MISSION 2 - The False Claim

799 112 1
                                    

Jisoo akhirnya selesai mengetik kalimat terakhir artikelnya. Dia memang orang yang tidak bisa mengerjakan berbagai hal penting dalam satu waktu. Untuk menyelesaikan misi ini pun, dia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Untung saja rekannya Jennie mau membantunya mengetik Hot News tentang pertemuan idolanya di kafe tadi. Jinyoung yang sedari tadi mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja pun sudah tidak sabar lagi untuk berlari setelah membaca berita baru tentan kecelakaan di pusat kota.

"Sudah?" tanya Jinyoung singkat saat melihat Jisoo menutup laptop-nya.

"Akhirnya... Ya, sudah selesai. Terima kasih si nomor satu." Kata Jisoo dengan senyuman lega.

"Kalau begitu, aku pulang." Kata Jinyoung mulai memasukkan laptop-nya ke dalam tas.

"Eh, tunggu dulu. Ini kan hari libur. Kamu mau diam saja di rumah? Ayo, jalan-jalan!" ajak Jisoo sambil menarik tangan Jinyoung.

"Si nomor dua ini tidak capek? Mau ke mana?" tanya Jinyoung melepas tangan Jisoo.

"Kita ke toko buku yang ada di kota. Ayolah!" ajak Jisoo kembali menarik tangan Jinyoung.

"Ya, apa boleh buat. Mungkin aku bisa menemukan gadis cantik di sana." Kata Jinyoung mulai tersenyum senang.

Sebenarnya bukan karena gadis cantik, bukan juga karena Jisoo. Jinyoung tersenyum karena toko buku itu dekat dengan tempat terjadinya kecelakaan dalam berita itu. Dia tidak perlu membuang waktunya untuk berpura-pura pulang atapun mengantar Jisoo pulang ke rumahnya. Apakah Jisoo pergi ke toko buku itu karena kebetulan? Tidak. Dia juga sudah membaca berita yang sama. Tapi dia tidak mau pergi sendirian. Tadi saja dia sudah melewatkan kesempatan emas untuk mendengar pembicaraan idolanya Chanyeol, maksudnya, pembicaraan dengan Taeyeon yang menjadi targetnya. Jangan sampai dia melewatkan lagi informasi yang ini. Jinyoung bisa diandalkan pikirnya.

Jauh dari tempat mereka, Seongwoo yang lebih dulu ada di tempat, telah menelusuri hampir seluruh rumah sakit di sana. Tidak ada nama Bambam terdaftar sebagai korban kecelakaan. Tapi sopir truk tadi ada di salah satu rumah sakit. Dia memutuskan untuk menemui sopir truk itu. Sudah tugasnya untuk memintai keterangan tentang kecelakaan ini. Sesuai perintah dari atasannya, pak Daniel.

"Apa bapak baik-baik saja?" tanya Seongwoo pada sopir truk yang sedang terbaring lemah di salah satu kamar UGD.

"Aku kaget. Kepalaku rasanya sakit. Tapi aku baik-baik saja, pak." Kata sopir itu. Memang ada sedikit perban menempel di dahi sopir itu. Sepertinya terbentur saat terjadi kecelakaan tadi.

"Apa bapak bisa ceritakan apa yang terjadi tadi?" tanya Seongwoo sambil menyiapkan catatannya.

"Aku berjalan seperti biasa, membawa barang kiriman. Aku lihat di sana lampu merah, tapi mobil itu tiba-tiba melaju cepat ke arahku." Jelas sopir itu sambil sesekali memegangi dahinya.

"Apa bapak melihat orang yang membawa mobil itu?" tanya Seongwoo.

"Kaca mobilnya sangat gelap. Aku tidak bisa melihatnya. Tapi saat aku dibawa oleh petugas tadi, aku melihat seorang lelaki berlari ke tempat lain." jawab sopir itu.

"Dia berlari dengan kakinya yang pincang. Mungkin dia yang membawa mobil itu." Lanjut sopir itu.

"Apa bapak ingat seperti apa penampilan laki-laki itu?" tanya Seongwoo.

"Dia tampak seumuran denganku. Badannya gemuk. Rambutnya agak putih." Jawab sopir itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Baiklah, saya tidak akan menganggu istirahat bapak. Terima kasih atas keterangannya. Semoga cepat pulih. Permisi." Seongwoo berpamitan sambil membungkukkan badannya.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang