JARED tersenyum merasakan seberkas sinar matahari pagi yang jatuh di wajahnya, sinar itu masuk melalui jendela yang terbuka bersama sejuknya udara dan wangi bunga dari taman.
Beberapa pelayan lalu lalang melakukan pekerjaan mereka, seulas senyum terpancar dari wajah mereka kala melihat majikannya menggendong sang putra dengan bahagia. Tidak pernah Kyle terlihat seagung ini bahkan saat ia membawa wanita paling cantik ke atas ranjang sekalipun. Karena itulah mereka sangat menghormati kehadiran Gina alih-alih ketakutan.
Hari ini ia berniat mengajak Gina dan Jared bermain di taman bunga di halaman belakang kastilnya. Ia telah mengundang perancang taman khusus untuk menata kebun bunganya menjadi spektakuler dan amat disayangkan jika ia tidak menikmatinya. Selama ini ia tidak pernah berpikir untuk menikmati hal remeh itu, baginya segala yang ia lakukan hanya demi prestis. Tapi sekarang ia mempunyai teman untuk berbagi kesenangan itu, Jared dan Gina.
Jared baru saja selesai mandi, Kyle mengendus wangi tubuh Jared yang amat ia sukai sembari menunggu Gina mandi dan bersiap-siap.
"Ada dua orang tamu pria yang mencari Anda, Tuan." Fredy dengan enggan mengusik momen intim Kyle dengan Jared.
Karena Kyle sedang dalam suasana hati yang sangat baik, ia menerima kunjungan yang amat pagi ini.
Sambil menggendong Jared dengan sikap protektif, ia menerima dua pria yang berjalan masuk ke dalam ruang tamu.
"Selamat pagi, Tuan Kyle." sapa salah seorang di antara mereka, yang masih muda. Sementara si pria tua menjaga wajahnya setenang mungkin, tapi Kyle mengenal ekspresi itu, ekspresi pria saat meredam emosi.
"Selamat datang di kastilku, dengan siapa aku bicara?" tanya Kyle sambil lalu karena ia sedang membuai Jared.
"Aku detektif Taylor dari kepolisian dan ini temanku, Garrick Dawson." Tim memperkenalkan diri.
Layaknya Garrick, Kyle menjaga wajahnya tetap tenang begitu mengetahui pria tua yang berdiri di hadapannya adalah ayah Gina, kakek dari bayi yang sedang ia gendong.
Pria itu sangat tegap di usianya yang tidak lagi muda dan ia sempat membayangkan bagaimana takutnya Gina menghadapi pria itu. Pantas saja Gina tidak menghargai keangkuhan Kyle karena rupanya ia terbiasa hidup dengan pria tua yang jauh lebih angkuh darinya bahkan Kyle ragu bisa menyainginya.
Mengalihkan pandangan terkesima dari Garrick, Kyle kembali menoleh pada Tim.
"Silahkan duduk, aku tidak bisa duduk karena pria kecil ini senang dibuai, ia tidak nyaman dibawa duduk." gurau Kyle dan kedua pria itu tersenyum maklum lalu menanggapi undangan Kyle."Apa yang bisa kulakukan untuk kalian mengingat kunjungan ini terlalu pagi, kuduga kalian belum sarapan. Aku bisa meminta pelayan menyediakannya." Kyle menawarkan keramahannya sebagai tuan rumah.
"Tidak, tidak perlu. Jangan repot-repot, kami hanya ingin menanyakan beberapa hal terkait kepemilikan gudang di pelabuhan." Tim menolak dengan wajah menyesal. Entah tulus atau hanya demi kesopanan.
Kyle mengangguk sambil menyandarkan kepala Jared di dadanya.
"Silahkan saja. Apa yang membuat kalian penasaran mengingat aku sudah mendaftarkan isi gudang itu kepada petugas.""Well, ya. Kami hanya ingin bertanya apakah Anda melakukan pengiriman ke luar negeri tidak melalui jalur yang semestinya? Kami mendapatkan laporan dari agen yang terpercaya."
Kyle mencermati penjelasan Tim sembari melirik pria tua di sampingnya. Diam-diam Garrick mengamati seisi rumah Kyle, ia mendongak ke lantai atas seolah mencari sesuatu yang ia curigai.
"Kami tidak melakukan itu, mungkin ada oknum lain." katanya sambil membelai kepala Jared yang bergerak tidak nyaman. Mungkinkah ia merasakan detak jantung ayahnya yang dinamis? "Ssh...ssh..." ia mengayun Jared.

KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
RomanceEdward Kyle : Aku kejam dan super egois, aku tidak segan melenyapkan kalian yang tidak berguna lagi bagiku apalagi mereka yang mengusik hidupku. Aku selalu melakukan segala cara untuk melindungi diri sendiri. Regina Dawson : Gosipnya pesta di kastil...