16 - Syndrome

89.2K 11.5K 2.2K
                                        

Tidak jauh berbeda dengan anak-anak dunia manusia yang akrab akan cerita dongeng pengantar tidur serupa kisah Timun Mas melawan Raksasa atau Ande-Ande Lumut, serpent memiliki legendanya mereka sendiri. Sebagian besar dari kisah tersebut menerakan tentang cerita kepahlawanan sejumlah sosok yang keberadaannya tak pasti dari masa lalu, perseteruan antara iblis dan malaikat, penciptaan awal makhluk-makhluk supernatural dan sebagainya, tetapi yang paling populer selain Kisah Luksa dan Cerita Children of Lights adalah legenda tentang Oktana Polimestis.

Legenda tentangnya bermula ribuan tahun lalu, tentang Raja terkuat diantara para serpent yang memiliki dua anak laki-laki. Dua anak laki-laki itu lantas berselisih paham oleh sebab yang tidak diketahui, memicu terjadinya perang yang lalu disebut sebagai War of Two Brothers. Dikisahkan, Oktana Polimestis adalah sebutan untuk delapan keluarga terkuat yang berada di lingkungan kerajaan. Delapan keluarga tersebut memiliki kemampuan magis jauh di atas level rata-rata Serpent pada umumnya. Sebagian orang bahkan menganggap mereka setingkat dengan para iblis dan malaikat. Selain kemampuan magis yang luar biasa, anggota Oktana Polimestis memiliki ciri khas lain berupa mata yang mampu berpendar merah setiap kali mereka terancam, baik secara fisik maupun mental.

Mata tersebut disebut Okulis—dan sejauh ini, tidak ada satu orang hidup pun yang tau kemampuan apa yang tersimpan olehnya selain tanda bahwa pemiliknya merasa terancam.

"Ini bukan Okulis." Risa membantah sesaat setelah Basil menceritakan hikayat tentang Oktana Polimestis yang menurutnya lebih mirip cerita dongeng. "Dan gue bukan anggota dari Oktana—atau apalah itu yang namanya lebih mirip polimer kimia daripada julukan untuk orang-orang overpower yang belum tentu benar-benar ada."

"Gue hanya menceritakan sesuai yang lo minta."

"Tapi ini nggak mungkin." Risa merengut, walau dia juga tidak tampak yakin dengan ucapannya. "Setelah cerita tentang power Nedia yang katanya berpindah ke gue, sekarang gue harus memikirkan keluarga-keluarga dari jaman purba dan kemungkinan gue termasuk ke dalam golongan mereka? Nice banget, Basil. Life is indeed a bitch."

"Lo nggak senang?"

Risa menatap Basil seolah Basil baru saja bicara dalam bahasa Swahili. "Kenapa juga gue harus senang?"

"Pertama, lo mendapatkan power dari Nedia yang selalu disebut-sebut sebagai reinkarnasi Luksa dari lahir. Kedua, ada kemungkinan lo terhubung dengan Oktana Polimestis, entah gimana caranya. Ada potensi power luar biasa dalam diri lo, yang mungkin bisa membuat lo jadi sakti mandraguna tingkat dewa kalau bisa lo kembangkan dengan baik."

"Gue nggak tertarik jadi sakti mandraguna karena gue bukan Wiro Sableng."

"Risa."

"Mata gue cuma iritasi."

"Mana ada iritasi mata yang bentuknya kayak gitu?"

Risa mengembuskan napas. "Apa pun itu, gue yakin itu bukan Okulis. Nggak ada ceritanya gue masih terhubung sama keluarga dari jaman jebot."

"Belum tentu."

"Apanya yang belum tentu?"

"Lo nggak pernah tau siapa bokap lo, kan?"

Kata-kata Basil membuat Risa kehilangan kemampuan bicara.

"Kita nggak pernah tau. Jangan-jangan, bokap lo itu—"

"Basil." Risa memutus ucapan Basil dengan meraih kerah pakaian cowok itu dan menariknya hingga Basil terpaksa merunduk. Dalam sekejap, jarak diantara wajah mereka jadi sangat dekat. Begitu dekat, sampai-sampai Basil bisa merasakan embusan napas Risa yang hangat di kulitnya. Jantungnya langsung berdegup dua kali lebih cepat diikuti rona merah yang pelan-pelan merambati pipinya.

NOCEUR: LIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang