MALAM itu Gina sedang tertidur lelap di atas ranjang. Setelah bercinta, Kyle memintanya menggunakan baju tidur yang nyaman, alasannya udara dingin tidak baik untuk kandungannya. Baru satu jam berlalu dan Kyle berbisik membangunkannya, suara pria itu terdengar tenang dan teratur walau Gina masih bisa menangkap nada panik tersirat di dalamnya.
"Gina, bangunlah!"
Mata Gina melebar ketika melihat Kyle menggunakan pakaian lengkap, bukankah mereka baru saja bercinta sejam yang lalu?
"Apa yang terjadi, Edward?"
"Kita harus segera pergi dari sini."
"Tapi bukankah masih dua hari lagi?"
"Informanku salah, ayahmu mengatakan bahwa Tim Taylor akan mendatangi kastil kita besok pagi-pagi sekali."
"Ayahku?"
"Akan kujelaskan sambil jalan, ayo bergegas."Gina segera turun dan mengambil mantel tebal dari dalam lemarinya. "Aku harus menjemput Jared." katanya.
"Ayo." Kyle mengulurkan tangannya pada Gina dan mereka berjalan bersama. Gadis itu setengah berlari karena mengikuti langkah panjang Kyle. Walau demikian ia sempat mengagumi tubuh sempurna Kyle dalam balutan pakaian itu. Rompi anti peluru, dan beberapa senjata di pinggangnya.Di koridor mereka bertemu dengan Max. Pria itu sepertinya tidak dalam kondisi yang baik.
"Orang-orang Dex menyerang melalui gerbang belakang, mereka berniat menjarah senjata kita setelah gagal menjarah senjata yang kita simpan di pelabuhan. Polisi menyegel tempat itu bahkan kita pun tak dapat mengambilnya."
"Itu artinya kita hanya punya senjata di ruang bawah tanah untuk pertahanan diri."
"Tapi itu koleksi Anda, Bos."
"Koleksiku adalah yang terbaik. Gunakan seefektif mungkin, jangan sampai orang-orang kita menjadi korban."
"Saya akan kembali menjaga akses keluar-masuk, Bos."
"Apa helikopter di atap sudah siap?"
"Tapi pilot kita menghilang secara misterius."
Kyle terdiam sejenak sebelum akhirnya memutuskan, "Aku yang akan menerbangkannya sendiri."Gina tertegun lagi, Kyle bisa menerbangkan helikopter? Pria macam apa sih dia?
Ia kembali menarik Gina untuk tetap melangkah, kemungkinan kastil telah dikepung oleh orang-orang Dex. Mereka harus berhasil mencapai helikopter sebelum fajar atau serbuan polisi akan membuat mereka semakin terjepit.
Dengan langkah mantap Kyle menuju ruang bayi, ia menjaga Gina tetap di belakang tubuhnya sebelum membuka pintu berat itu.
Gina terkejut ketika tiba-tiba Kyle mengangkat senjata ke arah depan. Rasa penasaran membuat gadis itu mengintip melalui pundak Kyle. Matanya melebar dan napasnya terkesiap, Lolina sedang menggendong Jared namun tepat di belakangnya ada seorang pria yang menodongkan pistol ke kepala wanita itu. Lolina mematung walau matanya basah, ia terus mendekap Jared yang sedang tertidur dalam gendongannya.
Pria itu sepertinya baru saja memanjat masuk karena satu kakinya masih berada di luar. Mata hitam kelamnya menatap lurus ke arah Kyle walau senjatanya tetap tertuju pada kepala Lolina.
Kyle mendorong tubuh Gina dari ambang pintu, ia harus mengamankan gadis itu lebih dulu.
"Jangan lihat!" bisiknya pada Gina sambil tetap menjaga mata dan pistolnya tertuju pada pria itu.Dengan patuh Gina menyingkir dari ambang pintu. Tapi kemudian keributan di lantai satu membuat Gina menjerit histeris dan perhatian pria di jendela itu terusik. Kyle melepaskan satu tembakan dan peluru bersarang di antara alis pria itu. Tubuh besarnya ambruk ke luar jendela dan sepertinya hancur di halaman bawah.
Tapi sayang, ternyata pria itu juga sempat melepaskan tembakan di saat yang sama dengan tembakan Kyle dan pelurunya menembus kepala Lolina. Kyle menangkap Jared tepat waktu sebelum wanita itu tersungkur dengan darah menggenang di sekitar wajahnya.
Kyle membawa Jared keluar kamar dan bayi itu terbangun namun tidak menangis. Ia tersenyum melihat wajah ayahnya yang tampan dalam balutan pakaian siap perang.
Gina menghembuskan napas lega ketika ia melihat Jared dan Kyle selamat. Tapi kemudian ia tidak melihat Lolina menyusul mereka. Gina terus menoleh ke belakang saat Kyle menarik pinggangnya dan terus melangkah cepat.
"Dimana Lolina?" ia meraih Jared dari gendongan ayahnya kemudian mendekap bayi itu dengan protektif.
"Tidak selamat." jawab Kyle tanpa emosi. Sepertinya kematian adalah hal yang lumrah bagi pria itu.
Gina terkejut, walau demikian ia tidak terus mencecar Kyle dengan beragam pertanyaan lanjutan, mereka harus segera menyelamatkan diri.Mereka bertiga sampai di puncak tangga dan melihat ke lantai satu. Beberapa pelayan telah menjadi mayat di bawah sana dengan luka tembak di tubuh mereka.
Gina sempat melihat pelayan yang kakinya pernah terkena pisau dulu saat ia dan Kyle bertengkar, pria muda itu tergeletak dengan mata membelalak dan dada basah penuh darah.
Kyle menarik gadis itu, tidak akan memberinya kesempatan untuk merekam semua ini dalam ingatannya.
"Kita harus segera ke atap." cetusnya, Gina mengangguk patuh dan mengikuti langkah panjangnya.Sayup-sayup terdengar oleh mereka letusan senapan yang saling bersahutan di luar kastil lalu teriakan nyaring pria-pria yang kemudian diam. Mungkin mereka telah tewas. Entah itu anak buah Kyle atau anak buah Dex, yang jelas mereka harus segera sampai ke atap.
Gina kesulitan ketika harus menaiki tangga dengan Jared dalam gendongannya maka dari itu Kyle mengambil alih Jared dengan satu tangan dan tangan yang lain tetap siap dengan pistolnya.
Ketika mereka sampai di puncak tangga lantai tiga, satu tembakan menyambut dan beruntung Kyle sempat menghindar. Peluru merusak panel kayu di selasar tangga dan Jared terkejut. Ia menangis keras karena itu. Gina segera memeluk Jared dan memberinya minum dari payudaranya sementara Kyle berusaha membidik pria yang bersembunyi di balik sofa.
Kyle menatap Gina, apa yang sedang kau lakukan?
Paham dengan kerutan di dahi Kyle, Gina menjawab, "Aku harus menenangkannya, dia tidak boleh menangis atau kita akan mudah ditemukan."
"Jaga payudaramu, jangan sampai terlihat." tegur pria itu sebelum kembali merunduk dan mengawasi keadaan.Gina menutup telinga putranya dengan selimut yang membungkus tubuh bayi itu. Ia mempertahankan Jared tetap menyusu padanya agar tidak bersuara.
Satu tembakan disusul satu teriakan dan Kyle menarik Gina kembali melangkah, ia berhasil melumpuhkan pria yang bersembunyi di sofa. Tapi kemudian langkah ramai beberapa pria terdengar menghentak di koridor, Kyle menarik Gina masuk ke dalam kamar terdekat dari jangkauan mereka. Ia mengunci pintu dan jendela kemudian memadamkan lampu di ruangan itu.
Gina menahan napasnya sambil terus mendekap Jared, sementara Kyle memusatkan pendengarannya pada langkah kaki di luar kamar. Mereka sedang membuka masing-masing pintu kamar termasuk kamar itu. Kyle menarik Gina masuk ke dalam sebuah lemari, ia memberi isyarat agar Gina tetap diam di dalam sana kemudian menutup pintu itu.
Salah satu dari mereka menembak kenop pintu dan yang lain menjeblaknya hingga terbuka. Kyle yang bersembunyi dalam bayang-bayang dapat melihat tubuh mereka dengan jelas. Ada tiga orang pria dengan senjata terangkat sedang menyisir ruangan.
Ia harus berhati-hati mengarahkan senjatanya karena jika tidak letusan peluru nyasar dari mereka akan membahayakan nyawa Gina dan Jared jika sampai menembus lemari.
Kyle menembak kepala pria yang paling dekat dengan pintu dan tumbang. Kedua pria lain sontak melepaskan tembakan ke segala arah. Itulah yang Kyle cemaskan. Semoga saja Gina sedang meringkuk karena peluru tidak akan terbang serendah itu.
Kyle muncul dan menembak salah satu dari mereka, musuhnya tumbang karena Kyle sangat efektif, ia mengarahkan pistolnya langsung pada kepala musuhnya. Satu pria lain langsung menembak Kyle dengan membabi buta tapu dari sekian tembakan hanya satu yang menggores lengannya, tidak menembus.
Kyle berhasil melumpuhkan pria terakhir walau ia merasakan aliran panas menuruni lengannya. Ia menghampiri lemari dan menarik pintunya terbuka.
"Gina, kau baik-baik saja?"
Gadis itu benar sedang meringkuk di dalam lemari, namun mata dan pipinya basah, tangis lirih terdengar kemudian, membuat Kyle semakin bingung.
Pria itu menunduk dan menatap Jared, matanya melebar dengan wajah diserbu rasa panik yang luar biasa. Bayi itu terpejam dan tidak bergerak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
RomansaEdward Kyle : Aku kejam dan super egois, aku tidak segan melenyapkan kalian yang tidak berguna lagi bagiku apalagi mereka yang mengusik hidupku. Aku selalu melakukan segala cara untuk melindungi diri sendiri. Regina Dawson : Gosipnya pesta di kastil...