*
Luka tidak pernah tertarik pada urusan makhluk bayangan lainnya, namun demikian dia sudah pernah mendengar tentang aspek-aspek sakral dalam kebudayaan tiap makhluk, yang berbeda satu sama lain. Jika para serpent mengenal kisah tentang War of Two Brothers dan Delapan Keluarga Terkuat sebagai legenda yang terus berakar selama lebih dari satu milenium, para shizen memiliki mitos tentang sebuah simbol yang mereka sebut whirlwind.
Simbol itu memiliki bentuk dasar lingkaran yang terpotong oleh empat lengkung serupa bulan sabit kurus dan dikelilingi oleh empat garis yang terkesan dibuat asal-asalan. Katanya, simbol itu selalu dikaitkan dengan sesuatu yang menakjubkan, seperti pendamai yang muncul di masa perang. Seseorang yang datang dengan simbol itu, konon akan membawa perubahan bagi para shizen, seperti matahari yang terbit setelah malam yang amat panjang.
Namun tentu saja, Luka tidak pernah mempercayainya.
Mereka yang hidup di jaman dulu, ketika teknologi belum semaju sekarang, menggunakan berbagai cara untuk mengontrol masyarakat. Entah dengan dogma yang dilarang dipertanyakan atau legenda-legenda yang eksistensinya tidak jauh berbeda dengan dongeng pengantar tidur. Luka tidak peduli. Satu yang dia tau, keberadaannya hanya untuk melindungi keluarganya. Itu sudah lebih dari cukup.
Karenanya, saat Chyndar Tedjaratri adu mulut tentang simbol pada liontin kalung—yang sebelumnya tidak Luka perhatikan karena agak tersembunyi di balik pakaian yang gadis itu kenakan, dia hanya diam, tak berminat turut-serta dalam perdebatan.
Tetapi saat para shizen itu melontarkan cakram perak ke arah mereka, gerak refleksnya langsung bekerja.
Lelaki itu menghentikan waktu, membuat jarum jam dinding terpaku di tempatnya berada. Cakram perak tersebut turut berhenti, namun sekelompok shizen yang berada di depan mereka kelihatannya tidak terpengaruh sama sekali. Mereka terlihat tidak senang dengan senjata mereka yang melayang begitu saja, seaka udara baru saja membekukannya.
"Ah, you must be a Magnura." Salah satu dari mereka berkomentar, membuat Luka melengos. "An excellent one."
"Untuk seorang Luka Diwangka, 'an excellent one' lebih terdengar seperti ejekan." Novel menimpali. "Kenapa tidak hentikan semua omong kosong ini, saat kita masih bisa bicara baik-baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCEUR: LIGHTS
Fantasy[Book One: Completed] (sebagian chapters diprivat untuk followers, follow untuk membaca) Ketika kamu tiba-tiba terlempar ke dalam sebuah dunia di mana kemampuan magis jadi nyata dan keabadian bukan hanya dongeng belaka, apa yang akan kamu lakukan? u...