30. Terlalu Baik

14.5K 582 4
                                    

Viona melangkah dengan perasan sedih bercampur kecewa. Seandainya tadi ia tak menguntit Fero, pasti ia tak akan tau kebohongan apa yang di simpan pacar nya dan juga adik nya.

Viona melihat kedua sosok yang paling ia sayang itu menatap nya dengan ekspresi terkejut.

Kini Viona berdiri tepat di depan Fero, "gue kira lo cowok baik, gue kira lo beda dari cowok lain nya, ternyata lo sama! Lo tau gak? Dengan lo nyakitin adik gue kaya gini, secara gak langsung lo juga nyakitin gue Fero. Kenapa lo manfaatin kebaikan adik gue? Lo tau kan adik gue ini kelewat baik dan juga polos, tapi kenapa lo masih tega manfaatin dia? Seharus nya dari awal gue gak pernah buka hati gue buat lo, gue benci sama lo!" setelah mengucapkan itu, Viona menangis dan pergi dari hadapan Fero.

Sedangkan Fero hanya bisa menatap kepergian kekasih nya dengan tatapan sedih. Memang dia yang salah.

Viola juga hanya bisa menatap kepergian kakak nya. Sejujur nya, ia tak apa jika Fero menyakiti nya asal bukan kakak nya. Ia tak masalah jika harus menderita asal kakak nya bahagia. Ia melirik Fero sekilas.

Viola menepuk pundak Fero hingga Fero menoleh.

"Gue janji, gue bakal memperbaiki hubungan lo sama kakak gue. Tenang aja, gue bakal berusaha semampu gue agar hubungan kalian membaik. Kalo gitu gue nyusul kakak gue dulu ya" ucap Viola lalu pergi menyusul Viona.

Kini tinggal lah Fero sendiri di perpustakaan.

Gue uda jahat banget sama lo, tapi kenapa lo tetap baik ke gue? Lo terlalu baik Viola, dan gue terlalu bodoh pernah nyakitin gadis sebaik lo.

****

VIOLA POV

Kakak gue cepat banget ngilang nya. Gue sampe lari-lari di koridor sekolah buat nyusul kakak gue, tapi gue kehilangan jejak nya.

Gue harus secepat nya nemuin kakak gue. Gue gak mau dia kenapa-kenapa. Gue yakin saat ini di butuh tempat untuk bersandar. Gue jadi ngerasa gagal jadi seorang adik yang baik.

Saat ini, semua tempat uda gue jelajahin, tapi kakak gue masih belum ketemu. Untung saja hari ini free les. 

Tinggal halaman belakang sekolah yang belum gue cek. Saat gue ingin melangkah kan kaki cantik gue, tiba-tiba seseorang manggil gue.

"Viola!" panggil orang itu. Gue pun langsung menoleh dan melihat siapa pemilik suara itu.

Kak Alvin?

Sumpah, tiba-tiba jantung gue berdegup kencang hanya karena melihat dia. Ada apa dengan jantung gue?

Gue lihat kak Alvin melangkah maju mendekati gue, dan kini dia tepat di depan gue.

"A-ada ap-pa kak?" tanya gue gugup, seolah-olah gue adalah seorang tersangka.

"Ayo ikut gue" katanya datar. Dan tiba-tiba saja tangan gue uda di tarik-tarik aja sama dia. Gak sopan banget kan?

"Eh tunggu kak, tapi gue gak bisa ikut lo dan gue juga gak mau. Ada hal penting yang harus gue lakuin" ucap gue berusaha menolak secara halus.

Dan tiba-tiba saja wajah kak Alvin terlihat menyeramkan dan terlihat dingin. Kenapa dia? Apa ada yang salah dengan kata-kata gue barusan?

"Lo harus ikut gue, titik!" kata nya tegas.

Kenapa dia jadi maksa-maksa gue?

"Gue gak bisa kak, gue harus pergi" tolak gue lagi. Gue melepas cekalan tangan nya dan berbalik arah. Baru saja gue ingin lari, tiba-tiba gue ngerasa tubuh gue melayang. Sekali lagi gue tegaskan MELAYANG! Astaga dia ngegendong gue ala bridal style. Dan apa itu? Dia tersenyum licik, gue sampe bergidik ngeri.

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang