• FOURTY SEVEN •

3.4K 241 0
                                    

            Sebuah kepastian

💥💥💥

Erigo tahu, Gita menghindar darinya.

   Karena hari ini adalah hari terakhir dikontrak itu, Erigo mengukir senyumnya. Seminggu ini memang sulit bertemu gadis itu karena urusan Keyna yang tidak ada habis-habisnya. Bahkan, Erigo sudah dua kali izin rapat. Padahal dia ketuanya.

   Selama itu pula, ia sering melihat Gita dikoridor. Entah itu ketika ia dan Keyna keluar dari perpustakaan atau ia yang sedang ingin ke kantin. Tetapi, tiba-tiba saja gadis itu menghilang.

   Ketika Erigo ke kelasnya, Gita tidak ada. Moli pun juga.

   "Sekarang Keyna?"

   Saat ini, ia berada di kantin bersama dua sejolinya. Keyna, gadis itu sedang mengobrol dengan teman-teman di kelas, membuat Erigo diam-diam kabur dan bergabung dengan kedua temannya.

   "Kemana-mana pasti ada Keyna."gumam Ari yang juga merasa risih dengan perubahan Erigo. "Nggak kayak lo biasanya."

   Sam mengangguk, menyetujui. "Tapi, Keyna juga cantik, sih. Tapi, masih cantikkan Rara, lah."

   Mendengar itu, Erigo bergumam. "Kalau lo jadian, jangan lupa jasa gue. Untung aja gue nggak diamukkin massa."

   Ya, habis, Rara itu termasuk jajaran siswi cantik di sekolah ini. Poin terpentingnya adalah kontaknya hanya dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar dekat dengannya.

   "Dinginnya Rara itu, ya, Go, bikin gue makin nggak mau nyerah."ujar Sam seraya senyam-senyum.

   "Aelah cinta monyet lo."sembur Ari yang eneg dengan kata-kata romantis laki-laki itu. "Di suruh pilih antara Rara sama Yoyon juga pasti milih Yoyon."

   Sam berdengus. "Taeyeon woi! Yoyon apa dah lo."

   Ari mengangkat kedua bahunya. Nama yang selalu ada di cerita Sam dan sering didengarnya pun tidak ampuh untuk seorang Ari melafalkannya.

   "Eh, gue kepo, deh soal lo sama Keyna."Ari membalikkan topik tadi. "Lo ada kenal dia sebelumnya?"

    Sam langsung menyela. "Masa tadi gue dengar, Keyna itu anak Pak Cesar?"

   "Oh iya, gue juga pernah dengar anak Pak Cesar sekolah di luar negeri."timpalnya lagi.

   Ari memanggut-manggut. "Ya, percaya nggak percaya, sih."

   "Emang anak Pak Cesar."

   Hening sesaat. Sam maupun Ari hanya menatap kosong Erigo yang sedang menyedot jus jeruknya.

   "Ap—,"

   "Jadi lo udah tau, Go? Lo kok nggak bilang sih?"seru Sam yang geram.

   Erigo menaikkan sebelah alisnya. "Lah, buat apa?"

   "Jangan bilang kalau Pak Cesar nyuruh lo buat jagain anaknya?"tambah Sam yang antusias.

   Sedikit lagi, Sam Ronald.

   Yang benar adalah, adanya kontrak diantara dirinya dan Pak Cesar.

  "Pokoknya, gue nggak ada maksud apa-apa."jelas Erigo.

   "Gue nggak pernah sekalipun ngeraguin lo, sih Go,"Ari menghela napas. "Gita?"

   Nama itu membuat wajah Erigo pias.

   "Lo masih yakin kalau nggak ada perasaan sama dia? Atau sebaliknya?"

   Erigo tidak bisa menjawab. Bibirnya seakan-akan membeku dengan atmosfer yang tercipta.

   Sam memainkan game di handphonenya seraya berbisik. "Kalo gue milih Gita."

   Melihat Erigo yang diam membuat Sam tertawa.

   "Kenapa nggak lo pastiin, sih Go?"

💥💥💥

EnG's-01 : Elevator [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang