•FIFTY THREE•

3.7K 226 0
                                    

            Sun and Moon

💥💥💥

Teriknya matahari hari ini membuat setiap orang ingin memakan es krim. Gita tengah duduk di atas beton yang ditumpuk seperti piramida di bawah langit biru. Ia menunggu seseorang yang pergi sejenak.

   Gita mendongak ke atas dengan kedua mata terpejam. Dibiarkannya panas mentari membakar kulitnya. Tidak peduli karena hanya itu yang membuat Gita merasa tenang.

   Ia menyukai matahari.

   Menyadari tangannya disenggol, ia membuka kedua matanya dan mendapati es krim di tangan seseorang. Gita tersenyum, mengambil es krim itu, dan mengucapkan terima kasih. Laki-laki itu duduk di sebelahnya.

   "Gue juga penyuka matahari."

    Gita menatap lurus. Menunggu lanjutannya.

   "Nggak ada alasan."

   Sama. Gita juga tidak ada alasan.

   Melihat tidak ada respon dari Gita, laki-laki itu membuka bungkus es krim. Lalu, ia mengambil es krim yang daritadi Gita pegang dan menyerahkan yang sudah dibuka.

   "Nunggu lo bengong, mah, udah cair."ujarnya ketika Gita menatapnya dengan heran.

   "Ah, sorry, Kak."Gita merasa mengabaikan Kevin daritadi.

   "Ada yang nggak berjalan sesuai dengan keinginan?"

   Gita menutup mulutnya rapat-rapat. Ia terbiasa untuk tidak berbagi masalah dengan orang lain. Gita selalu membebankan dirinya sendiri agar tidak ada orang yang terbebani dengan dirinya. Ia ingin berteman karena keinginannya sendiri, bukan untuk merepotkan.

   "Kak—."

   "Gue nggak maksa lo buat balas perasaan gue."sela Kevin, lalu membiarkan poninya berterbangan terkena angin. "Perasaan memang suka berubah karena manusiapun pasti mengalami perubahan di dalam hidupnya. Kehadiran Erigo membuat lo nggak terlalu jatuh karena pernah merasa kalau gue nggak bakal bisa lo dapetin. Gue senang kalau lo nggak terlalu sama sakit hati."

   "Dan hati gue, hanya menunggu pemilik sejatinya. Entah itu esok, lusa, atau seterusnya, perasaan gue ke lo mungkin aja berubah seiring perubahan waktu. Jadi, lo jangan terbebani dengan rasa suka gue."

   Gita menunduk semakin dalam. "Maaf Kak, buat segalanya."

   "Nggak pa-pa."hibur Kevin, berusaha tidak membuat Gita keberatan.

   Gita tahu, Kevin adalah orang yang baik. Karena kehangatan hatinya, Gita pernah jatuh hati dengannya. Ketika ia menyatakan sekaligus menepis perasaan itu, dadanya sakit bukan main. Kakinya gemetar dan air mata terus-menerus mengalir di pipi.

   Begitu Kevin membalasnya, ia merasa sedikit janggal.

   "Matahari dan bulan nggak pernah bisa bersama."ujar Gita, lalu memejamkan matanya. "Karena mereka berperan penting dalam suatu keadaan yang berbeda. Matahari mencerahkan siang dan bulan menyinari malam. Matahari ditemani awan, sedangkan bulan ditemani bintang-bintang."

   Terlalu menyesakkan untuk dikatakan.

   "Tapi, bulan nggak bisa menerangi malam jika matahari nggak memberikan sinar untuknya."ujar Kevin sendu. "Tanpa lo sadari, mereka di sana saling melengkapi. Ketika matahari harus menyinari sebuah belahan bumi, bulan akan membantunya menerangi belahan bumi lainnya. Jika nggak ada matahari, bulan akan redup. Jika bulan nggak ada, belahan bumi yang nggak tersinar matahari hanya akan disinari bintang-bintang yang menghasilkan remang-remang."

   Dan Kevin membuatnya menangis untuk seseorang lagi.

   Seseorang yang bisa membolak-balikkan hatinya.

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang