Kedua Puluh

6.4K 650 6
                                    

Gina sedang bermain dengan Jared di atas ranjang, bayi itu mulai mengenali wajah Gina dan Kyle karena bola matanya selalu mengikuti arah mereka berada. Jared tersenyum sambil menendang kakinya di udara, bocah itu girang melihat raut wajah Gina yang dibuat konyol.

Kyle di sudut ruangan sedang menggenggam ponsel, ia terlibat percakapan yang serius namun tidak menyingkir seperti biasa, ia tetap di dalam sana bersama Gina dan Jared karena ia percaya bahwa gadis itu tidak akan macam-macam.

"Seperti biasa, aku baru bisa mengirim barangnya setelah pembayaran lunas. Dua bulan dari sekarang, di pesta yang sama. Seperti waktu itu, kali ini ada yang ingin kutitipkan, Dex. Dua berlian untuk jasa itu kupikir cukup adil. Baiklah, empat." Kyle mematikan ponselnya kemudian ia menoleh pada Gina yang kini sedang menggelitiki kaki putranya.

Sekarang sudah lebih dari satu bulan Gina menunda waktu pembebasannya. Sejak mendekap Jared, naluri keibuannya timbul dan ini membuatnya semakin resah. Ia ingin pergi dari sini tapi ia pun tidak ingin berpisah dari Jared. Terlebih Jared lebih menyukai asi dari pada susu formula, Jared membuat keadaannya semakin sulit.

Kyle sudah berada di belakang Gina, ia tersenyum menatap Jared yang menjerit senang ketika melihat ayahnya. Bola mata Jared terfokus pada Kyle membuat Gina ikut menoleh ke arah yang sama.

Kyle menunduk pada Gina dan mengulas senyum singkat lalu kembali pada Jared karena bayi itu bergumam tidak jelas padanya, rupanya ia meminta perhatian sang ayah.

Tak kuasa menahan tawa, Kyle bergerak meringkuk di sisi Jared, sehingga kini bayi itu diapit oleh kedua orang tuanya. Kyle menyurukan kepalanya di telapak kaki Jared dan ia menjerit lagi karena rambut Kyle membuatnya geli.

Gina merasakan kebahagiann kedua laki-laki itu sehingga ia ikut tertawa.
"Baguslah, dia menyukaimu." gumam Gina sambil memainkan kaki Jared yang lainnya, ia tidak ingin menatap wajah tampan Kyle.

Kyle memandangnya walau senyum riang tadi hampir lenyap dari wajahnya.
"Dia juga menyukaimu, amat sangat menyukaimu."
Gina menunduk dalam sambil menggigit bibirnya bagian dalam, tiba-tiba ia merasa sedih.

"Edward," katanya pelan, "aku akan pergi dari sini dalam waktu dekat." ia memberanikan diri menatap Kyle walau sebenarnya sulit.

Kyle diam memandangnya dengan raut wajah tak terbaca, namun demikian pandangannya teduh, tidak tajam. "Kau bebas pergi kapan pun." katanya, "dan kau tahu aku menginginkan dirimu tetap disini."

"Demi apa?"
"Demi Jared" demi aku.
"Ayahku pasti sangat cemas, aku menghilang sudah terlalu lama. Bolehkah aku mengirim kabar padanya?"

Kyle menggeleng kasar, "Kau tahu itu dilarang. Jika memang ingin kau boleh pergi dari sini tapi kau tidak akan bisa kembali, kau tidak akan bertemu dengan aku dan Jared begitu kau melangkahkan kaki keluar dari kastil ini."

"Kenapa, Edward? Jared membuat aku terikat, aku menjadi kita, termasuk kau di dalamnya. Ijinkan aku mengirimkan kabar bahwa aku baik-baik saja dan dia memiliki seorang cucu."

"Aku tidak bisa berkompromi soal ini."
"Kalau begitu biarkan aku membawa Jared bersamaku."

Kyle melotot padanya, pria itu jelas-jelas sangat marah, tidak perlu orang pintar untuk mengartikannya.
"Kau satu-satunya orang yang ingin membunuh Jared, kau juga yang bersikap jijik padanya ketika ia baru saja dilahirkan. Sekarang kau mau membawa anakku pergi dariku? Kau pikir aku orang yang doyan bercanda?"

"Kau tidak lebih baik, Edward. Kau meninggalkanku ketika aku berjuang mempertaruhkan nyawaku untuk melahirkan Jared. Kau pergi, kau tidak mau tahu. Aku benci padamu."

Wajah Kyle menegang, setelah berusaha menghindar untuk tidak lagi membahas momen sialan itu, kini Gina mengungkitnya sebagai senjata untuk menyerangnya.

"Kau mengharapkan aku melakukan apa? Menurutmu apa yang bisa kulakukan? Kau kesakitan dan aku tidak bisa membuatmu merasa lebih baik, terlebih kau membenciku, melihatku saja pasti akan menambah rasa sakitmu kala itu. Kau pasti menyalahkanku, kau berada di posisi itu karena ulahku, karena aku membuatmu hamil."

"Aku memang membencimu." Gina mengumumkan dengan angkuh, "Aku sangat membencimu sehingga aku menikmati malam-malam kita. Aku membencimu sampai aku menjadi bodoh, membiarkan diriku bercinta denganmu tanpa antisipasi. Aku sungguh sangat membencimu sehingga aku menuruti keinginanmu untuk mempertahankan kehamilanku. Aku seribu kali membencimu karena telah mempertaruhkan nyawaku demi memberimu seorang anak. Dan aku sejuta kali membencimu karena menunda kebebasan yang kudambakan sampai detik ini."

Kyle tercengang beberapa saat menatap Gina lalu ia mengerjap cepat, "Sudah kukatakan jangan mencintaiku, Gina. Ini demi kebaikan kita bersama." Kyle kembali memperingatkan Gina untuk yang kesekian kali.

Gina menatap datar ke arah pria itu dan hatinya sakit, "Maka dari itu aku membencimu, Edward." Gina mengatakan dengan emosi yang bertolak belakang, makna yang sebenarnya adalah, maka dari itu aku mencintaimu, Edward.

Kyle mengerang kasar, ia kesal sekaligus bahagia. Gina adalah gadis yang bandel dan ia menyukainya. Kyle membungkam mulut Gina dengan mulutnya. Gina menarik wajahnya ke belakang tapi Kyle lebih dulu menahannya hingga Gina berhenti berontak.

Napas Gina berhembus cepat, dadanya bergerak naik dan turun. Bibir mereka masih saling melekat namun diam, Gina dan Kyle saling memandang dari jarak sedekat itu. Kemudian Gina merasakan bibir Kyle bergerak dengan amat perlahan dan lembut membelai serta membujuk untuk membalas ciumannya. Gina baru saja akan membalas ketika kaki Jared menendang tangannya, bayi itu tergelak tidak jelas menginterupsi keintiman orang tuanya.

Kyle mengerutkan dahi tidak senang terhadap protes putranya.
"Dasar pria usil, kau pasti cemburu padaku, kan?" tuduh Kyle pada putranya dengan nada kesal palsu dan dibalas dengan semprotan liur dari bibir Jared, bayi itu tergelak dan matanya bersinar bahagia.

Gina ikut tertawa bersama putranya sementara Kyle hanya tersenyum lebar sembari membelai rambut Gina.

"Malam ini Jared ingin tidur di kamar bayi." bisik Kyle di telinga Gina. Pria itu sengaja menghembuskan nafas di sekitar telinganya membuat Gina menggeliat.

"Baru sebulan yang lalu aku melahirkan, Edward."
"Itu artinya aku sudah sangat merindukan waktu kita berduaan saja."

Gina merasakan pipinya panas dan merah. Ia mengabaikan Kyle dengan bercakap-cakap pada Jared.
"Apakah kau mengijinkan Mama dan Papa tidur tanpamu?" Gina diam sejenak berpura-pura mendengarkan putranya, "Ah, kau tidak mengijinkannya, ya? Apa? Papa yang harus tidur di kamar bayi? Baiklah akan Mama sampaikan."

"Kurasa maksud Jared adalah Papa dan Mama silahkan ambil waktu kalian berdua dan kita akan bertemu besok pagi di meja makan."
"Jared belum bisa makan." protes Gina geli.
"Tentu saja dia bisa. Jared akan menyusu padamu sementara kau menikmati sarapanmu dan aku akan melahap sarapanku sambil menikmati pemandangan payudaramu." Kyle menyeringai puas dengan ide konyolnya.
Gina mendesis kesal, "Ya, Tuhan, mesum sekali, sih!"

Kyle tergelak, sebuah tawa langka yang sangat Gina sukai dari wajah yang sebagian besar diatur dalam mode suram.

"Lolina!" ia memanggil pengasuh Jared dan wanita itu datang dengan lutut bergetar. Lolina adalah pengasuh dari sebuah agen yang Kyle bayar tiga kali lipat gajinya untuk bekerja disana. Tidak banyak orang yang bersedia bekerja di dalam kastil misterius ini. "Tolong bawa Jared kembali ke kamarnya, dia sudah cukup kenyang malam ini."

Gina menjadi cemas, ia memandang Kyle dengan tatapan tidak percaya, kemudian ia memperhatikan Lolina mengangkat Jared dalam gendongannya.

"Kyle, kau serius." gumam Gina sembari menatap kepergian Jared. Ia membasahi bibirnya yang kering ketika pintu tertutup di depan mereka.

Kyle menarik Gina berbaring di atas ranjang, "Ayah Jared ingin bercinta dengan Ibu Jared." Ya, mereka bukan suami dan istri, sebutan 'Ayah Jared' dan 'Ibu Jared' dirasa cocok untuk keduanya karena memang begitulah adanya.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang