Ketiga Puluh Tujuh

4.9K 564 4
                                        

WAKTU menunjukan pukul tujuh malam. Gina hanya menggunakan terusan sederhana longgar yang membalut tubuhnya, walau kurus perutnya tetap membesar dan Gina tidak ingin bayinya merasa gerah dengan baju-baju ketat.

Ia mengambil Jared dari gendongan Lolina dan membawanya turun ke lantai satu. Tiba di dasar anak tangga, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan masih tidak melihat dimana Kyle. Pria itu pergi sejak satu minggu yang lalu dan belum kembali, walau demikian Max dan Janson menjaga kastil itu tak seorang pun bisa masuk dan keluar tanpa seijin mereka.

Gina memutuskan untuk pergi ke ruang makan untuk menyantap makan malam lebih awal bersama Jared. Ia mendudukan bayi itu di tempat duduk khusus kemudian mengambil tempat di sebelahnya.

Gina mengernyit, pelayan menyediakan dua set peralatan makan malam. Ketika seseorang mengantarkan seekor bebek panggang, Gina mengajukan pertanyaannya.
"Dengan siapa aku akan makan malam?"
"Tuan Kyle baru saja tiba, beliau berkata ingin makan malam bersama Anda, Nyonya."

Gina menarik napasnya dalam-dalam, ia berusaha meredam perasaan berbunga-bunga yang siap meledak dalam dada karena begitu merindukan pria itu. Tanpa berpamitan Kyle pergi dan ia pulang tanpa memberi kabar lebih dulu. Gina menatap gaun yang ia gunakan, sangat tidak seksi dan tidak cantik, Kyle pasti jijik melihatnya seperti ini.

Gina mendongak ke arah tangga, ia sangat ingin sampai di kamar dan berganti pakaian yang lebih layak kemudian memoles sedikit riasan di wajah polosnya. Tapi dengan beban pada perut serta harus membawa Jared, ia menyerah karena naik tangga dua kali lebih melelahkan ketimbang menuruninya.

Gina bangkit dari kursinya, ia mengambil Jared bersama dalam gendongannya, kala itu Jared menggenggam sebatang wortel rebus sambil menggigit ujungnya.

"Ayo, pria kuat, kita bertemu dengan Papa, apa kau merindukannya?" gumam Gina sembari membawa bayi itu menuju ruang kerja Kyle, "hm, ya, Mama juga merindukan Papa." Ia berjalan melewati pintu ganda yang terbuka lebar namun tidak mendapati Kyle disana.

Sambil terus mendekap Jared ia keluar dari ruangan itu. Ia melihat Max sedang berdiri di ambang jendela, tampak dalam sikap siaga mengawasi keadaan di luar padahal tidak sedang terjadi apa-apa namun Max selalu profesional itulah sebabnya Kyle sangat menghormati bawahannya yang satu itu.

Gina menghampiri Max dan bertanya, "Dimana, Edward?"
Max memutar tubuh raksasanya yang berbalut kemeja hitam, Gina harus mendongak karena wajahnya hanya sejajar dengan dada pria itu.
"Tuan-," perhatian Max teralihkan oleh gelak tawa Jared, "oh, pria tampan, apa yang kau makan?" setelah asyik bergurau dengan Jared ia kembali berdiri tegak dan menjawab, "Tuan Kyle ada di sebuah ruangan rahasia, aku tidak yakin dia ingin Anda kesana tapi sejauh ini ia tidak memberi larangan untuk itu. Dia ada di kamar bawah tanah, jika Anda berkeras untuk bertemu."

Max tidak perlu terlalu sopan pada Gina, ia memperlakukan Gina layaknya wanita-wanita Kyle terdahulu, cukup menghormati dan bersikap sewajarnya tanpa memperlakukannya seperti nyonya rumah. Gina pun tidak tersinggung dengan perlakuan Max, toh ia memang bukan nyonya rumah.

Walau setiap kastil pasti memiliki ruang bawah tanah namun Gina tidak pernah tahu dimana letak ruang bawah tanah milik kastil Highleigh. Gina tidak pernah berbincang terlalu lama dengan Max dan ia juga tidak berniat melakukannya sekarang walau sebenarnya ingin bertanya dimana letak ruangan itu. Gina tampak ragu sebelum membalik tubuhnya.

"Anda ingin kuantarkan?"
"Jika tidak merepotkan." jawab Gina lirih sambil menoleh padanya.
"Ikuti aku, mungkin tempatnya agak sedikit gelap bagi Jared."
"Dia aman dalam gendonganku, lagi pula Jared anak yang hebat."
"Aku setuju."

Mereka berjalan dalam diam menuruni sebuah tangga batu, dinding kastil terdiri dari bata tebal yang sudah tua dan beraroma khas, namun demikian Kyle mengganti tempat obor dengan lampu yang lebih praktis.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang