Jika ditanya siapa yang paling menderita karena kehadiran saudara kembar Diwangka di rumah sementara yang mereka tinggali selama berada di dunia manusia, jawabannya tentu adalah Basil dan Risa. Basil tersiksa karena harus meladeni Lara—yang entah mengapa lebih suka mengerjainya daripada mengerjai Sekte Pemuja Larry (Alka, Denzel dan Novel tidak punya selera musik yang serupa namun ternyata keanehan mereka yang hobi bicara pada makhluk-makhluk air dari balik kaca akuarium berhasil mempersatukan mereka—sementara Risa dibuat kewalahan menangani kesewenang-wenangan Luka yang menyuruhnya dengan mengatasnamakan perannya sebagai proctor Risa. Luka selalu bilang itu semua buat kebaikan Risa, tapi jika perintahnya adalah menemani Luka main monopoli di tengah malam atau membangunkan Risa hanya untuk memamerkan rubik yang berhasil disusunnya hanya dalam waktu tiga detik, rasanya kata-kata Luka bisa dikategorikan sebagai bohong belaka.
Pagi ini adalah pagi kesekian di mana Basil tak percaya dia masih tetap bisa bangun pagi pasca dijadikan romusha dadakan oleh Lara sepanjang hari kemarin. Suasana rumah sepi, Sekte Pemuja Larry masih sibuk molor di atas kasur mereka sedangkan Lara tidak tampak dimanapun—Basil berharap cewek itu menghilang saja atau tiba-tiba diculik makhluk luar angkasa. Luka sedang duduk sendirian di atas sofa ruang tengah, matanya menatap serius pada televisi yang sedang menayangkan iklan cokelat.
"Gue nggak ngerti." Luka tiba-tiba bicara saat dia menyadari kehadiran Basil. "Apa semua orang bisa sesenang itu hanya dengan memberi dan menerima cokelat?"
Basil mengernyit, menatap ke layar kaca dan memahami apa maksud pertanyaan Luka. Iklan itu adalah iklan salah satu produk cokelat batangan yang familiar bagi hampir semua orang. Karena bulan ini sudah masuk bulan Februari yang berarti bulan cinta penuh kasih sayang (awalnya Basil selalu menganggap bulan Februari dan Valentine itu norak, tapi kelihatannya tidak tahun ini, karena entah kenapa, setiap kali Basil mendengar kata Valentin, sosok yang terlintas dalam otaknya adalah sosok Risa), iklan cokelat itu menayangkan iklan versi terbaru. Seorang cowok remaja memberi cokelat pada seorang cewek seumuran dengannya, lalu mereka tersenyum dan dunia pun dipenuhi oleh warna pink lebay serta backsound lagu cinta yang bikin Luka kepingin muntah.
"Namanya juga iklan."
"Tapi mereka kelihatan senang banget."
"Terus?"
"Gue jadi kepo." Luka membalas masih dengan wajah tanpa ekspresi, lalu dia menyambung dengan membawa topik yang lain. "Ah ya, karena kebetulan lo ada disini, tolong lo bangunin Si Kunyuk."
"Hah? Lara maksudnya? Ogah!"
"Mana ada Kunyuk secakep adik gue?"
"Terus siapa?"
"Risa."
Basil melotot. "Mana ada Kunyuk secakep Risa?!"
"Whatever." Luka mengganti channel televisi dengan santai. "Bangunin dia. Gue udah bilang kalau hari ini gue punya agenda khusus sama dia. Parah banget sampai jam segini belum bangun."
"Bangunin aja sendiri!"
"Lo nggak mau? Tumben."
"Gue nggak sanggup lihat muka Risa yang lagi tidur."
"Kenapa? Terlalu jelek?"
Wajah Basil memerah kesal. "Bukan! Risa nggak pernah jelek! Cuma mukanya dia yang lagi tidur itu... terlalu cute. Sori, gue nggak sanggup."
Luka memandang Basil dengan tatapan datar. "Budak cinta."
"Gue bukan budak cinta!"
"Tapi lo suka dia."
![](https://img.wattpad.com/cover/118217726-288-k911791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCEUR: LIGHTS
Fantasy[Book One: Completed] (sebagian chapters diprivat untuk followers, follow untuk membaca) Ketika kamu tiba-tiba terlempar ke dalam sebuah dunia di mana kemampuan magis jadi nyata dan keabadian bukan hanya dongeng belaka, apa yang akan kamu lakukan? u...