7 - Ignis Bellator

97K 12.7K 1.1K
                                    

Ignis Bellator - Fiery Warrior

*

Roxanne mengabaikan ucapan Denzel dengan kembali memalingkan wajahnya pada Risa, menatap gadis itu dengan sorot mata penuh kebencian. Risa mengernyit, tapi langsung tercekat saat jemari dingin Roxanne mencengkeram lehernya dengan kuat. Akses bagi oksigen untuk masuk ke paru-parunya kontan terhambat, membuat napas Risa sesak. Gadis itu terbatuk sambil berusaha melepaskan tangan Roxanne dari lehernya, namun sayangnya, tenaga Roxanne jauh berkali-kali lipat lebih besar dari tenaganya.

"Aduh, tolong ya." Denzel memiringkan kepala, menatap bosan pada Roxanne seolah dia sudah sering melihat gadis berambut abu-abu itu melakukan tindakan semacam ini. "She is no ordinary serpent. Kalau lo mencekik dia kayak gitu, dia bisa beneran tewas."

"Setelah tingkah lakunya yang ganjen ke Kevin, gue nggak punya alasan membiarkan dia punya kesempatan melihat matahari besok pagi."

"Roxy, lo bukan penulis novel. Jadi tolong, kalimatnya biasa aja. Selagi gue masih bicara baik-baik sama lo, mending lo lepasin dia."

"Kenapa juga lo peduli sama dia?"

"Karena Nedia menganggap Risa itu temannya. Gue nggak bisa membiarkan lo bikin teman pertama Nedia tewas. Kalau dia sedih, gue juga yang repot."

Roxanne tampak tidak percaya, namun sesaat kemudian, seulas senyum penuh arti tertarik di wajahnya yang cantik. "Then, fight me."

"Maksud lo?"

"Jangan minta gue melepaskan dia pakai kata-kata. Bikin gue melepaskan dia pakai tindakan."

"Sorry not sorry, tapi kalau lo terus-terusan mencekik dia kayak gitu, bisa-bisa sebelum kita selesai ngebacot, dia udah modar duluan."

"Tumben lo agak cerdas."

"Sekarang banget?"

"Sekarang." Roxanne menetapkan seraya melepaskan tangannya dari leher Risa yang membuat gadis itu langsung merosot turun dan jatuh terduduk di atas lantai kamar mandi. Roxanne menatap Risa dengan gaya mencemooh sementara dia terengah-engah, berusaha menarik napas sambil terbatuk dan memegangi lehernya. "Di lapangan sebelah kolam renang atau di taman belakang sekolah?"

"Di mana pun, dampak kerusakannya sama aja. Ujung-ujungnya, kepala sekolah bakal kalap juga. Mending yang dekat, karena gue malas jalan." Denzel menguap, masih dengan raut wajah bosannya sebelum dia berbalik pergi begitu saja. Meski begitu, Denzel sempat menjatuhkan pandangan matanya pada Risa. Jenis tatapannya adalah jenis yang tidak Risa mengerti maknanya, namun mendengar pembicaraannya dengan cewek monster bernama Roxanne itu, Risa punya firasat tidak bagus. Lututnya masih lemas setelah apa yang Roxanne lakukan padanya, tetapi Risa memaksa bangkit dan berjalan keluar dari kamar mandi, mengikuti Denzel, Roxanne dan dayang-dayang setia Roxanne yang sudah berlalu lebih dulu.

Kelihatannya, Denzel dan Roxanne berhasil menarik perhatian sebagian besar siswa yang berada di sekitar kolam renang. Dengan otomatis, mereka membentuk kotak penonton yang mengitari Denzel dan Roxanne—tidak dalam jarak dekat tentu saja, karena entah mengapa, semuanya sepakat memberi ruang yang menurut Risa cukup bagi dua tim kesebelasan untuk bermain sepak bola. Guru yang bertugas mengawasi jam pelajaran olahraga hari ini tak tampak batang hidungnya. Mungkin beliau memang tidak datang, karena berpikir jika mengawasi sekelompok remaja berkemampuan supernatural berenang adalah sesuatu yang sia-sia.

"Lo nggak seharusnya membela gue sampai segininya!" Risa berseru dari tempatnya berdiri, beberapa meter dari tempat Denzel berada.

"Membela... lo?" Denzel merespon seakan-akan Risa baru saja bicara dalam bahasa alien yang tidak dia mengerti. "Siapa yang membela lo? Aduh, jangan kege-eran gitu, dong."

NOCEUR: LIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang