15. Menyebalkan

12.4K 562 2
                                    

Hay para readers :)
Ada foto alvin tuh :)
Cakep yak :)
Terus ikuti cerita ku ya :)

****


Viona berjalan mengendap-ngendap melewati kamar Viola. Ia tak mau ketahuan Viola kalo dirinya akan pergi dengan seorang lelaki, ia tak mau Viola banyak tanya nanti nya yang lebih parah nya lagi minta ikut. Malam ini Fero mengajak nya dinner di salah satu restoran termewah milik keluarga Fero.

Viona mempercepat langkah nya dan segera menghampiri Fero yang sudah stand by menunggu Viola di luar. Hari ini Fero membawa mobil ferrari nya.

Tanpa pamit dengan Viola, Viona pun pergi dari pekarangan rumah mereka.

Sementara Viola, sedang uring-uringan di kamar nya. Ia merasa bete sekali sekaligus bosan. Ia bingung harus ngapain. Sejak dirinya menceritakan semua masa lalu itu sama Fero, Fero pun tak ada mengabari nya.

Dengan malas, ia keluar kamar berniat untuk mengambil segelas air, namun ia tercengang melihat pintu rumah nya terbuka lebar. Perasaan was-was pun menghampiri benak nya. Apa jangan-jangan ada maling? OMG kalo ada maling beneran gimana?

Dengan cekatan, Viola menutup kembali pintu itu, namun ia masih bisa merasakan aroma yang sangat wangi setelah menutup pintu, dan wangi itu adalah wangi parfum Viona, ia yakin sekali. Apa jangan-jangan Viona pergi diam-diam lagi? Ah tega sekali sih dia.

Viola berniat masuk ke kamar Viona untuk melihat apakah Viona ada di kamar nya atau tidak, namun saat ingin menaikki tangga, rasa haus di tenggorokan nya semakin terasa. Alhasil ia berjalan ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil segelas air. Setelah itu, barulah ia ke kamar Viona.

Betapa kaget nya ia melihat kamar Viona yang berantakan. Banyak baju berserakan di atas tempat tidur, dan juga wangi parfum yang masih baru di semprot. Dan sekarang feeling nya benar, Viona pergi tanpa sepengetahuan nya. Hal itu membuat Viola merasa kesal sekaligus sedih. Sebab, apa salah nya jika Viona pamitan? Toh juga dia gak bakalan ngelarang. Dia hanya ingin tau kemana kakak nya itu pergi.

Dengan perasaan yang sulit di jelaskan, Viola keluar dari kamar Viona dan kembali kekamarnya sendiri, bukan untuk tidur kembali, namun untuk berganti pakaian. Ia akan pergi keluar untuk mencari udara segar.

Setelah semua sudah siap, ia pergi mengendarai motor kesayangannya itu.

***

Kedua pasangan itu sedang menikmati makan malam romantis mereka. Sang gadis selalu saja tersenyum malu saat sang lelaki mencoba menggoda nya.

"Lo cantik banget malam ini" ucap Fero sembari menatap Viona dengan tatapan yang sulit di artikan.

Viona hanya tersenyum saja. Ia tak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata.

"Gue pengen pas acara ultah sekolah nanti, lo liat gue tampil ya. Gue bakal nyanyiin sebuah lagu khusus buat lo Viona" ucap Fero lembut.

Viona hanya mengangguk saja. Ia sangat menikmati malam ini. Bagaimana tidak? Semua makanan yang tersedia adalah makanan kesukaan Viona. Ada pizza berukuran sangat besar, ada juga Vanilla foat kesukaan nya dan makanan penutup nya adalah coklat yang di lelehkan dan ditaburi kacang di atas nya ditambah dengan buah cerry yang di potong-potong. Semua itu adalah makanan kesukaan nya, bagaimana bisa Fero tau apa yang ia suka? Ia merasa senang sekali.

"Emm, Fero" panggil Viona lembut.

"Ya?" jawab Fero.

"Gue senang banget hari ini, makasih uda ngajak gue makan malam di restoran seromantis ini, dan gue suka banget sama menu yang lo pesanin ini, lo tau? Ini semua makanan kesukaan gue" ucap Viona tanpa malu-malu.

"Oh ya? Feeling gue bagus dong malam ini, gue kira lo gak suka sama makanan yang gue pesan" balas Fero pura-pura gak tau. Padahal sebenarnya ia tau apa yang Viona suka dan yang tak di suka Viona.

"Gue suka kok, malah suka banget, makasih ya" Viona tersenyum manis, dan senyuman itu membuat hati Fero bergetar.

"Gue akan ngelakuin apa aja asal lo bahagia" ucap Fero santai, namun perkataan nya mampu membuat Viona melayang ke angkasa.

Mereka kembali menikmati hidangan yang ada di depan mereka.

Sementara di sisi lain, Viola baru saja memasuki FA resto dengan perasaan gembira dan memilih tempat yang paling belakang, karena ia sedikit minder, banyak orang berdatangan dan membawa pasangan. Sedangkan diri nya hanya datang sendirian, memang nasib sang jomblo. Saat ini ia ingin sekali makan seafood saus keju disini. Begitu lah menu utama yang ia baca yang bisa menbuat nya langsung tergiur hanya dengan membaca nama makanan nya saja.

Setelah memesan pada sang pelayan, ia melihat seisi restoran itu sembari menunggu pesanan nya tiba. Namun pemandangan yang berada tak jauh dari nya, membuat nya membelalakkan matanya kaget. Ia melihat Fero berada di restoran yang sama dengan nya, namun Fero tidaklah sendirian tetapi berdua dengan seorang gadis yang berwajah sama dengan nya.

WHAT? wajah sama? Bola mata Viola semakin membesar seakan-akan ingin meloncat keluar.

Saat ini ia melihat Viona sedang bersama dengan Fero, dan mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi.

Viola membisu seketika. Perasaan nya bagaimana? Itulah yang sulit di artikan. Sakit bercampur perih bercampur kecewa juga bercampur bahagia karena melihat kakak nya bisa tersenyum setulus itu dengan seorang lelaki. Namun perasaan yang paling dominan di rasakan nya adalah sakit.

Dengan sekuat tenaga ia menahan tangis nya, dan ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Dengan cepat ia melangkah menuju kasir.

"Maaf mbak, pesanan saya tadi di bungkus saja ya" ucap Viola pada sang kasir.

"Maaf mbak, pesanan mbak yang mana ya?" tanya sang kasir.

"Seafood saus keju mbak, tolong cepat ya mbak" balas Viola. Sang kasir lalu memanggil salah satu pelayan dan menyuruh agar pesanan Viola di bungkus saja. Tak lama pesanan itu datang, Viola langsung membayar nya dan keluar dari resto itu keburu di lihat oleh Viona.

Bruukk..

Karena tak hati-hati Viola menabrak seseorang dan terjatuh hingga makanan yang ia bawa terlempar ke jalanan dan berserakan.

Dengan cepat Viola segera bangkit dan menatap makanan itu iba.

"Omg makanan gue hancur" ucap Viola sembari berjalan mendekat ke arah makanan nya itu tanpa memperdulikan orang yang ia tabrak tadi.

Orang yang di tabrak Viola merasa kesal. Mood nya hilang seketika. Ia menghampiri gadis yang menabrak nya itu dengan sedikit emosi yang memuncak.

"Woi, kalo jalan pake mata dong!" sewot orang itu dengan suara agak berat karena amarah nya sedikit memuncak.

Viola tertegun sebentar.

Gawat nih, harimau ngamuk deh kaya nya, ceroboh banget sih gue, batin Viola.

"Maaf om, saya gak sengaja" ucap Viola sambil menundukkan kepala dan masih membelakangi orang itu.

"Om? Lo kira gue om om? Kalo ngomong sama orang itu tatap wajah nya, gak sopan banget sih lo!" sewot orang itu lagi.

Viola merasa kesal karena orang itu malah marah-marah. Menyebalkan sekali orang itu.

"Gue kan uda minta maaf! Lo kok nyo—" ucapan Viola terhenti saat dirinya membalikkan badan nya dan menatap orang itu.

"LO" ucap mereka bersamaan.

Ya Viola kaget melihat Alvin, begitu juga Alvin, kaget melihat Viola.

"Ma-maaf kak, gue kan gak sengaja, lagian gue yang paling di rugiin, liat tuh makanan gue sudah hancur berantakan" ucap Viola lirih.

"Itu bukan urusan gue, lagian memang itu kesalahan lo!" balas Alvin tak acuh, lalu pergi meninggalkan Viola yang masih melongo.

Dasar, gak punya perasaan. Batu banget sih tuh orang! Nyebelin! Sial banget sih gue malam ini. Ketemu pacar lagi dinner sama cewek lain, sekarang makanan gue beserakan di jalanan gara-gara jalan gak hati-hati. Argghh! Sungguh menyebalkan.

***

Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang