Kelima belas

6.7K 662 8
                                    

GINA melirik kejam seorang pelayan muda yang baru saja menghidangkan makan malam di meja mereka. Pelayan itu berpakaian sedikit menggoda dengan membuka satu kancing kemeja di dadanya. Beberapa kali Gina menangkap basah pelayan itu mencuri pandang ke arah Kyle dan sesekali tersenyum menggoda.

Gina berdeham kasar membuat pelayan itu mengalihkan pandangannya. Ia kikuk dan segera menjauh ketika menyadari tatapan membunuh dari sang 'ratu'.

Kyle menyadari betul perhatian berlebihan yang diberikan pelayan itu. Ia sadar dirinya sedang digoda di saat yang sama ia sadar bahwa gadis yang duduk di seberang mejanya sedang marah terbakar cemburu.

Kyle menatap Gina dengan mata menyipit dan senyum geli. Sementara Gina yang tertangkap basah sedang mengintimidasi pelayan dengan sorot matanya yang jahat langsung membuang muka, ia menutupi wajahnya yang merah padam dengan meminum jusnya.

"Entah mengapa aku jadi suka dengan sikap cemburumu."
"Edward-"
"Kau boleh mengakuinya."
"Aku tidak begitu." Gina mengabaikan senyum puas Kyle, ia mengambil makan lebih dulu dalam porsi kecil. Wajahnya terlihat pucat dengan lingkar hitam menghiasi matanya.

Kyle mengikuti gadis itu mengambil makanan sesuai dengan kebutuhannya, jika Gina melahap makanannya dengan kasar, Kyle tidak langsung memakannya. Ia justru memperhatikan wajah Gina lekat-lekat.

"Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat."
"Aku sedang hamil tujuh bulan dan tubuhku tidak pernah terasa baik-baik saja." jawab Gina ketus.

Kyle mengangguk dan mulai menyantap makanannya dalam diam bersama gadis itu. Tapi setelah beberapa saat pria itu kembali berkata. Dan kali ini ia hampir kehilangan ketenangan dalam suaranya.

"Belakangan ini kita terlalu sering bercinta, lebih sering sepanjang kita bersama padahal usia kandunganmu memasuki masa rentan, aku tidak akan mengunjungimu sampai tiba waktu persalinan atau aku akan membahayakan bayi kita." Kyle mengumumkan.

Mendengar keputusan Kyle membuat tubuh Gina menegang. Ia menggenggam alat makannya terlalu erat hingga buku jarinya memutih. Wajahnya tegang tapi ia tidak menatap Kyle, sebaliknya ia menatap hidangan di hadapannya dengan cara yang bermusuhan.

Sudah tahu emosiku rentan dan kamu mau menjauhiku?

Cemas dengan kondisi emosi Gina yang labil, Kyle menghampirinya dan berusaha selembut mungkin mengambil pisau dan garpu dari tangan Gina yang kaku.

"Aku tidak cemburu," katanya lirih, kalimat itu terdengar seperti dusta. "Aku tidak mencintaimu, aku membencimu. Amat sangat membencimu, Edward." bahkan ketika mengucapkannya Gina tersengal-sengal seolah ia butuh udara seluruh bumi untuk bernafas.

Matilah aku. Aku sudah jatuh cinta padanya, ini pasti karena bayi yang sedang kukandung. Kenapa jadi drama seperti ini?

***

Pria berkumis tebal dengan semburat warna putih menghiasi beberapa bagian di kepalanya itu kembali mendatanginya untuk yang kesekian kalinya selama delapan bulan terakhir. Ia masih saja mengajukan pertanyaan yang sama dan membuat gadis itu bingung hingga akhirnya frustasi. Kemudian petugas datang dan mengusirnya.

Kali ini si pria tua datang dengan ketenangan yang telah ia persiapkan. Ia tahu bahwa gadis dihadapannya ini mengalami gangguan kejiwaan pasca kecelakaan mobil dan kemungkinan amnesia. Tapi gadis ini adalah satu-satunya kunci untuk mengetahui putrinya yang menghilang delapan bulan lalu.

Ia membawa pasta tuna untuk gadis itu, membuka penutup makanannya dan memberikan sendok ke dalam tangannya. Kemudian ia duduk di samping gadis itu dan memakan pastanya sendiri dalam diam.

Perlahan tapi pasti, Mandy menggerakan sendok itu ke arah pasta tapi masih belum memakannya.
Garrick hanya melirik tindakan itu tanpa benar-benar menatapnya, ia tidak ingin Mandy ketakutan.

