KEILY POV
Gue penasaran Viola mau kemana, gue yakin dia bohong dan tujuan nya bukan mau ke toilet. Dengan terpaksa gue nyusun rencana dengan Viona, gue bakal buntutin Viola dan menyuruh Viona tetap di kantin. Mana tau ntar Viola balik lagi, terus lihat kami gak ada kan bisa gawat.
Sekarang gue lagi buntutin Viola. Tuh kan benar dugaan gue, dia gak toilet. Gue terus ngikutin dia hingga gue sadar ternyata tujuan nya ingin ke kelas kak Alvin. Mau ngapain ya dia?
Tiba-tiba gue gelagepan gara-gara Viola berbalik arah. Gue langsung lari dan ngumpet di balik tembok. Gue bisa lihat raut keraguan di wajah Viola. Cukup lama ia berdiri di situ hingga seseorang memanggil nya.
Kalian tau gak siapa yang manggil Viola? Omaygat! Pangeran incess Keily, ganteng banget ya Tuhan bikin hati Keily deg-deg ser gimana gitu. Oke Keily, kembali fokus ke Viola nya jangan ke Rey nya.
Gue lihat mereka lagi bicara serius, ntah tentang apa gue gak tau hingga mereka pergi ntah mau kemana. Gue kembali ngikutin mereka diam-diam hingga suara bel mengganggu rencana.
"Ck! Sial!" gerutu gue kesal.
Gue lihat mereka tak memperdulikan suara bel dan tetep berjalan. Demi misi, gue akhirnya memilih meninggalkan pelajaran dan tetap megikuti kemana mereka pergi.
Omaygat, omaygat! Mereka masuk ke ruang kesenian yang notabene nya sangat sepi, bahkan jarang ada yang mau kesana. Ini gila! Pikiran gue langsung negatif woi. Gak boleh Keily! Gak boleh!
Gue lihat mereka masuk dan untung nya pintu tak di tutup rapat. Gue pun mulai ngintip dari sela-sela pintu yang terbuka dan menajamkan pendengaran gue.
Gue dengar mereka membicarakan tentang kak Alvin dan gadis yang bersamanya tadi pagi.
Gue mendengarkan setiap perkataan kak Rey, dan gue terkejut mendengar bahwa gadis itu cinta pertama nya kak Alvin.Astaga, Viola kasian banget. Gue yakin pasti dia kembali patah hati. Gue kembali mendengarkan perkataan mereka.
Gue kembali terkejut mendengar kalimat kak Rey yang terakhir. Ternyata beginikah rasa nya patah hati? Sakit ya.
Kak Rey suka sama Viola, tapi Viola menolak nya. Dan kak Rey menerima itu dengan lapang dada.
Kalian tau apa yang gue pikirin sekarang? Pangeran gue baik banget ternyata. Gak seburuk yang di bilang orang-orang. Ah gue makin cinta. Gue janji akan berusaha semampu gue buat bikin kak Rey jatuh cinta sama gue. Dalam hati gue berterima kasih banget sama Viola yang uda nolak Rey.
Gue kembali nguping pembicaraan mereka hingga selesai. Gue lihat Viola ingin keluar, gue buru-buru lari dan ngumpet di belokan koridor. Gue berharap semoga Viola tak memilih jalan ini dan ternyata harapan gue terkabul. Tapi gue lihat dari kejuhan, ada cairan bening yang menetes di pipi Viola. Astaga Viola menangis.
Gue terus memperhatikan Viola sampai ia benar-benar tak terlihat lagi. Gue berjalan mendekat ke ruang seni ingin melihat kak Rey, saat gue uda di depan pintu, gue urungkan. Gue ragu. Saat gue ingin pergi, tak lama pintu ruang kesenian kembali terbuka dan keluarlah kak Rey. Omaygat bagaimana ini?
Gue lihat dia sedikit terkejut.
"Lo kan Keily teman nya Viola, ngapain disini? Ini masih jam pelajaran bukan?" tanya nya menyelidik.
Mampus lo Keily. Mau jawab apa lo sekarang?
"Emm.. I-itu kak gue hanya kebetulan lewat dan gue baru selesai menjalankan hukuman jadi keliling-keliling sebentar kan gak masalah" ucap gue bohong. Ya jelas lah bohong, orang gue dari tadi nguntit mereka.
Gue lihat Rey menyipitkan mata nya curiga.
"Kok gue gak yakin ya?" tanya nya curiga dan menatap gue intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona & Viola
Teen FictionBagaimana perasaan mu jika pacar mu hanya memanfaatkan mu agar bisa mendekati saudara kembar mu? Ini kisah tentang Viona Agrisya dan Viola Agrisya, mereka saudara kembar namun mempunyai kepribadian dan kelebihan yang berbeda. Viona gadis pemberani...