Keempat Puluh Empat

4.5K 527 20
                                    

"BANGUNLAH, Sayang."

Bisikan itu terasa amat lembut membelai telinganya yang sensitif. Gina mengerjapkan kelopak matanya yang berat. Ternyata ia tertidur saat mengingat kembali festival kembang api tadi.

Mata Gina membulat melihat Kyle berjongkok di bawah meja bersamanya. Rambutnya berantakan dan wajahnya tercoreng debu di sana-sini walau demikian ketampanannya tidak berkurang sedikit pun, di mata Gina. Gina memang sedang mabuk kepayang pada pria itu.

"Cepatlah, hari sudah terang. Tamu lain mungkin akan segera tiba."

Kyle mengambil Jared dari gendongan Gina kemudian berdiri, satu tangannya terulur untuk membantu Gina dengan perut besarnya. Gina meluruskan punggungnya, dahinya mengernyit sakit.

"Kau baik-baik saja?"
Gina mengangguk, "Yah, hanya sedikit kaku."
"Pegang Jared sebentar." ia meletakan Jared dalam peluka Gina. Dengan cekatan Kyle membuka rompi anti pelurunya dan memakaikannya kepada Gina.

Gina mengamati tubuhnya lalu menatap Kyle, "untuk apa ini?" ia bertanya.
"Berjaga-jaga jika ada peluru liar."
"Tapi bagaimana denganmu?"
"Peluru saja tidak cukup untuk membunuhku." katanya, "Ayo."

Baru saja Kyle memutar tubuhnya ke arah pintu, tiba-tiba daun pintu itu terbuka dan seorang pria menodongkan senjata ke arahnya. Pria itu berambut pirang dan bermata biru, Quentine.

Apa sih yang dia lakukan disini? Menjadi bagian dari operasi ini juga bukan.

"Letakan senjatamu, Bung. Kemudian angkat tanganmu." perintahnya.
Kyle mematung, ia tidak menuruti perintah Quentine sehingga pria itu geram dan menarik pelatuknya, "aku tidak sedang bermain-main."

Tidak di duga, Gina memindahkan tubuhnya ke depan Kyle. Ia menjadikan Jared dan dirinya sebagai perisai pelindung bagi Kyle.
"Jangan sentuh dia. Biarkan kami pergi."
"Tapi kau sedang bersama buronan, sadarkah kau? Aku datang untuk menyelamatkanmu, ayahmu masih di luar, kami menjemputmu."

Mendengar ayahnya disebut membuat keteguhan hati Gina untuk berdiam diri di sana sedikit goyah. Gina tampak sedang terjebak dalam pikirannya sendiri.

Kyle dan Quentine menunggu dengan sabar keputusan apa yang akan dipilih gadis itu. Tapi setelah beberapa detik Gina justru merapatkan punggungnya ke arah Kyle, ia memilih pria itu.

Dalam satu gerakan cepat Kyle mengangkat pistolnya dan mengarahkan ujungnya ke kepala Gina. Bukan hanya Quentine, Gina pun tersentak. Tubuhnya gemetar dan hatinya bertaruh, apakah Edward hanya bersandiwara atau ia memang ingin aku menjadi tamengnya untuk kabur?

"Kau tidak mungkin meledakan kepalanya. Kalian saling mencintai." cetus Quentine dengan angkuh.
"Cinta? Edward Kyle tidak pernah mengenal cinta. Aku bisa dengan mudah mendapatkan wanita lain yang bersedia kuhamili."

Sandiwara atau bukan, pernyataan barusan amat menyakitkan. Ini si Kyle minta ditembak ya?

"Namamu Quentine, kan?" tanya Gina pada pria itu dengan emosi tertahan. "Arahkan ujung pistolmu kepadaku. Ledakan kepalaku sekalian." pintanya.

Kyle bingung, tingkat kewaspadaannya menurun karena ucapan gadis itu. Quentine memanfaatkan waktu yang sangat singkat itu untuk menembak pundak Kyle yang memegang senjata hingga akhirnya pistol miliknya terjatuh ke lantai.

"Tidak!" teriak Gina histeris disusul tangis keras Jared. Gina berjongkok di sekitar Kyle mencoba menyelamatkan pria itu sebisa mungkin. Kyle melihat pistol Gina terselip di antara tubuhnya dan Jared, dengan cepat ia mengambilnya dan menembak bahu Quentine.

Pria itu jatuh terduduk di lantai dan meringis kesakitan sama seperti Kyle. Dari arah belakang Quentine, Garrick berlari menghampiri mereka.

"Gina!" pekik Garrick.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang