38. Gelang

11K 488 2
                                    

Sudah 2 hari Viola tak masuk sekolah dan beristirahat di rumah dan 2 hari itu juga Alvin selalu datang ke rumah nya untuk menjenguk dan melihat keadaan nya. Namun ia tak datang sendiri, ia datang bersama Kisya. Dan Kisya selalu berpura-pura sok baik di depan Alvin, seolah-olah ia tak pernah melakukan apa pun pada Viola. Begitu juga Viola, ia tak pernah bercerita pada siapa pun tentang kejadian dimana ia di bully. Tapi ada 1 orang yang mengetahui nya, yaitu Rey. Viola juga baru tau kalo Rey punya kelebihan yang sama dengan nya.

Sekarang Viola sudah merasa tubuh nya sehat dan pulih kembali. Luka memar di kening nya juga sudah mulai menghilang.

Kini ia dan Viona beserta Keily, sedang berada di kantin menikmati waktu luang dan mengisi perut.

Tanpa mereka sadari dari arah lain 3 orang gadis cantik baru saja masuk ke kantin dengan gaya sok nya. Mereka menghampiri tempat dimana Viola berada.

BRAKK!

Gadis yang bernama Kisya itu menggebrak meja dengan tampang polos nya. Seolah-olah tak merasa bersalah.

Viola, Viona dan Keily terlonjak kaget.

"APA-APAAN SIH LO?!!" bentak Viona kasar. Emosi Viona kini meluap-luap sudah tak tertahankan. Ingin rasanya ia menonjok gadis di depan nya itu.

"HEY! BIASA AJA DONG KALO NGOMONG SAMA GUE! GAK USAH PAKE NGEBENTAK SEGALA! LO PIKIR LO SIAPA HAH?!!" bentak Kisya tak mau kalah.

"Dasar orang-orang norak!" timpal Jessie seraya berkacak pinggang.

"Dengar ya terutama lo Viola! Gue tekan kan sekali lagi sama lo jangan pernah dekat-dekat sama Alvin! Lo itu jadi cewek ganjen banget sih! Kaya gak laku aja! Upss.. Mungkin memang gak laku kali ya" sindir Kisya, sontak kedua teman nya tertawa mengejek.

Viona sudah menggeram di tempat nya.

"JAGA UCAP-"

"Udah kak biarin aja dia mau ngomong apa, mending kita pergi." Viola langsung menarik tangan Viona dan Keily. Ia tak mau ada keributan di kantin apalagi itu menyangkut diri nya. Ia juga takut kalo Kisya bicara yang tidak-tidak di depan kakak nya.

Kini sampai lah mereka di dalam kelas.

"Seharus nya lo biarin aja gue ngamuk-ngamuk di kantin. Sekalian pengen gue cakar-cakar tuh muka nya si Kisya-Kisya itu! Bikin greget banget tuh cewek!" gerutu Viona kesal. Sudah di kelas pun kaki nya masih saja mencak-mencak karena emosi. Tangan nya juga melayang-melayang layak nya orang berpidato.

Fero yang baru saja masuk bersama Viko langsung mendatangi meja Viona. "Kenapa si sayang kamu marah-marah mulu?" tanya Fero yang kini ada di depan meja Viona.

"Aku kesal sama cewek yang namanya Kisya itu, sok banget!" Viona mencebikkan bibir nya kesal.

Fero menghembuskan nafas kasar, "kamu jangan marah-marah terus dong sayang, kalo lagi marah gini makin cantik tau gak" gombal Fero.

Sontak semburat merah langsung muncul di kedua pipi Viona. Viona blushing.

"Ih Fero apaan sih, aku masih kesal nih" rajuk Viona seraya mencebikkan kembali bibir nya.

Fero berpikir sejenak. Kemudian, "tuh kan kalo lagi kesal aja cantik nya nambah. Sayang kamu buat aku gemes.." gombal Fero lagi.

Kini Viona yang terdiam. Ia malu saat ini, hati nya tiba-tiba saja luluh saat di gombalin Fero. Ia pun hanya bisa senyum malu-malu.

Viola yang melihat itu sangat senang. Ternyata indah ya jatuh cinta itu?

Kapan gue bisa kaya gitu? Mencintai dan dicintai..
Gue lelah kalo harus mencintai tanpa ada yang cinta sama gue..

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang