• FOURTY TWO •

3.9K 244 4
                                    

who is doesn't like Brigitta Novera?

💥💥💥

   Gita memasuki ruang musik, setelah hampir dua bulan lamanya.

Ia memandang keyboard yang dulu dimainkannya. Keyboard itu sedikit berdebu, membuat Gita meniup-niup untuk membersihkannya. Dulu, dia memang tidak akan membiarkan benda itu kotor sedikitpun.

"Ruangan ini nggak dipakai lagi setelah pentas waktu itu."ucap Kevin, membuat Gita memanggut-manggut.

Gita duduk agak berjauhan dengan laki-laki itu yang menyebabkan kesunyian di antara mereka berdua.

Tentunya, dia membenci suasana seperti ini.

"Makasih, Git, udah bela-belain belajar keyboard dengan Moli buat nerima permintaan gue."

Gita tertegun sejenak. Tunggu, darimana Kevin tahu kalau ia mempelajari keyboard dari Moli? Ya, memang benar, sih. Moli, kan les keyboard dan Gita meminta sahabatnya itu mengajari not-not dasar setelah Kevin bercerita kalau klub musik mereka kekurangan pemain keyboard.

Padahal ada banyak waktu yang terbuang untuk itu.

"Ah, enggak. Gue juga lagi penasaran sama keyboard."balas Gita, yang seperti biasanya, tidak bisa menerima sesuatu dengan mentah-mentah.

Anggap saja dia jujur.

"Dan masalah Tere....,"Kevin berdehem, membuat Gita tidak ingin mendengarkannya lebih lanjut lagi.

Apakah laki-laki itu tidak paham akan perasaannya?

"Tere itu sepupu gue."

Gita menatap Kevin dengan muka blo'on-nya. "Ha...?"

Kevin mengangguk, membenarkannya kembali. "Dia sepupu gue dan tinggal satu kawasan sama gue. Keluarga besar gue memang tinggal di satu kawasan, beda rumah aja."

Gita merasa malu mendengarnya. Dia sudah bertindak sok benar dan sok tahu.

"Anu—,"

"Nggak pa-pa. Lagian salah kita juga, sih, nggak mau dibeberin ke orang-orang, jadinya banyak berita."sela Kevin, membuat Gita sangat merasa bersalah.

Dan selanjutnya, diam sejenak.

Baik Gita dan Kevin, enggan bersuara lagi. Bagi Gita, sangat sulit menatap Kevin setelah hari itu, dimana dia mengungkapkan perasaannya dihadapan Kevin. Sebut saja Gita masih merasa malu.

"Kenapa lo nggak bilang, kalau suka sama gue?"

Kedua mata Gita mengerjap. "Eh?"

Kevin memiringkan kepalanya, tersenyum.

"Kalau gitu, lo nggak akan jatuh cinta sendirian."

Rasanya, jantung Gita hampir copot.

"Siapa, sih, yang tidak menyukai Brigitta Novera?"

💥💥💥

"Paan, sih Git!"

Moli tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tanpa angin tanpa hujan, Gita menghujaninya pukulan mautan.

"Coba jelasin!"ucap Moli setelah menangkap kedua tangan Gita.

Gadis itu duduk, berbisik. "Lo cerita apa aja ke Kak Kevin?"

Moli menangkap maksudnya. Tentang Kak Kevin, toh.

"Dia cuman nanya dikit, kok."jawab Moli. "Pas lo nggak masuk, gue ketemu dia. Terus dia nanya lo masih suka main keyboard atau enggak. Ya, gue jawab aja lo nggak suka banget sama keyboard. Gue bilang, Gita masih sukaan Kakak daripada keyboard."

"Terus dia nanya, lo belajar keyboard dengan siapa. Ya, gue jawablah, si cantik ini."lanjutnya, pede.

"Argh!"Gita menjambak rambutnya sendiri, membuat Moli sedikit bingung.

"Lo ketemu Kak Kevin?"

Baru nyambung dia.

"Ah, bodo!"

"Ceritain ke gue!"pinta Moli, membuat Gita menceritakannya secara rinci.

Setelah itu, Moli melebarkan kedua matanya. "Eh, anjir! Wah, gue nggak nyangka...."

Ya, seharusnya, Gita lebih senang dari Moli.

"Kak Kevin suka sama lo juga?"

"Ya enggak tahu, deh,"balas Gita dengan lesu. "Dia-nya aja cuman bilang begitu. Bisa aja, kan, dia nggak suka sama gue."

"Gue tahu, sih, lo nggak mau dibaperin lagi,"ujar Moli dengan semangat. "Tapi, kalau kata-kata itu yang keluar, lo mesti baper. Asli, benar-benar baper."

Gita mengangkat kedua bahunya, lalu menimbun wajahnya di atas lipatan tangan. Entah kenapa, sedaritadi, hatinya berdebar, enggan tenang. Seperti ada sesuatu yang memacunya. Entah apa itu.

"Dan Kak Kevin cuman yang bisa bilang, siapa yang nggak suka Brigitta Novera? Eh anjir, kurang so sweet apa, tuh cowok!"

Gita meletakkan telunjuknya di depan bibir, menyuruh Moli memelankan suaranya. Moli mengangguk, mengerti. Kelas semakin ramai.

"Tapi, cowok yang begitu, bakal kalah dengan cowok yang selalu dipikiran lo. Ye, nggak Git?"

Entah kenapa, Gita merasa Moli seakan-akan menyindirnya.

Tunggu, kenapa Gita merasa tersindir?

Ah, jantung, kau berdetak untuk siapa?

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang