•SIXTEEN•

4.8K 291 1
                                    

Like? Of course, No.

💥💥💥

   Ulangan Biologi.

Semua anak kelas XI MIPA 3 mengerang ketika bel istirahat berbunyi. Itu artinya selesai tidak selesai, kertas ulangan harus di kumpul. Oh iya, seperti biasa, kecuali Gita yang terlihat tenang sedari setengah jam yang lalu.

"Anjir, susah banget soalnya."gerutu Moli yang tidak mengisi tiga soal dari sepuluh soal essay yang ada.

"Enteng-enteng aja kalau belajar."komentar Gita yang kini membuka buku Fisika, membuat Moli jengah.

"Kenapa lo bisa setenang itu? Hah, masih menjadi misteri."desis Moli lalu tiduran di atas meja. Gadis itu pasti tidak ingin ke kantin karena sibuk mengisi makan otaknya daripada perutnya.

Gita acuh tak acuh dengan omelan Moli.

Drrt... drrtt...

Dengan malas, Gita mengecek handphonenya.

Nomor tidak dikenal.

"Maaf ini siapa?"

"Si Ganteng~"

Gita melipat wajahnya, seakan-akan tahu siapa yang meneleponnya.

"Dapat nomor gue darimana?"tanyanya galak.

Terdengar tawa di seberang sana. "Ada deh. Emangnya nomor lo rahasia negara butuh pengamanan yang ketat."

"Ya iyalah. Nomor lo tu pasaran."ucap Gita angkuh.

"Yang penting hati gue nggak pasaran, asek."

Gita memutar kedua matanya. "Cepetan mau apa lagi? Lama-lama eneg juga."

"Eneg akan cintaku, Neng?"

"Bodo bodo! Gue matiin baru tau rasa!"

Lagi-lagi Erigo tertawa terpingkal-pingkal, membuat rasa ingin memakan laki-laki itu bertumbuh pesat didiri Gita.

"Nanti ada pertemuan pertama dengan seluruh anggota di ruang OSIS."info Erigo membuat Gita berdehem.

"Tapi, khusus lo ke kelas gue dulu, ya."

"Heran gue. Nggak bisa apa bawa tas ke ruang OSIS?"ujar Gita tidak habis pikir.

"Nggak hehe..."

Gita mematikan sambungan sebelum darahnya naik.

💥💥💥

"Segitu asyiknya ngerjain Gita?"tanya Ari, lalu meneguk orange juice-nya.

Ia, Erigo, dan Sam kini ada di kantin. Tetapi, daritadi Erigo sibuk menelepon Gita, membuat Ari dan Sam merasa dikacangin. Sam juga heran, kenapa menggoda Gita adalah suatu kehobian baru seorang Erigo Pratama.

"Lucu aja ngeliat muka marah dia. Serasa liat Kak Ros di Upin Ipin."jawab Erigo dengan wajah sumringah.

"Jangan-jangan lo suka lagi sama dia?"serang Sam membuat Erigo hampir tersedak ludahnya sendiri dan Ari melotot ke arahnya.

"Seriusan lo, Go?"Ari ikut-ikutan kepo.

"Ya enggaklah!"bantah Erigo mentah-mentah. "Gue? Suka sama kucing garong? Ya, mana ada."

"Hati-hati loh. Lo pernah denger, kan cinta itu awalnya benci-benci belaka?"peringat Sam seperti orang yang berpengalaman. "Tapi, boleh juga kalau lo pacaran sama Gita. Langsung tersiur kabar Ketos dan Waketos kita adalah sepasang kekasih, asek~"

"Kita di kantin."bisik Ari, membuat Sam menutup mulutnya rapat. Dia terkadang lupa kalau ia tidak boleh berbicara sembarangan tentang Erigo di tempat terbuka. Sekarang, laki-laki itu bukan lagi Erigo yang dikenal pemalas, bolos pelajaran, dan sembarangan menyapa siswi-siswi.

Dia sekarang Erigo, Sang Ketua OSIS SMA Taruna Bangsa.

"Gue nggak bisa ikut ntar siang. Ada pertemuan sama anggota lain."ucap Erigo mengundang kekecewaan dari kedua orang dihadapannya. Sam mengajak mereka ke rumah Ari. Biasalah, bermain atau sekedar ngumpul-ngumpul. Kamar Ari selalu menjadi tujuan karena di sana bikin pw. Apalagi Mama Ari sering membuat cookies, hingga Sam tidak perlu lagi makan di rumah ketika pulang dari sana.

"Kan lusa bisa."hibur Ari.

Sam berusaha menerima. "Bilang ke Tante Mariana simpenin setoples putri salju untuk Sam yang tampan ini."

"Yee..."

Sam dilempari batu es oleh Erigo.

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang