Pagi ini Viola sudah bertekad untuk melupakan Alvin dan tak akan pernah menampakkan wajah nya lagi di depan Alvin. Yah memang terdengar mustahil, sebab mereka satu sekolah. Walaupun berbeda kelas namun, tak mungkin dong jika tidak sengaja bertemu? Tapi ntah lah, Viola sedang memantapkan hati nya untuk bisa merelakan Alvin. Karena sejujurnya, ia tak rela jika harus merebut kebahagian orang lain, dan ia lebih memilih mundur dan pergi menjauh.
Viola, Viona dan Keily sedang duduk di perpustakaan saat ini. Mereka sibuk dengan buku mereka masing-masing. Namun berbeda dengan Viola yang tak bisa serius dan menghayati buku yang ia baca. Pasalnya, pikiran nya berkelana ntah kemana. Sejak pemandangan di taman waktu itu, sampai sekarang ia tak pernah melihat Alvin lagi.
Logika nya berkata ia harus pergi sejauh-jauh nya. Namun hati nya berkata, sejujur nya ia merindukan Alvin, bahkan amat sangat rindu. Seperti saat ini, ia ingin sekali bertemu dengan Alvin walau hanya sekilas.
Tes..
Tak terasa setetes air mata jatuh di pipi kiri Viola. Sadar akan hal itu, Viola buru-buru mengusap air mata itu.
Tanpa Viola sadari, Viona memperhatikan gerak-gerik nya sejak tadi. "Kalo lo gak sanggup, kenapa lo lakuin?" kata Viona tiba-tiba, ntah sejak kapan ia menatap Viola dan kemana pergi nya buku yang ia baca tadi? Viola bertanya-tanya pada diri nya sendiri.
Masih dengan ekspresi kaget nya Viola mencoba menjawab, "Gue yakin gue sanggup kak."
Viona terdiam.
"Gimana lo bisa yakin kalo lo sanggup? Kalo hanya memikirkan nya saja lo nangis? Jangan siksa diri lo sendiri La" seru Keily tiba-tiba. Ternyata dari tadi ia pun tak konsen dengan buku nya dan memperhatikan gerak-gerik Viola.
Viola terdiam. Apa yang di katakan Keily memang benar ada nya. Bagaimana diri nya bisa yakin jika begini saja ia masih terlalu cengeng?
"Gue gak tau harus gimana Kei? jujur gue memang gak sanggup, apapun itu jika tentang dia, gue belum bisa rela. Bahkan hanya karena rindu pada nya saja gue masih menitikkan air mata. Dan lo tau? Rasanya amat sangat sakit.." ucap Viola sembari menundukkan kepala nya.
Setelah percakapan itu, mereka terdiam. Tak ada lagi yang memulai pembicaraan atau bahkan berani berkata sepatah kata pun hingga Viola memilih untuk pergi meninggalkan perpustakaan.
****
Teetttt... Tettttt...
Bel pulang berbunyi menandakan semua siswa sudah di perbolehkan pulang.
Viona dan Viola baru saja keluar dari kelas. Jangan tanya Keily kemana, sebab ia telah pulang duluan.
Tiba-tiba saja Fero datang dari belakang dan langsung menggandeng tangan Viona, membuat si kembar terhenyak.
"Yuk sayang pulang" kata Fero dengan manis nya.
"Kamu duluan aja ya sayang, aku gak mungkin biarin Viola pulang sendiri" tolak Viona secara halus sembari melirik Viola.
Viola yang mengerti akan perasaan Fero, ia memilih mengalah.
"Gapapa kak, lo sama Fero aja yah. Gue mau ke toko buku dulu mau beli stok novel terbaru. Uda ya kak gue tinggal. Fero gue titip kakak gue." tanpa babibubebo Viola langsung berlari meninggalkan Viona yang mematung dan belum sempat mengatakan apapun.
Melihat Viola yang mulai menjauh, Viona hanya bisa menggelengkan kepala nya, melihat tingkah adik nya yang teramat baik itu.
Mereka pun mengikuti jejak Viola, dan memilih pulang.
