KYLE kembali ke ranjangnya setelah menyerahkan Jared pada Lolina untuk mandi pagi. Ia menatap tubuh ringkih Gina yang masih meringkuk malas di balik selimut dengan mata terpejam. Kelelahan ini mereka lakukan bersama dan bukannya Kyle satu-satunya di antara mereka yang memaksa, jadi tidak seharusnya Gina menghabiskan waktunya dengan terus tidur.
Kyle mencium Gina hingga matanya mengerjap dan sadar. Mata hijau mengantuknya menatap manik biru Kyle penuh tanya. Mengabaikan mata indah itu, Kyle berguling ke atas tubuhnya, ia menyangga tubuhnya dengan lutut dan siku kemudian menyurukan wajahnya di leher Gina.
Gina terkekeh, tangannya meraih pundak Kyle dan menjauhkannya. Gina menyipit curiga walau bibirnya mengulas senyum yang cerah.
"Ada apa dengan pangeranku pagi ini?"
"Pangeranmu?"
"Kau-" Gina menusuk telunjuknya di dada Kyle, "...pangeranku. Ada hal apa? Kau sedikit hangat."
"Yang semalam masih belum puas untukku."Gina terkekeh lagi, ia hanya memperhatikan wajah Kyle yang aneh. Ada apa dengan pria ini?
"Edward?"
"Boleh aku bercinta denganmu?"
"Kau masih harus bertanya?" Gina tersenyum geli tapi Kyle mengangguk dengan sungguh-sungguh.Ah, ini benar-benar terjadi sesuatu. Aku harus bagaimana?
Gina membasahi bibirnya karena tiba-tiba merasa gugup. Kemudian ia mengangguk dengan malu-malu, wajahnya merona sangat merah.
"Kemarilah-" katanya, "demi keamanan adik Jared, kita harus kembali ke jendela."
Oh!
Kyle membawa Gina ke tepi jendela berterali, ia membalikan tubuh telanjang Gina ke arah luar, beruntung daun jendela tertutup rapat sehingga tak seorang pun dapat melihatnya. Gina berpegangan pada besi-besi dingin itu ketika ia mempersiapkan diri untuk disatukan.
Tangan kanan Kyle melingkari pinggangnya dari belakang, ia menangkup perut Gina dan menjaga agar janin Gina tidak terguncang dan mabuk ketika mereka bercinta. Gina merasa nyaman dengan perhatian kecil pria itu entah mengapa ia merasa dicintai. Sementara itu tangan kirinya mengarahkan bagian itu ke celah Gina, ketika kepalanya menyentuh tepian celah Gina yang basah, Kyle berhenti. Ia tidak meneruskannya padahal Gina telah bersiap merasakan sentakannya.
Edward? Gina menelengkan wajahnya ke kiri tapi bibirnya nyaris menyentuh bibir Kyle. Pria itu menurunkan wajahnya sejajar dengan telinga Gina.
"Maafkan aku." bisiknya.
"Ma-" Ah, ya! Ia dipenuhi oleh pria itu, pertanyaan di dalam kepalanya tidak lagi penting. Kyle menyatukan mereka, kemudian tangannya naik menangkup payudara Gina yang membesar, berlawanan dengan tubuhnya yang mengurus.Gina memejamkan matanya, ia hanya ingin merasakan tubuh Kyle dengan lebih jelas. Setiap sentuhan pria itu di tubuhnya terasa penting dan tidak ingin ia lewatkan. Ketika seluruh sarafnya berhasil merespon sentuhan Kyle, bibir ranumnya terbuka dan tarikan napasnya menjadi tidak beraturan. Gina menutupi tangan Kyle yang sedang meremas payudaranya, membimbing pria itu agar melakukannya dengan lebih keras.
"Aku kecanduan tubuhmu, Gina... Boleh kumiliki seutuhnya?" gumam Kyle tidak jelas seperti orang teler.
"Hm-" rupanya gadis itu sama telernya, "ya."
Kyle mengusap perut Gina yang membesar, "Ini anakku?"Pertanyaan macam apa itu?
"Bukan!" jawabnya dan ia merasakan pria di belakangnya mematung, "ini anak kedua Edward James Kyle St.Michael."
Kyle menyeringai lega, "tentu saja."Ia mendorong lagi hingga Gina harus berpegangan pada terali besi dengan kedua tangan, merelakan tubuhnya disentuh tanpa bisa ia kendalikan. Kyle berkuasa atas dirinya karena memang ia memberikannya.
"Edward!" Gina mengerang dengan rahang terkatup, pria itu membawanya melayang tinggi dengan pelepasan luar biasa yang amat ia butuhkan, amat ia sukai. Setelah itu ia terkulai lemas tapi tidak jatuh ke lantai, ia berpegangan erat pada terali itu dan napasnya terengah-engah.
Tapi kemudian Kyle kembali bergerak seolah tidak mengerti kelelahan Gina, ia kembali membangkitkan gairah pasangannya dengan begitu cepat. Gina merasakan perutnya sedikit menegang tapi ia abaikan, sabarlah sayang, berikan kesempatan pada Papa.
Sayangnya Kyle tahu. Ia menarik dirinya keluar dan Gina merasa kehilangan.
"Apakah sakit?" bisiknya mesra, tangannya mengelus perut Gina dan ajaibnya ia merasakan kelegaan.
"Sudah lebih baik."
"Boleh aku lakukan lagi?"
Gina mengangguk malu, "tentu.""Tapi kau perlu tahu sesuatu." kata-katanya terdengar misterius dan sukses membuat Gina penasaran.
"Apa?"
"Kurasa aku...jatuh cinta padamu."Jantung Gina berdetak cepat, dadanya nyeri, napasnya berat, darah seolah bergemuruh di telinganya. Sarafnya lumpuh sesaat dan otaknya membeku, ia tidak mampu berpikir sesaat.
"Gina? Kau baik-baik saja?" kini Kyle yang bingung.
Pertanyaan itu menyadarkan Gina. Ia memutar tubuhnya lalu melompat ke dalam gendongan Kyle, ia melingkarkan kedua tungkai panjangnya di sekeliling pinggang pria itu lalu menciumnya dengan lembut dan sepenuh hati.
Aku hampir putus asa membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah merelakan hatiku padamu, aku bersedia jika cintaku tidak akan pernah terbalaskan. Aku sudah tidak lagi bermimpi akan hal itu. Berada bersamamu sudah cukup membuatku nyaman. Tapi sekarang kau mengatakan itu...
"Kurasa aku...jatuh cinta padamu."
Aku sendiri tidak mampu membayangkan reaksiku, apakah aku harus marah, kenapa butuh waktu lama bagimu untuk menyadarinya? Atau mungkin aku harus merasa bahagia karena akhirnya cintaku terbalaskan.
Selama benak Gina berputar-putar dan batinnya bermonolog, selama itu pula Kyle telah mendudukannya di tepi jendela seperti posisi semalam, selama itu juga Kyle telah membenamkan dirinya di dalam tubuh Gina, tapi gadis itu masih menikmati ciuman lembutnya dan monolog dalam kepalanya.
Ah!
Hanya itu spontanitas Gina ketika Kyle menghentak jauh ke dalamnya. Ia tidak menyadari rasa nyeri di dinding rahimnya karena Kyle terlalu dalam, kemudian otot yang menegang di kedua pahanya, dan ia melenguh ketika tiba-tiba Kyle kembali membawanya ke puncak yang berharga, ternyata hal itu terjadi begitu saja ketika Kyle juga merasakan pelepasan yang sama.
"Pasti aku menyakitimu." Kyle menangkup wajah Gina dan menyeka air mata dengan ibu jarinya.
Gina masih memejamkan matanya yang basah karena bingung, kenapa aku menangis?
"Ya," jawabnya, "sakit sekali."
"Oh, tidak, Gina. Kita harus panggil dokter segera." Kyle hendak memisahkan tubuh mereka yang sedang bertaut namun Gina mengencangkan kedua tungkainya di pinggang Kyle."Dadaku sakit, Edward." rengeknya, "kau tidak tahu betapa besar efek dari pernyataanmu itu." ia kembali menangis, "dadaku sesak, aku bahagia, aku terharu dan aku masih tidak percaya." Kyle menarik Gina dalam pelukannya dan menyandarkan pipi basah gadis itu di pundaknya. "Kenapa butuh waktu lama bagimu untuk menyadarinya? Bagaimana jika aku menyerah dan pergi saat itu juga? Aku tidak akan pernah mendengar pernyataan itu selama sisa hidupku."
"Aku tidak menyangka kau akan bereaksi seperti ini. Sekarang kau menjadi milikku, Gina. Dan apa yang sudah menjadi milikku tidak akan pernah aku lepaskan."
Jangan pernah.
Setelah mendapatkan restu Garrick, perasaan Kyle pada Gina menjadi lebih terbuka, entah mengapa seolah ia telah melamar gadis itu dari ayahnya. Sekarang ia bebas mengklaim Gina untuk dirinya sendiri dan yang paling ia syukuri adalah Gina tidak keberatan.
Keduanya baru saling jatuh cinta ketika hampir memiliki dua orang anak.
![](https://img.wattpad.com/cover/121970321-288-k210949.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
RomanceEdward Kyle : Aku kejam dan super egois, aku tidak segan melenyapkan kalian yang tidak berguna lagi bagiku apalagi mereka yang mengusik hidupku. Aku selalu melakukan segala cara untuk melindungi diri sendiri. Regina Dawson : Gosipnya pesta di kastil...