Crier - to scream
*
"Kayaknya diantara kita, yang paling nggak apes itu cuma Risa." Persie berujar ketika keesokan harinya mereka berjalan bersama melintasi koridor asrama setelah menghabiskan waktu sepagian untuk jogging di sekitar bangunan menara sekolah.
"Emang pasangan lo siapa?" tanya Basil.
"Menurut lo?"
"Siapa?" Risa ikut penasaran.
"The one and only, Ratu kita tercinta, Roxanne Adikarta."
Risa terhenyak, lantas sesaat kemudian menunjukkan raut wajah penuh belas kasihan. "Hehe... semangat ya. Hati-hati aja, dia kalau nyekek orang bisa bikin semaput."
"Kemungkinannya kecil dia bakal nyekek gue, sih."
"Yakin banget?" Risa mencibir. "Waktu pertama kali ngeliat dia, gue langsung salah fokus sama muka juteknya. Gue curiga, dia punya gangguan jiwa akut yang berhubungan dengan manajemen emosi."
"Look who's talking here." Persie memutar bola matanya. "Muka lo juga sering nggak kalah jutek sama muka dia. Cuma yah, gue nggak pernah punya masalah sama Roxy. Selain itu, gue juga nggak pernah punya interaksi romantis sama Kevin Li kesayangannya itu."
"Lo nyindir gue?"
"Hn." Persie bergumam samar.
"Interaksi romantis macam apa. Dia cuma nolongin gue waktu gue jatuh ke kolam karena gue nggak bisa berenang. Sebatas itu. Lo melebih-lebihkan."
"Buat orang kayak Kevin Li, menolong orang seperti lo tanpa berpikir panjang itu sudah cukup romantis. Iya nggak, Basil?"
Basil tersentak kaget, seperti tidak menduga dirinya akan jadi sasaran pertanyaan. "Hah?!"
Risa menyipitkan matanya saat menatap Basil, kontan membuat cowok itu salah tingkah dibuatnya. "Lo lagi butuh Aqua apa gimana, sih? Kok dari kemarin-kemarin kayaknya kurang fokus melulu."
"Gue nggak apa-apa." Basil berkilah.
"Intinya begitu." Persie berkata lagi. "Kevin Li itu dingin banget. Berbeda sama Roxy yang sombong banget dan hobi ngebully orang, Kevin itu lebih kayak nggak menganggap orang-orang yang berada di bawah kastanya dia itu ada. Sementara lo... well, lo tau pasti gimana pandangan sebagian besar makhluk di dunia kita untuk mereka yang berdarah campuran kayak lo. Makanya, wajar kalau Roxy sempat kalap banget sama lo waktu itu."
"Oh."
"Cuma itu reaksi lo?"
"Terus gue harus ngapain? Salto sampai Kahyangan? Nggak deh, nggak minat berwisata ke tanah sucinya Mimi Peri."
"Kevin itu ganteng, loh."
"Gue nggak suka cowok yang rambutnya dicat pirang. Kayak terong-terongan aja."
"Terus lo suka cowok yang gimana? Yang rambutnya hitam?"
"Rambut gelap itu lebih seksi, tau." Risa membalas ucapan Persie, membuat Basil kembali dibikin salah tingkah.
Persie melirik Basil yang masih saja membisu dengan tatapan jahil. "Kayak... Basil?"
Basil melotot. "Apaan?!"
"Mmm... Basil juga rambutnya gelap, ya."
"Berarti lo juga suka cowok yang kayak Basil, dong!" Persie kian semangat memancing, membuat wajah Basil tambah memanas. Beruntung, Risa tidak sempat menjawab karena langkah mereka terhadang oleh kehadiran Nedia dan Denzel. Karena entah jawaban apa yang akan Risa berikan, Basil tidak yakin kalau dia cukup siap untuk mendengarnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCEUR: LIGHTS
Fantasy[Book One: Completed] (sebagian chapters diprivat untuk followers, follow untuk membaca) Ketika kamu tiba-tiba terlempar ke dalam sebuah dunia di mana kemampuan magis jadi nyata dan keabadian bukan hanya dongeng belaka, apa yang akan kamu lakukan? u...