"Apa kau ingat? Pasta tuna adalah makanan darurat yang selalu kubuatkan untukmu dan Gina ketika kalian bermain di rumah. Aku tidak mahir memasak, betapa malang nasib Gina, tumbuh besar dengan masakanku." kata Garrick sementara Mandy masih mengaduk-aduk pastanya perlahan.

"Tapi begitu remaja, Gina menyelamatkan hidup kami berdua dengan masakannya yang lezat. Pasta tunanya pun jauh lebih baik dari ini."

Garrick masih menggunakan seragam dinasnya di balik jaket kulit hitam itu. Dengan enggan ia memakan pasta tuna yang tidak enak itu kemudian ia menyerah dan meletakannya di meja.

"Keputusanmu benar untuk tidak memakan makanan itu, rasanya buruk." ujar Garrick dengan suara bergetar. Entah tawa atau tangis.

Mandy masih mengunci mulutnya rapat-rapat sambil mengaduk pasta tuna itu, ia tidak mengacuhkan Garrick sejak kedatangannya.

Kantuk dan lelah menyerang, ia baru saja pulang dari tugas piket malamnya dan mampir ke supermarket yang biasa ia kunjungi bersama Gina. Membeli bahan untuk membuat pasta dan berharap Mandy mengingat sesuatu tentangnya, tentang Gina. Tapi rupanya pasta itu tidak cukup membangkitkan kenangan dalam memori Mandy. Pasta yang payah.

Garrick menghela nafas dan membereskan kembali peralatan makan yang ia bawa. Tapi Mandy masih menggenggam sendoknya.
"Apa kau berniat memakan makanan itu?" tanya Garrick ragu, Mandy masih tidak menanggapi sehingga Garrick memutuskan untuk meninggalkan porsi itu untuk Mandy. "Baiklah kau boleh memilikinya. Aku akan mengunjungi ibu tirimu di sebelah, besok aku datang lagi dan katakan padaku bagaimana pendapatmu tentang pasta itu."

Diana, ibu tiri Gina mengalami kondisi yang sama dengan gadis itu bahkan lebih parah. Wanita itu tidak hanya amnesia tapi juga berhalusinasi. Mandy dan Diana mengalami kejadian ini di hari yang sama namun dengan cara yang berbeda dan tempat yang berbeda pula. Sementara Killian enggan membuka mulut sedikitpun, pria itu mengurung diri di rumahnya dan ketakutan. Bahkan ia menolak bantuan Garrick untuk mengusut masalah ini. Ia mengusir Garrick dengan kasar.

Garrick meraih kenop pintu dan menariknya terbuka ketika Mandy akhirnya berkata, satu patah kata yang masih harus diterjemahkan.

"Email."

Garrick mematung, ia kembali ke sisi Mandy dengan antusiasme seperti hari kemarin ketika pria itu mendatanginya dengan sejuta tanya. Wajah seperti itu membuat Mandy trauma dan takut, ia menghindari Garrick pertanda bahwa ia tidak akan menjawab apapun yang diinginkan pria itu.

Sadar bahwa menekan gadis itu tidak ada gunanya bahkan bisa lebih buruk, pria itu memutuskan untuk pergi dan akan mencoba lagi esok.

"Baiklah, aku akan kembali besok." katanya sambil berpamitan.

Mandy kembali menatap pasta di tangannya setelah Garrick pergi, dengan perlahan ia memasukan sesendok kecil pasta ke dalam mulut tapi kemudian ia memuntahkannya lagi dan menatap seolah pasta itu adalah seekor tikus jahat yang balas menatapnya. Mandy ketakutan dan berteriak seperti biasa hingga petugas datang membawanya kembali ke kamar. Petugas lain mencermati pasta itu dan menjilat rasanya dengan ujung jari, kemudian ia bergidik karena rasanya yang payah. Ia segera menyingkirkan pasta itu ke tong sampah.

Dari balik kemudinya Garrick memeriksa kotak email melalui ponsel. Ia tidak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan putrinya, hanya beberapa email spam. Garrick jarang memeriksa emailnya, ia mempunyai akun tersebut karena Gina berkeras membuatkannya.

"Email? Tidak ada apapun disini. Apa aku harus memeriksa email Mandy? Atau mungkin Gina?"

Garrick kembali memeriksa dan menemukan alamat email putrinya. Terakhir kali, Gina mengirimkan dokumen pekerjaan milik Garrick yang dikerjakan oleh Gina, tertanggal hampir satu tahun yang lalu.

Sial! Tidak ada apapun.

Ia segera menghidupkan mesin mobilnya dan memacu sedikit lebih cepat sebelum lalu lintas menjadi padat dan kantuk menguasai mata sepenuhnya.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang