Keenam Belas

6.5K 642 7
                                    

"KITA akan segera melakukan pengiriman, Fox telah melunasi pembayaran, dan sedang menanti barang-barang itu tiba." Jacob duduk berseberangan dengan atasannya, Kyle. Pria itu tampak tenang seperti biasanya.

"Lakukan pengiriman segera dan pastikan tidak terlambat. Sewa satu kamar ABK untuk menyertakan Tea." ujar Kyle sambil memutar pena pada satu tangan. Walau tampak santai, benak pria itu sedang berpikir keras. Hanya beberapa orang saja yang mengenali gestur itu. Dan Jacob salah satunya.

"Anda ingin menyertakan Nona Tea dalam ekspedisi kali ini? Apakah tidak terlalu cepat?"
"Gina tidak nyaman dengan keberadaan Tea di kastil ini."
"Tapi Nona Gina berada di lantai yang berbeda, lagi pula Nona Gina tidak berbagi kastil dengan tiga wanita, hanya satu." Jacob hampir kehilangan ketenangannya, menyadari kerutan heran di wajah Kyle, Jacob berhasil kembali bersikap acuh tak acuh.

Kyle menyipit, berusaha memahami pria di hadapannya. Tidak biasanya Jacob ikut campur dalam urusannya kecuali masalah keuangan. Apalagi masalah wanita yang Kyle bawa, itu hak pribadi Kyle sebagai tuan rumah.

"Ada apa dengan protesmu, Jacob?"

Kembali bersikap profesional, Jacob mengutarakan alasan cerdasnya.
"Tidak seperti Key dan El. Memori wanita itu masih bisa dikatakan sangat baik, mungkin dia mengalami pikun sekali dua kali tapi kemungkinan ia membocorkan rahasia Anda lebih besar peluangnya dari pada amnesia yang berusaha kita lakukan padanya."

Alasan Jacob ada benarnya juga. Kyle tidak pernah memilih Jacob sebagai orang yang paling ia percaya jika pria itu tolol. Namun Jacob sangat teliti dan hati-hati terhadap segala hal sebagaimana yang ia lakukan pada seluruh aset Kyle. Jacob mengerti setiap sen kekayaan yang bahkan Kyle sendiri mungkin sudah lupa.

"Kalau begitu mungkin kita harus menunggu transaksi semester berikutnya. Pastikan Mannaham selalu memantau keadaan wanita itu setiap minggu."

"Baik." jawab pria itu singkat. Ia menghindari tatapan Kyle, dan jika Kyle tidak salah lihat, ada kilat marah di mata pria itu ketika Kyle memerintahkan pengasingan Tea.

"Apa kau bawa semua buku yang ingin kuperiksa?" Kyle berhasil mengalihkan topik. Ada hal lain yang lebih penting yang membutuhkan perhatiannya dari pada sekedar wanita.

"Tentu saja." Jacob mendorong tumpukan buku di atas meja secara perlahan. Tidak seperti sikap pria itu yang selalu yakin, kali ini Jacob sedikit ragu ketika menyerahkan buku itu.

Kyle merapatkan bibirnya, ia mengulurkan tangannya untuk menerima buku itu dan ekor matanya berusaha mencermati wajah pria itu. Jacob sudah kembali nyaman di bangkunya.

Setelah membolak-balik beberapa saat, Kyle memutuskan untuk memeriksa buku-buku tersebut seorang diri tanpa ditemani Jacob.

"Kurasa aku ingin membawa buku ini untuk beberapa waktu. Kau bisa menggunakan lembar kerja sementara untuk transaksi kecil hingga aku kembalikan buku ini padamu."

Jacob tampak panik walau hanya beberapa detik, "Tapi-" ia menghela nafas dan menyerah pada serangan mendadak ini, "ah, baiklah, jika Anda berkenan untuk memeriksa buku itu sendiri. Tapi saya siap untuk mendampingi Anda membaca jurnal dan catatan tersebut."

"Terimakasih banyak, Jacob. Sampai jumpa lagi." Kyle mengabaikan celotehan pria itu dan segera mengakhiri pertemuan mereka. Jacob terlihat tidak nyaman pada beberapa topik yang mereka bahas kali ini.

Kalimat terakhir Kyle berarti bahwa pria itu menolak bantuannya, ia berpamitan dan meninggalkan ruangan dengan enggan.

Ruang kerja Kyle di lantai satu dirasanya tidak lagi aman jadi ia membawa tumpukan buku itu ke lantai dua tepatnya ke kamarnya dengan Gina.

Ketika melangkah masuk ke dalam, ia melihat Gina sedang menatap ke luar jendela seperti biasa. Apakah gadis itu merindukan udara luar dan hangatnya matahari?

Oh, ya, gadis ini kan pemuja matahari.

Gina menoleh pada Kyle dan pandangannya turun pada beberapa buku yang di bawa pria itu. Mengabaikan tatapan ingin tahu Gina, Kyle berjalan menuju meja dan meletakan buku-bukunya di sana.

Mata Gina menangkap sehelai kertas yang jatuh dari buku-buku itu. Kemudian ia melirik Kyle, pria itu tidak menyadarinya karena langsung sibuk membuka semua bukunya dan menatanya di atas meja.

Gina bergerak memungut kertas putih itu dan kemudian membalik permukaan depannya. Kertas tebal itu adalah foto polaroid. Yang terlukis disana adalah Kyle dengan seorang wanita. Mereka berdiri berhadapan, Kyle memeluk pinggang wanita pirang itu, dan wanita itu membalas pelukan Kyle di leher.

Kyle dengan begitu maskulin menatap ke dalam mata sang wanita, hanya senyum di sudut bibirnya sangat kecil hampir tidak terlihat. Sementara wanita itu tersenyum lebar memamerkan geligi putihnya, ia juga menatap ke dalam mata Kyle dengan cara yang intim.

Pirang. Oh, ini adalah Tori. Wanita yang kala itu hendak mencekikku dengan rantainya. Mengapa Kyle masih menyimpan foto ini? Mungkin Kyle dan Tori memang masih menjalin hubungan dan aku hadir sebagai pengacau. Ini menjelaskan mengapa Kyle menyingkirkan dua wanita lain tapi tidak dengan Tori. Tidak, aku sendiri sedang disandra, berada disini bukan kemauanku. Mencintai pria itu juga bukan kemauanku. Tapi semuanya terjadi. Dan sekarang aku tersakiti lagi. Betapa lemahnya wanita hamil. Sialan!

Kyle sedang sibuk mencermati setiap angka yang tertulis pada buku catatan Jacob, ia mencocokan dengan buku catatan pribadi miliknya. Walau percaya pada Jacob, Kyle selalu mengantisipasi terjadinya kecurangan dengan membuat catatan pribadi terhadap hal-hal yang sensitif.

Perlahan tapi pasti selembar foto polaroid menghalangi bagian yang sedang ia baca.

"Terjatuh." ujar Gina datar. Gadis itu terdengar tidak peduli padahal ia berusaha mati-matian untuk bersikap seperti itu. Jika menjadi dirinya sendiri, mungkin Gina sudah memporak-porandakan meja Kyle. Gina menjadi gadis pencemburu jika menyangkut Kyle.

Kyle mendongak pada gadis itu namun Gina sudah membalikan tubuhnya dan berjalan menjauhinya. Kyle menyandarkan punggungnya yang lelah sambil mencermati gambar itu.

Aku dan Tori. Bagaimana bisa ada di antara buku ini? Apakah dari buku catatanku atau catatan Jacob?

Kyle mencoba mengingat kembali kapan gambar itu diambil. Ah, ya, pada hari ulang tahun Tori. Tori adalah wanita pertama yang Kyle tahan di kastil pada pesta musim kedua. Musim pertama Kyle tidak menahan siapa-siapa.

Tori berulang tahun setelah tiga bulan tinggal di kastil. Berita menghilangnya Tori telah tersebar namun wanita itu tidak mengetahuinya karena tidak ada akses informasi bagi setiap wanita milik Kyle.

Malam itu mereka sedang makan malam merayakan ulang tahun Tori. Kyle memberikan kalung Ruby yang sangat cantik, kalung yang ia peroleh sebagai pembayaran transaksi bisnisnya pada musim pertama pesta.

Kemudian Jacob datang dengan kamera polaroid di tangannya. Kyle mengernyit menatap benda itu, kemudian ia memandang Jacob penuh tanya.

"Ini malam yang sangat indah untuk diabadikan, saya sengaja membawa polaroid karena hanya akan ada satu foto untuk Anda simpan, Tuan dan Nona." Jacob menjelaskan dengan gugup.

Ketika Kyle sedang mempertimbangkan gagasan itu, Tori menatapnya dengan penuh harap.
"Ayolah, satu kali saja. Hadiah ulang tahunku." pintanya

Dengan berat hati Kyle mengangguk samar dan Tori menarik Kyle hingga mereka berhadapan. Mata Tori yang bersinar cemerlang membuat Kyle terpana, Tori terlihat lebih bahagia sekarang ketimbang saat mendapatkan kalung Ruby tadi.

"Aku mencintaimu." bisik Tori sebelum ia tersenyum lebar. Kyle membalas senyum Tori dengan senyum miring yang amat kecil hanya saja terlihat jelas dari matanya. Kemudian Jacob mengabadikannya. Selesai.

CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang