Kesembilan

9.3K 855 12
                                    

OH, Tuhan. Apakah dia baru saja memintaku bercinta dengannya? Kuakui dia memang tampan, tapi aku tidak dalam posisi siap atau bahkan ingin bercinta. Tidak dengan orang yang berkuasa atas diriku, tidak dibawah tekanan, dan yang pasti tidak begini. Lantas apa yang harus aku lakukan?

Kyle menangkap kepanikan di wajah Gina, ia menangkup pipi gadis itu dan bertanya:
"Mengapa kau terlihat cemas? Apa kau datang kemari untuk obat?"
"Hah?" Gina menatap Kyle penuh tanya, ia tidak sadar bahwa ia sedang mempertontonkan kebodohannya.

Kyle mengamati wajah Gina lekat-lekat lalu tertawa hangat. Lutut Gina lemas dan hampir saja tersungkur di lantai karena tawa itu.
"Para undangan datang kemari untuk obat dan seks, jadi manakah yang merupakan alasanmu?"

Jadi gosip itu benar. Pesta di kastil ini berisi seks, obat, dan mungkin juga ritual.

"Apa kau datang untuk obat? Aku bisa melayanimu menggunakannya, tapi maaf aku tidak mengkonsumsinya, aku akan menemanimu saja." Kyle menawarkan, kebiasaan menyentuhkan ujung jarinya pada urat nadi di pergelangan tangan waniya membuat Gina seperti dialiri listrik. Ia menarik tangan itu dan mengusap dengan tangan yang lain.

Aneh, pria ini electroman.

"Mari kuantar ke lantai pesta." Kyle menggiring tubuh limbung Gina ke arah pintu. Benak gadis itu masih berputar-putar, manakah yang lebih buruk, seks atau obat-obatan. Ia belum pernah merasakan keduanya. Tapi setidaknya suatu hari ia akan bercinta karena itu hal yang alami sedangkan obat...ia menjauhinya. Garrick akan membunuhnya jika menyentuh benda itu sedikit saja.

Langkah Gina terhenti sebelum mereka sampai di ambang pintu. Kyle ikut berhenti di sisinya, ia menunduk menatap Gina penuh tanya karena satu alisnya terangkat.

Gina memberanikan diri untuk menatap pria itu dan memaksa lidahnya untuk berucap.
"Aku datang untuk seks."

Selamat Gina, berakhir sudah.

Gina memberi selamat pada kebodohannya sendiri. Seharusnya ia tidak kembali kesini kala Mandy ditolak oleh raksasa itu. Seharusnya ia sadar bahwa itu pertanda yang akan memperingatkan mereka untuk menyelamatkan diri. Namun kini bahkan tak satu makhluk pun dapat menyelamatkannya. Ia harus menghadapi kenyataan.

Ia merasakan tubuhnya seringan bulu, ditarik oleh arus yang sangat kuat. Gina mengikuti Kyle begitu saja ketika ia digiring kembali ke tengah ruangan. Tubuhnya kaku terpaku berhadapan dengan tubuh Kyle yang tegap dan jika tidak dalam situasi ini tentu saja pria itu sangat menggiurkan, pantas jika Diana lebih memilihnya dari pada Killian.

Kyle berusaha menyelami pikiran Gina, ia mengamati gadis itu sementara Gina terlalu larut dalam pikirannya tidak sadar jika ia sedang diamati.

"Cium aku!"

Gina mendongak dengan linglung.
"Ya?"
Kyle mengusap sudut bibir Gina sambil mengulas senyum tipis.
"Cium aku!" ia mengulang perintahnya dengan lebih halus.

Bibir Gina bergetar di bawah sentuhan jemari Kyle. Ia membasahi bibirnya dengan lidah dan menarik nafas dalam, jantungnya berdegup kencang dan tidak bisa ditenangkan. Ia tidak mungkin menunggu jantungnya lebih stabil sementara Kyle sedang menunggu ciumannya.

Akhirnya bibir Gina yang dingin dan bergetar menyentuh bibir Kyle. Gina bimbang ka pria itu diam saja dan tidak membalas ciumannya. Tapi kemudian Gina mencoba lagi, ia menggigit kecil bibir bawah Kyle dan mengisapnya perlahan. Tapi Kyle masih bergeming membuat Gina semakin canggung dan akhirnya menyerah. Ia melepaskan ciuman mereka dan mundur selangkah tapi tangan Kyle telah lebih dulu siaga menarik pinggangnya.

"Maaf, aku buruk melakukannya, aku sedang dalam tekanan." akunya.
"Maafkan aku karena kau merasa tertekan. Kalau begitu biarkan aku yang melakukannya tapi berjanjilah untuk membalas apa yang aku lakukan dengan hal yang sama." Kyle berusaha memprovokasinya.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang