•SEVENTEEN•

4.3K 270 1
                                    

            Hot News

💥💥💥

   Gita merasa risih sedari ia di dalam ruangan ini. Hari ini termasuk yang kedua kalinya ia berada di ruang OSIS. Ia duduk di sebelah Erigo karena laki-laki itu menyuruhnya. Katanya, sih Waketos sama Ketos itu harus saling berdampingan.

   Namun justru hal itu membuat banyak mulut yang berbisik.

   "Selasa depan kita meeting di sini sepulang sekolah untuk mempersiapkan Hari Kesaktian Pancasila."tutup Erigo sebelum semua bubar.

   Ada hal lain yang membuatnya bingung. Tingkah Erigo berbeda. Setelah memasuki ruang OSIS, laki-laki itu tegas dan berbicara dengan suara berat sewaktu membuka pertemuan, yang tidak pernah didengar Gita sebelumnya. Bukan seperti Erigo yang selalu mengeluarkan suara menyebalkan ketika berbicara dengannya. Tetapi, ada yang tidak berubah darinya.

   Celetukan dan lelucon yang membuat anggota lain tertawa.

   "Lain kali gue duduknya gabung sama yang lain aja."ucap Gita ketika mereka hanya berdua di ruang OSIS, hendak keluar.

   Erigo mengerutkan dahi. "Kenapa? Lo, kan Waketos."

   Gita menaikkan kedua bahunya. "Nggak enak. Lo nggak nyadar kalau sepanjang pertemuan tadi kita jadi pembicaraan anggota lain? Gue nggak mau ada gosip-gosip aneh."

   "Oh itu."Erigo menyadarinya. "Gue mah daridulu udah beredar gosip-gosip. Ya, kalau ada sih, diemin aja."

   Ya. Memang mudah buat lo.

   Drrt.. drrt..

   Erigo melirik Gita yang mengambil handphonenya. Ia bisa tahu gadis itu sedikit terkejut dengan nama penelepon.

   "Iya Pak?"

   Sepertinya penting.

   "Saya ke sana, Pak."Gita menurunkan handphonenya, memberi kode kalau ia ada urusan, dan keluar sembari menelepon kembali.

   Laki-laki itu sedikit penasaran. Ia sempat melihat ussername di layar handphone Gita.

   Pak Hernawan.

   Sedikit mirip dengan orang yang dikenal Erigo.

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang