Viola baru saja keluar dari kelas nya. Ia tak kuat mendengar cibiran-cibiran dari para gadis yang seruangan dengan nya. Akhirnya ia memilih bejalan-jalan di halaman belakang sekolah. Namun apa yang ia lihat, malah membuat suasana hati nya semakin kacau. Hati nya sakit, seperti tersayat-sayat oleh pisau. Pemandangan dua orang yang sedang berpelukan itu sungguh menyiksa hatinya.

Viola melihat dengan jelas, bagaimana mereka berpelukan sangat mesra, bagaimana Alvin mengelus rambut Kisya dengan sangat-sangat lembut, dan bagaimana raut wajah bahagia Kisya, dan bagaimana tatapan para gadis yang melihat mereka seolah-olah mengatakan mereka sangat cocok.

Rasanya, saat ini Viola ingin mundur saja, mundur mengharapkan Alvin, dan mundur mencintai Alvin. Karena apa? Karena ia merasa diri nya kalah sebelum berjuang. Seperti apa yang ia lihat, ia tak mungkin tega memisahkan Alvin dan Kisya yang telihat sangat mencintai satu sama lain. Namun hati nya tidak bisa di pungkiri, ia tak sanggup merelakan Alvin, mengingat sejauh mana pejuangan nya selama ini.

Apa yang bisa gue lakuin saat mereka saling mencintai? Munginkah kesempatan itu ada?

Viola melangkah menjauh dari tempat itu sementara Alvin yang merasa seperti ada yang mengawasi nya, melirik ke kanan dan ke kiri hingga jatuh lah pandangan nya pada gadis yang baru saja melangkah pergi.

****

Lucu ya..
Aku cinta kamu yang jelas-jelas cinta sama dia. 2 kali kisah cinta ku seperti ini, tapi mengapa kali ini terasa sangat menyedihkan? Sangat menyakiti hati ku. Dan mengapa kali ini sangat sulit untuk ku lupakan? Aku selalu berkhayal kamu bisa ku miliki, dan aku selalu berharap khayalan ku berubah menjadi kenyataan. Namun ternyata, khayalan tetap lah khayalan dan tak akan pernah berubah menjadi nyata.
~Viola

Angin berhembus kencang membuat helaian-helaian rambut Viola beterbangan menerpa wajah nya. Pandangan nya tetap kosong menatap langit biru. Masih lengkap dengan seragam sekolah nya, Viola kini duduk di bawah pohon besar yang ada di taman. Tempat dimana ia mencurahkan isi hatinya lewat selembar kertas.

Flashback on

Saat pulang sekolah, Viola di hadang oleh Kisya dan kedua teman nya. Viola tau apa yang akan di lakukan Kisya padanya, namun ia hanya bisa pasrah.

"Lo gak akan bisa menang dari gue! Karena Alvin cuma buat gue! Ngerti lo!" bentak Kisya kasar sambil mendorong bahu Viola hingga ia terjatuh.

Kedua teman nya tertawa puas melihat adegan itu. Sementara Viola hanya bisa diam saja. Ia tak ingin memperkeruh keadaan.

Kisya menunduk dan mensejajarkan tubuh nya dengan Viola. Ia juga mencengkram erat dagu Viola. "Mau bagaimana pun perjuangan lo buat dapetin Alvin, Alvin cinta nya tetap sama gue! Jangan pernah bermimpi bisa ngalahin gue!" cetus Kisya sembari melepas kan cengkramannya, kemudian pergi meninggalkan Viola yang meringis kesakitan.

Flashback off

Viola masih terngiang-ngiang perkataan Kisya sepulang sekolah tadi. Ntah kenapa ia jadi berpikir bahwa dirinya memang tak pantas untuk Alvin, ibarat nya Alvin seorang pangeran dan ia hanya seorang budak, dan budak tak akan bisa menjadi seorang putri untuk mendampingi pangeran.

"Gue lelah.." ucap Viola lirih. Ia kembali melihat tulisan nya kemudian membuang jauh-jauh kertas itu dengan kasar.

Ia melirik jam tangan nya sekilas. Ternyata sudah cukup lama juga Viola merenung di taman itu. Ia mengedarkan pandangan nya menelusuri taman itu, dan terlihat jelas banyak pasangan-pasangan muda sedang bercanda tawa. Jujur, Viola sangat iri.

Viola beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan taman.

Tap.

Tap.

Tap.

Ia menyusuri taman sambil memegang note book serta penanya. Namun langkah nya terhenti saat melihat pemandangan yang membuat jantung nya serasa terhenti seketika. Di sebrang sana, tak jauh dari tempat nya berdiri. Tepat nya di bawah pohon yang cukup rindang, ia melihat dua orang yang sangat di kenal nya sedang bercumbu mesra di tempat terbuka.

Tanpa sadar ia menangis untuk kesekian kali nya. Air mata mengalir dengan deras nya di pipi cantik nya itu. Tak tahan melihat adegan itu, Viola berbalik, dan melangkah pergi dengan keadaan menangis. Banyak pasang mata yang memperhatikan nya, namun ia tak perduli, hati nya benar-benar hancur.

Memang seharus nya gue berhenti cinta sama lo kak..

***

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang