•EIGHTEEN•

4.7K 285 1
                                    

            Broken Heart

💥💥💥

   Kevin tersenyum lega ketika melihat Gita yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

   "Git."panggilnya, membuat gadis itu menoleh, sedikit terkejut.

   "Loh? Kak Kevin?"

   Kevin membalas. "Lo nggak lupa, kan kalau hari ini latihan?"

   Refleks, Gita menepuk dahinya. "Kalau nggak diingetin pasti lupa."

   Keduanya berjalan ringan ruang musik yang jaraknya lumayan jauh dari sana. Kevin mengajak Gita mengobrol ringan. Seperti bertanya tentang anggota osis lain hingga pelajaran yang tadi dipelajari Gita.

   Kalau bisa dibilang, Kevin adalah gambaran Kakak yang ideal bagi Gita.

   Latihan berlangsung selama satu jam. Mereka berlatih berdua. Kedua anggota yang lain tidak bisa hadir. Bukan. Yang lain sudah latihan ketika istirahat tadi karena tahu kalau tidak bisa latihan ketika pulang sekolah.

   Seperti biasa Kevin membelikannya sebotol air mineral.

   "Nggak usah repot-repot, Kak."ucap Gita yang lama-kelamaan merasa tidak enak.

   "Nggak ngerepotin, kok. Cuman air mineral doang."jawab Kevin, memaksa Gita menerima botol air itu dan mengucapkan terima kasih.

   "Habis ngapain ke ruang kepsek?"

   Pertanyaan tiba-tiba Kevin membuat Gita keselek air. Laki-laki itu dengan cepat menepuk-nepuk punggung gadis itu dengan raut wajah cemas.

   "Nggak pa-pa, Kak."sahut Gita yang masih terbatuk-batuk.

   "Minumnya pelan-pelan dong."pesan Kevin yang tampaknya khawatir.

   Teringat lagi ia kejadian sejam yang lalu. Ketika dirinya berada di ruang kepsek untuk memenuhi panggilan Pak Hernawan, Ketua Yayasan SMA Taruna Bangsa. Tidak ada Pak Cesar tadi. Pertemuannya dengan Pak Hernawan saja.

   "Apa kabarmu, Git?"Pak Hernawan tetap ramah seperti yang Gita kenali di awal pertemuannya dengan beliau.

   "Baik Pak."jawab Gita dengan suara rendah.

   "Bagaimana keadaan Leo? Saya dengar dia hampir masuk penjara lagi?"

   Buru-buru Gita menggeleng. "Baik-baik saja, Pak. Saya bisa mengatasinya seperti biasa."

   Pak Hernawan memanggut-manggut. Ia mengaitkan sepuluh jarinya dan duduk agak membungkuk. Terlihat ada sebuah kerahasiaan yang akan dibeberkan.

    "Tim saya sudah melakukan penyelidikan yang kesebelas dan mulai menemukan hal-hal yang ganjal, Git."

   Kedua mata Gita terbuka lebar.

   "Ada bukti yang sengaja dipalsukan untuk memanipulasi polisi yang menyelidiki. Detektif Roo sudah mengatakan dari awal kalau rentetan kejadian itu sangat tidak berkaitan. Namun, jika dilihat sekilas, tentu menyambung. Polisi yang menyelidiki kejadian tiga tahun yang lalu itu telah masuk ke trik pelaku."

   Kedua tangan Gita mengepal hingga bergetar. Kedua matanya memanas.

   Pak Hernawan buru-buru menenangkan. "Jika ada perubahan yang baru akan saya kabarin lagi, Git. Untuk saat ini, waspadalah ke setiap orang. Jangan percaya pada siapapun."

   "Kok bengong?"tegur Kevin yang membuyarkan lamunan Gita.

   "Nggak pa-pa."sergah Gita, takut Kevin menanyakannya lebih dalam lagi.

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang