Ketiga Puluh Satu

5.3K 559 8
                                    

AKHIRNYA Kyle menoleh pada Gina. Gadis itu dengan berani membalas tatapannya.

Apa? Kau mengharapkan ijin dariku? Aku benci padamu.

Kyle cukup mengenal mimik wajah Gina yang seperti itu sehingga ia mengulurkan tangannya agar gadis itu mendekat. Semua orang hening dan menatap ke arah mereka, menunggu dalam penasaran. Mau tidak mau Gina yang menjadi pusat perhatian akhirnya melangkahkan kakinya melalui celah lantai yang tersisa mendekat ke arah Kyle, bahkan wanita yang pahanya terinjak oleh ujung lancip sepatu Gina pun tidak menyuarakan protesnya. Dalam perjalanannya sejauh lima meter ia merasakan betis dan paha dalamnya dijamah oleh mereka yang ada di lantai, Gina merasa takut dan ia berharap cepat sampai ke tempat Kyle berdiri.

Setelah berada dalam genggaman Kyle yang posesif, Gina lantas mendapatkan perlindungan yang ajaib. Tidak seorang pun berani menyentuh milik Edward Kyle.

"Aku sudah punya satu disini, kalian boleh memulainya." Kyle mengumumkan. Untuk tiga detik pertama ruangan menjadi hening tapi kemudian mereka bersorak riang ke arah panggung.

Ditengah kebisingan itu Kyle menangkup wajah Gina dan menciumnya disana. Ciumannya menjalari nadi di leher Gina dan berhenti pada ceruk di antara tulang selangkanya. Kemudian ia menarik turun gaun berhias zamrud dari pundak Gina hingga payudaranya bebas tapi ia langsung menutupinya dengan kedua tangan hingga tak seorang pun bisa melihat. Ia menciumi Gina, gadis itu sudah telanjang sebagian.

Oh, apakah Edward akan meniduriku disini? Bersama mereka semua?

Kyle menyadari kepanikan yang sempat berkelebat di wajah Gina. Ia mengembalikan gaun Gina pada tempatnya dan lalu berbisik lirih.

"Kita pergi dari sini." sambil menarik gadis itu tepat di belakangnya. Ketika Kyle melangkah ia tak ubahnya Musa karena lautan manusia itu terbelah memberinya jalan dengan leluasa. Oh, ternyata ini pernyebabnya. Gina merapatkan tubuhnya di belakang Kyle atau ia akan tenggelam di dalam air bah itu.

Sejenak sebelum Gina keluar dari pintu galeri terkutuk, ia sempat mendengar jeritan wanita itu diiringi tangis yang sangat memilukan. Gina menoleh ke belakang namun lengan Kyle menariknya menjauh.

Kyle masih tidak bicara ketika mereka menyusuri koridor raut wajahnya tenang dan tidak terbaca. Penasaran membuat Gina nekat menarik siku tangan Kyle dan mereka berhenti. Kyle menoleh padanya, raut wajah bertanya.

"Ada apa?"
"Mengapa kau tidak menolong wanita itu? Kau kan tuan rumahnya."
"Aku tidak bisa mengacaukan aturan yang mereka buat, aku bukan malaikat seperti yang kau kira. Aku mengadakan pesta ini karena tujuan khusus dan aku tidak akan ikut campur dengan apa yang terjadi di dalamnya."
"Jadi ini ritual yang mereka sebutkan? Bahwa mereka akan meminum darah dan memakan jantung? Demi Tuhan, itu tadi seperti sebuah ritual sekte sesat."
"Tidak ada yang seperti itu. Mereka hanya akan memasuki wanita itu secara bergantian."

Gina terkesiap, "Apa?"
"Ya, itu sebabnya aku tidak ingin kita bertahan lebih lama lagi disana. Kau tentu akan trauma dengan tontonan seperti itu. Sebaiknya kita kembali ke lantai dansa karena set terakhir akan dimulai sebentar lagi." Kyle telah memutuskan walau melihat rasa penasaran terpancar dari wajah Gina.

Di dalam galeri yang sekilas terlihat seperti neraka Dante itu sang persembahan akan ditiduri oleh pria dan wanita yang mengantri. Mereka hanya punya waktu tiga menit untuk melakukannya, terserah apapun hasilnya.

Sang wanita persembahan dibiarkan menangis dan menjerit bahkan ketika pingsan mereka akan berusaha membangunkannya dan kemudian melakukannya lagi hingga selesai. Ketika bagian intin wanita itu terluka hingga mengeluarkan darah, beberapa dari mereka akan mundur tapi beberapa yang lain justru lebih terangsang. Wanita yang terikat hanya menangis dan mengharapkan bahwa mati akan lebih baik dari pada ini.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang