Ketiga Puluh Delapan

5K 545 7
                                    

GINA duduk di atas ranjangnya. Ia penasaran apakah Kyle akan menemaninya malam ini seperti yang sudah-sudah atau pria itu akan menempati kamar mewahnya sendirian.

Sepanjang makan malam tadi Kyle terus melirik Gina dan membuatnya malu. Gina tidak dapat menyantap hidangannya dengan leluasa di bawah tatapan seksi seperti itu. Entah mengapa ia menjaga sikapnya di meja makan sepanjang malam. Tapi setelah makan malam usai mereka berpisah. Gina bergumam lelah dan kembali ke kamar sementara Kyle memilih ruang kerjanya. Mungkin Gina harus puas hanya dengan makan malam bersama dan satu ciuman di ruang bawah tanah tadi.

Gina berjalan menuju meja riasnya, ia melepas satu persatu jepit rambutnya dan mengurainya di depan kedua dadanya. Hm, ya, aku sangat pucat dan tidak menarik, pantas saja Kyle tidak mendatangiku. Ah, sudahlah.

Kemudian ia berjalan ke sebuah meja yang biasanya Kyle gunakan untuk bekerja. Meja itu kembali kosong, Kyle sudah memindahkan seluruh pekerjaannya ke lantai bawah. Sekarang meja itu berisi vas bunga dan air minum. Gina menuang segelas air dan membasahi tenggorokannya yang kering karena kecewa. Ketika air tidak sanggup menghapus rasa kecewanya, Gina beralih pada jendela berterali, ia memandang taman yang indah pada malam hari sambil mengusap perutnya yang mulai membesar.

Tak berapa lama ia merasakan gaun bagian pundaknya ditarik turun ke bawah dan berhenti di sikunya kemudian sebuah kecupan lembut menyentuh kulitnya. Walau meremang karena kecupan itu Gina masih tidak percaya ini nyata, ia tidak bergerak ketika ciuman itu menjalari lehernya.

Disaat Kyle membalikan tubuhnya, Gina bertanya-tanya, kapan pria ini masuk dan bagaimana bisa ia tidak mendengar suara pintu dibuka?
Gina menatap Kyle dengan cara sendu dan mungkin ragu. Ia tidak mencegah ketika jemari tangan Kyle menarik lepas simpul di dadanya.

Gina tak kuasa untuk tidak terpejam saat ujung jari Kyle menyentuh kulit sensitif di bagian payudaranya. Oh, ya, dia merindukan sentuhan ini. Gina membusungkan dadanya ke arah pria itu manakala Kyle menangkup kedua payudaranya. Gina melenguh, Kyle selalu tahu apa yang harus ia lakukan.

Gina semakin tidak sabar ketika ibu jari Kyle memilin puncak payudaranya. Kelopak matanya terbuka dan sorot mata Gina terasa membakar wajah Kyle, panas dan bergairah. Gadis itu menerjang maju dan mencium Kyle sambil mereguk seluruh aromanya. Ia mengerang lega dalam ciumannya sambil terus merapatkan tubuh mereka, sungguh ia benci dengan jarak di antara mereka.

Kyle tersenyum geli walau lidahnya sedang diisap dengan ganas oleh Gina. Benarkah dia gadis yang memusuhiku seminggu lalu? Gina-ku, gadis kesayanganku. Kyle menggenggam pinggang Gina agar perut besarnya tidak terjepit oleh tubuh mereka. Gina cukup bersemangat dan Kyle hampir kewalahan.

"Sst... Sabarlah, Sayang." ia menangkup wajah Gina dan melepaskan ciuman mereka, "cintaku-" ia menyapukan bibirnya dengan lembut di bibir Gina membuat gadis itu terkesima, "Kekasih hatiku-" ia mengecup singkat membuat Gina gelagapan.

Gadis itu terengah-engah, hormonnya tidak stabil karena kehamilan itu, ia hanya membutuhkan Kyle sekarang, ia sangat menginginkannya dan sabar bukan kata yang tepat.

"Edward-" rintihnya.
"Ya-" Kyle merasa lega karena Gina mau memanggilnya seperti itu lagi.
"Edward James Kyle St.Michael, please! "
"Ya, aku tahu apa yang kita inginkan, Sayang." ia membelai wajah Gina, telunjuknya mengusap bibir Gina dan secara mengejutkan Gina membuka bibirnya lalu mengisap telunjuk itu.

Kyle mengerang senang. Darimana sih ia mempelajari hal ini? Aku harus mencaritahunya nanti. Gina memainkan lidahnya di sekeliling telunjuk Kyle dan pria itu menegang keras.

Kyle menarik jarinya keluar kemudian ia merobek baju di bagian dada Gina hingga teronggok di sekitar pinggangnya. Lalu ia mendudukan Gina di tepi bagian dalam jendela berterali dan meraup payudara Gina dengan mulutnya.

Gina tidak mengijinkan Kyle melakukan itu lebih lama karena ia amat sangat membutuhkan pria itu lebih dari apapun. Tangan Gina berkutat dengan ikat pinggang Kyle dan ia menyumpah lirih ketika benda itu sulit ditanggalkan.

Kyle tersenyum geli sembari membantu Gina menanggalkan celana panjangnya dan setelah ia berhasil membebaskan diri dari celananya yang mengekang, ia segera menyatukan tubuh mereka dan keduanya mendesah lega.

Ah, ya!

Tubuh Gina melekat pada terali besi dan udara malam yang dingin memapar punggung mulusnya namun ia tidak peduli, dengan Kyle di dalam dirinya ia merasa hangat dan luar biasa. Gina meremas rambut lebat Kyle lalu mengarahkan bibir mereka bertemu, bergelut dengan ciuman sementara inti mereka menyatu. Dengan posisi ini kandungan Gina akan aman-aman saja walau mereka sedikit kelewat batas.

Jauh di luar kastil, di puncak tebing yang sejajar dengan jendela kamar Gina. Seorang pria menurunkan teropong jarak jauhnya, rokok yang tersemat di bibirnya di buang begitu saja keluar melalui jendela mobil. Ia mendengus antara marah dan kecewa, Garrick menyaksikan semuanya, putrinya sungguh jatuh cinta pada pria itu dan ia tidak bisa diselamatkan lagi. Garrick tidak mungkin bergabung dengan satuan polisi untuk meringkus Kyle, itu sama saja dengan membunuh putrinya sendiri. Lalu apa yang akan dia lakukan?

Siang tadi Tim mengatakan bahwa ia sudah mengumpulkan seluruh bukti untuk menjemput paksa Kyle. Jika tidak mereka akan menyerang kastil itu, Garrick harus mengabari putrinya sebisa mungkin agar mereka menyelamatkan diri sebelum itu terjadi.

Sebagai permulaan ia harus menemui Kyle dan berbincang dengan cara pria. Ia harus memastikan keselamatan putrinya terjamin.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang