AKHIRNYA ia berhasil masuk ke dalam, rupanya raksasa itu tidak banyak protes. Ia hanya menyapu penampilannya sekilas kemudian memeriksa undangan yang ia bawa dan ia dipersilahkan masuk. Semudah itu saja.
Ia membawa clutch pada tangan kirinya. Walau berusaha bersikap tenang dan santai, tapi matanya yang berlarian sana-sini tidak dapat diajak kompromi. Ia tidak mungkin tidak terkesima dengan apa yang dilihatnya di dalam sana. Mewah adalah kata yang tepat untuk menggambarkan isi kastil itu walau baru di hall-nya saja.
Para tamu berlalu lalang saling menyenggol tidak peduli karena ruangan besar itu mulai padat. Sejauh ini gosip tentang pesta seks dan narkoba tidak terbukti. Ini hanya pesta biasa yang cukup mewah dan meriah.
"Fokus pada rencana kita, jangan terkesima dengan pemandangan di dalam sana, aku tahu banyak artis di dalam sana." suara berisik Mandy terdengar melalui giwang hijau gelap di telinga Gina.
"Aku mencari wanita yang berkeliaran dengan lingerie." Gina menggerutu dengan cibiran.
"Ayolah, aku hanya hiperbolis agar kau ketakutan."
"Dan kau tidak berhasil, bukan? Pada akhirnya kau butuh bantuanku."
"Ya, ya. Ayolah, semakin cepat kita menyelesaikan ini semakin cepat pula kita pergi dan selamat."
"Selamat? Kau masih percaya pesta ini memakan korban? Aku mulai ragu bahwa gosip itu ada benarnya."
"Itu hanya gosip, Gee. Kau tidak bisa percaya atau mengabaikannya.""Sudah dulu, aku melihat gaun ibu tirimu melambai ke lantai atas. Kurasa aku akan pergi kesana. Mungkin aku tidak bisa menjawabmu."
***
Sekitar dua puluh wanita elegan memenuhi sebuah ruangan khusus di lantai atas, masing-masing dari mereka membawa kantong beledu hitam yang disimpan dalam donpet tangan mereka.
Kyle duduk di balik meja besar sementara asistennya berdiri mendampinginya. Aura berkuasa menguar dari pria itu, selain ketampanannya tentu saja. Ia mengabaikan tatapan memuja para wanita dengan malas. Isi kantong beledu itu lebih menarik dari pada isi bra yang mereka kenakan. Kyle tidak dalam posisi mengagumi tubuh wanita, ia ingin pembayaran segera dilakukan.
"Mulai dari kau, Nona!" Jacob memanggil wanita paling ujung untuk maju. Wanita itu bertingkah genit pada Kyle dengan menggigit bibirnya dan merunduk rendah memamerkan belahan dadanya ketika meletakan kantong beledu itu.
Tapi Kyle tidak merespon, sebaliknya matanya hanya tertuju pada sebaran berlian di atas meja. Jacob berdeham untuk mulai memeriksa keaslian berlian tersebut dibantu oleh ahli yang mereka datangkan dan setelah beberapa saat selesai hingga gadis ke dua puluh.
Setelah beberapa saat Jacob mencocokan catatannya dengan jumlah berlian yang mereka terima. Pria itu mengernyit dalam dan memeriksa sekali lagi catatatnnya.
Menyadari pria itu mulai gusar, Kyle tidak menutup mulut lebih lama. Ia bertanya pada pria itu:
"Ada masalah?"
"Sepertinya begitu. Jumlah pembayarannya kurang."
"Dex menjanjikan dua puluh gadis."
"Benar, Tuan. Totalnya ada dua puluh gadis."
"Apakah salah seorang dari mereka tidak menyerahkan jumlah yang sesuai?"
"Sebenarnya mereka semua tidak menyerahkan jumlah yang sesuai, masing-masing hanya menyerahkan sembilan belas butir, saya pikir akan ada satu orang tambahan yang membawa dua puluh butir tapi nyatanya tidak."
"Kalau begitu mereka mengambil satu butir berlian dari tiap kantong?"
"Bisa jadi, atau mungkin saja Dex yang tidak membayar sesuai kesepakatan."Kyle berdiri dengan wajah tegang, otot menghiasi kening dan rahangnya kaku. Ia mengancingkan jas malamnya dengan gerakan elegan.
"Tahan seluruh wanita itu pada suatu ruangan. Interogasi mereka secara terpisah. Hubungi Chand untuk tidak menyerahkan paketnya pada Dex. Kemudian hubungi Dex dan informasikan hal ini padanya. Aku ingin pelunasan dilakukan malam ini juga."
"Tentu, Tuan."Setelah menyerukan beberapa perintah, Kyle melangkah keluar. Banyak hal yang harus ia selesaikan dalam satu malam dan berpesta bukan salah satunya. Ketika urusan Dex belum juga rampung, ia tidak mungkin menunda urusan Diana. Ia hanya berdoa agar mendapat kemudahan menyelesaikan urusan wanita.
Kyle baru saja melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan temaram ketika sebuah suara lembut mengejutkannya.
"Edward!" bisik wanita yang tersembunyi dalam bayangan di tepi ruangan.Kyle bersyukur karena tidak mengumpat saat itu juga. Entah terkejut karena Diana sudah berada disana atau karena ada satu lagi wanita yang berani memanggil nama depannya.
Perlahan Diana muncul dari dalam kegelapan hanya dengan melilitkan satin merah di sekeliling tubuhnya. Itu bukan gaun melainkan sehelai kain.
Diana meliukan badannya di sekitar tubuh Kyle seperti wanita murahan. Menciumi leher pria itu dengan desahan lembut. Kyle menggertakan gigi, menahan gairah yang mengkhianati tekadnya untuk tidak tunduk pada godaan Diana. Tepat saat jemari lentik Diana menjalari pahanya dan berniat menuju ke pusaran gairahnya, Kyle membuat jarak di antara mereka dengan satu langkah panjang.
Ia melanjutkan langkahnya, mengabaikan raut wajah Diana yang tersakiti atau mungkin tersinggung. Kyle mengambil dua gelas minuman yang sudah ia siapkan sebelum ini. Salah satu minuman telah diberi serum yang akan membuat seseorang berhalusinasi.
Mau tidak mau, Kyle harus mengurung Diana menggantikan El. Diana semakin membuatnya resah dengan tuntutan. Ia tidak bisa menjaga rahasia hubungan di antara mereka dan Kyle tidak butuh gangguan lain untuk melewati waktu setahun atau dua tahun lagi disini. Itulah mengapa ia benci dengan wanita yang perasa. Ia akan menamai wanita itu dengan sebutan Die. Menunggu waktu yang tepat untuk membebaskannya sama seperti Key. Lagi pula ia memang butuh pengalihan isu seperti ini.
Bicara tentang Key, ia akan menitipkan wanita itu pada paket yang akan mereka kirimkan ke Timur Tengah.
Diana sangat marah karena penolakan Kyle, ia merenggut gelas yang disodorkan pria itu dan menghabiskan isinya dalam satu kali minum.
Bukan merasakan efek panas yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Diana justru merasa sekujur tubuhnya lemas, kepalanya pusing, hingga ia merasa lumpuh dan jatuh di kaki Kyle, wajahnya mendongak pada pria itu dengan sorot mata memohon walau hanya dibalas dengan tatapan dingin darinya.
Baru saja ia berniat memanggil pelayan untuk memindahkan tubuh Diana ketika pintu menjeblak terbuka dengan kasar. Seorang wanita masuk dengan mata nyalang dan wajah merah padam karena marah. Di belakangnya berdiri seorang pria tua yang menegakan punggungnya dengan angkuh dan menatap Kyle sebelum beralih pada onggokan tubuh telanjang yang terlilit satin merah.
"Sudah kukatakan, tidak semudah itu kau menyingkirkanku, Edward!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
RomanceEdward Kyle : Aku kejam dan super egois, aku tidak segan melenyapkan kalian yang tidak berguna lagi bagiku apalagi mereka yang mengusik hidupku. Aku selalu melakukan segala cara untuk melindungi diri sendiri. Regina Dawson : Gosipnya pesta di kastil...