Sementara Viola, ia bingung ntah mau kemana. Pasal nya ia tadi hanya berbohong berusaha mengelak agar kakak nya bisa pulang dengan Fero.
Saat ini Viola tidak tahu mau kemana. Ia memilih berjalan menuju halaman belakang sekolah. Ntah kenapa tempat itu menjadi tempat favorit nya, khusus untuk diri nya menyendiri.
Namun, tanpa di duga dan tak sengaja, Viola bertemu dengan Alvin saat dirinya hendak berbelok ke arah halaman belakang. Sedetik kemudian mata mereka saling bertemu, tapi Viola ingat bahwa ia sedang mencoba melupakan Alvin. Viola langsung mengalihkan pandangan nya dan mengacuhkan Alvin yang masih menatap diri nya.
Kenapa di saat seperti ini gue harus ketemu sama dia?
Viola merasakan jantung nya berdetak kencang. Rasa rindu nya terobati walaupun hanya sekilas.
Dengan segera mungkin Viola berlari dan menjauh dari Alvin. Ia tak mau usaha nya terasa sia-sia. Viola berusaha menghindar sebisa mungkin. Saat ini Viola bersembunyi di halaman belakang, tepat nya di balik pohon besar tempat dimana ia sering menyendiri.
Viola mengatur ritme jantung nya yang berdetak sangat cepat dan menstabilkan nafas nya yang tidak beraturan.
"Hoshhh.. Hoshh.., ternyata ini sangat melelahkan, susah juga kalo gue harus kaya gini tiap ketemu kak Alvin" ucap Viola sembari menetralkan detak jantung nya.
Viola memejamkan mata nya sejenak sambil menyandar di balik pohon besar itu.
"Lo pikir lo bisa ngehindar dari gue?!"
Skakmat!
Viola mendadak membuka mata nya, sontak ia terkejut melihat siapa yang ada di depan nya saat ini. "Ka-ka-kak nga-pain dis-sini?" ucap Viola kaku. Lidah nya terasa keluh seketika. Dan saat itu pula kaki nya terasa lemas, hingga tak terasa tubuh Viola luruh ke rerumputan.
Bukan nya malah menjawab pertanyaan Viola, Alvin malah memandangi wajah Viola.
"Lo boleh benci gue, lo boleh marah sama gue, tapi gue mohon jangan pernah jauhin gue, gue gak bisa kaya gini Viola, gue gak bisa jauh dari lo" seru Alvin lirih.
Deg!
Viola tertegun sejenak. Bukan hanya karena kata-kata Alvin, namun melihat Alvin yang tiba-tiba memeluk nya cukup erat saat ini. Jujur, ia melihat kesedihan di mata Alvin, ntah kesedihan seperti apa, yang jelas Viola merasa hati dan pikiran nya saat ini sedang kacau. Pikiran nya terus berkata untuk menolak namun hati nya tak bisa untuk menolak apa yang di lakukan Alvin saat ini pada nya.
Andai hidup tak serumit ini, andai kau bisa dengan mudah nya ku raih, andai tak ada penghalang diantara kita, aku pun tak ingin seperti ini...
Viola menangis dalam diam. Baru kali ini ia merasakan hidup nya sungguh sangat menyedihkan. Dan baru kali ini ia merasakan sakit yang sangat teramat dalam di hati nya.
Kenapa? Kenapa mencintaimu harus sesakit ini?
***
Halo para readers yang selalu setia baca cerita aku 😘
Author kembali lagi ni, kembali update part yg menarik, maaf ya author uda lama banget gak update, author lagi sibuk ni readers, author masih jalanin pendidikan selama 6 bulan, mohon pengertian nya ya readers, author janji bakal sering2 update dan namatin cerita ini. Tunggu part selanjutnya ya 😘
Salam manis dari author 😘😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona & Viola
Teen FictionBagaimana perasaan mu jika pacar mu hanya memanfaatkan mu agar bisa mendekati saudara kembar mu? Ini kisah tentang Viona Agrisya dan Viola Agrisya, mereka saudara kembar namun mempunyai kepribadian dan kelebihan yang berbeda. Viona gadis pemberani...