• THIRTY FOUR •

3.8K 227 0
                                    

A choice

💥💥💥

"Go."

   Erigo yang sedang duduk-duduk di teras belakang rumah Ari, terkejut ketika laki-laki itu sudah duduk disampingnya. Tadinya, ia keluar ingin menghirup udara segar. Padahal, hanya sekedar alasan.

   "Sam mana?"tanya Erigo ketika laki-laki itu tidak ada.

   "Lagi boker, kebanyakan makan putri salju emak gue."jawab Ari.

   Hening.

   Kalau berdua dengan Ari begini, Erigo tidak tahu harus bicara apa. Kalau ada Sam, kan, laki-laki itu bisa mencairkan suasana. Masalahnya, Erigo itu sedikit canggung dan Ari memang sangat canggung.

   "Tadi, ada yang mau lo sampein, kan?"

   Pertanyaan itu membuat Erigo tersentak. "Nanya?"

   Ari mengangguk. "Lo tahu, gue adalah orang yang paling peka di antara kita bertiga."

   "Rasa gue nggak, tuh."elak Erigo.

   Bukan Erigo tidak menganggap mereka sahabat. Tetapi, tetap saja ini rahasia.

   "Gita."

   Mendengar nama itu, Erigo merasa lega. Untung saja Ari tidak menanyakan masalah tadi.

   Tetapi, ia menjadi bingung. "Gita? Kenapa?"

   Melihat tatapan menyelidik dari Ari, Erigo menghela nafas.

   "Gue nggak suka dia, udeh."

   Seakan-akan tidak puas, Ari tetap mengintograsinya. "Ah, beneran? Bukannya jantung lo tadi seakan mau copot?"

   Ya, Erigo tahu, kalau Ari memang yang paling peka dari mereka bertiga.

   "Gue abis lari-lari, ya wajarlah."

   "Keringat aja nggak, tuh."

   Oke. Ari sukses memojokkannya. Erigo berbalik, menghadap Ari.

   "Jadi, mau lo apa?"

   Ari menggeleng. "Seharusnya, gue yang nanya. Mau lo apa?"

   Erigo mengerutkan dahinya. Tidak mengerti.

   "Lo mau Gita tetap dalam keadaan kayak gini atau nggak ada hubungan apa-apa lagi sama dia?"

   Melihat Erigo yang diam, Ari tersenyum.

   "Lo aja bimbang dengan pertanyaan kayak begitu. Gimana lo bisa paham dengan kondisi hati lo sendiri?"

   Sindiran Ari ternyata lebih kejam dari sindiran Sam yang tadi.

   "RIII, MAU PUTRI SALJU LAGI!"teriakan Sam menggema hingga keluar.

   Ari menepuk bahu Erigo. "Kadang, cinta memang datangnya telat karena dua hal. Lo yang nggak ngehargai atau lo yang nggak peka dengan perasaan sendiri."

   Sebelum Ari masuk, Erigo mendengar kalimat laki-laki itu.

   "Gue nggak mau lo kayak gue, Go."

   Erigo mengacak rambutnya, gusar. Pertama kalinya ia merasa sebimbang ini dengan dirinya sendiri.

   Dia yang sekarang adalah yang menyukai Gita atau tidak menyukai gadis itu sama sekali?

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang