Ketiga Belas

7.3K 726 11
                                    

KYLE melewatkan sarapan, Gina melewatkan sarapan. Gina masih berbaring di ranjang, sementara Kyle menerawang ke luar jendela kamar Gina yang berterali. Sebuah mobil sedan hitam memasuki pelataran kastilnya. Kyle memeriksa arlojinya, dokter itu datang sepuluh menit lebih cepat dari waktu yang mereka janjikan.

Kyle menjauhi jendela, ia berputar menatap Gina yang masih terdiam. Kemudian Kyle bergerak menutup pintu kamar Gina dan menghampiri gadis itu di ranjang. Ia menatap sorot mata Gina yang hampa.

"Apa kau ingin pergi dari sini?" akhirnya ia bertanya pada Gina. Pertanyaan itu berhasil menarik perhatian gadis itu. Kini Gina menatap Kyle dengan penuh kesadaran. Ia bangkit dan duduk di hadapan Kyle.
"Kau baru saja menawarkan kebebasan?"
"Bersyarat."
"Sudah kuduga." ia tersenyum sinis.
"Setidaknya kau bebas dalam keadaan utuh, tidak hilang ingatan, tidak gila, tidak juga mati."
"Katakan syaratnya!"
"Aku ingin-" Kyle menunduk, ia benci dengan sorot mata Gina yang sangat antusias ketika mereka membicarakan prihal perpisahan, maksudnya...pembebasan. "Tiba-tiba aku merasa bahwa aku tidak ingin anak pertamaku mati dibunuh oleh pisau bedah." Kyle mengutarakannya dengan santai.

Gina mengernyit bingung, "maksudnya?"
"Kau akan kubebaskan setelah melahirkan bayi itu. Aku akan mengambil hak asuh atas dirinya dan kau boleh pergi dari kastil ini, bahkan selama sisa hidupmu kau tidak akan pernah melihatku atau anakku."

Gina terpana menatapnya, bingung dan takjub.
"Mengapa tiba-tiba?"
"Karena dia anakku."
"Tapi bukan dari wanita yang kau inginkan."
"Aku menidurimu itu artinya aku menginginkanmu walau tidak mencintaimu."
"Anak ini hasil kecelakaan, Kyle."
"Menurutmu. Tapi aku sadar ketika melakukannya, dia bukan kecelakaan bagiku."

Jika saja yang mengatakan ini bukan Kyle, mungkin aku sudah menangis haru. Bagaimana seorang pria mati-matian ingin mempertahankan janin yang aku kandung. Seberapa besar arti anak ini bagi Kyle? Dan siapa aku yang begitu tega membunuh anak ini?

Gina merasakan matanya perih, pertanda air mata akan tumpah. Ia menggigit bibir bawahnya dan menghindari tatapan Kyle. Gina kembali merebahkan tubuhnya dan tidur menyamping memunggungi pria itu.

"Sembilan bulan waktu yang lama, Kyle. Aku tidak yakin dapat bertahan selama itu." gumam Gina lirih.
"Aku akan menjagamu." ia menjawab dengan sama lirihnya.

Oh, Kyle. Mengapa kita berada di posisi ini? Mengapa kita tidak bertemu di situasi yang berbeda saja?

Gina tidak merespon pernyataan Kyle cukup lama. Pria itu sempat berpikir untuk mengalah dan memanggil dokter itu masuk.

"Kau harus berjanji untuk memulangkan aku tepat setelah bayi ini lahir." Gina mengumumkan tiba-tiba.
Bola mata Kyle kembali mendapatkan sinarnya yang cerah. Entah mengapa kesediaan Gina memberinya energi baru dan ia bersyukur karenanya.

"Kau serius?" tanya Kyle ragu-ragu pada punggung Gina.
Perlahan gadis itu memutar tubuhnya, ia tidur menyamping menghadap pada Kyle. Matanya basah dan pipinya merah. Gina sedang menangis sehingga ia hanya mengangguk.

Kebodohan apa yang sedang kulakukan? Seharusnya aku menggugurkan janin ini seperti rencana semula dan pergi dari sini dalam waktu dekat. Tapi...

Rasa senang Kyle begitu tampak pada wajah tampannya membuat Gina tak kuasa untuk mengubah apa yang ia katakan. Bahkan Kyle menariknya bangun kemudian memeluknya sebagai bentuk syukur dan...
"Terimakasih." katanya.

Kyle berterimakasih? Padaku? Dan itu karena aku setuju untuk melahirkan anaknya? Ini benar Kyle yang itu, kan?

Gina tertegun ketika Kyle memeluknya sepenuh hati dan mendaratkan kecupan di dahinya. Gina hanya terpejam sembari menelan ludah. Beberapa detik kemudian ciuman itu menjalar turun ke ujung hidungnya dan Gina masih terpejam. Lalu ia merasakan Kyle mendongakan wajahnya dan ciuman lembut diciptakan oleh bibir mereka.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang