MISSION 10 - The Breaking Wave

609 80 8
                                    

Suara nafas yang terengah-engah bercampur langkah kaki yang semakin terdengar melemah. Para anak buah boss itu sepertinya kehilangan jejak Chanyeol yang berlari sangat kencang sampai tidak nampak lagi bayangan tubuhnya di sepanjang koridor. Tak berhenti sampai di situ, para anak buah itu mulai berpencar mencari ke setiap ruang yang ada di dalam kapal. Chanyeol tidak ditemukan di manapun. Para lelaki menyeramkan itu sudah tidak mampu lagi mengangkat kaki-kaki mereka untuk menelusuri ke semua sudut ruangan. Mereka pun kembali berkumpul dan berjalan ke tempat semula, tempat boss mereka sedang menunggu dengan lipatan tangan di depan dada.

Jinyoung segera menarik tangan Jisoo, berjalan sangat pelan dengan posisi badan yang membungkuk. Dengan pandangan matanya yang tajam, dia melihat setiap bayangan yang melintas di dinding lalu segera membungkuk lebih ke bawah setiap ada bayangan muncul. Berdasarkan apa yang dilihatnya saat di luar kapal tadi, seharusnya Seongwoo berada di salah satu ruangan kapal di bagian tengah atau atas saat ini. Tapi di setiap tangga menuju ke atas itu tampak para penjaga yang memiliki lengan kekar.

"Kamu tidak berpikir untuk melawan otot-otot itu, kan?" Tanya Jisoo pelan.

"Kamu memang bodoh, Jisoo." Jinyoung tersenyum kecil lalu melihat ke arah penjaga itu.

Tangan Jinyoung perlahan terlepas dari tangan Jisoo. Kedua mata Jisoo pun membulat saat melihat Jinyoung mulai beranjak dan berjalan santai menghampiri penjaga di tangga itu. Rasanya Jisoo ingin berteriak dan meminta Jinyoung untuk kembali. Tapi dalam hitungan detik, Jinyoung sudah berada tepat di depan penjaga itu. Walau hanya tampak punggungnya, Jisoo dapat membayangkan tatapan mata yang ditunjukkan Jinyoung pada penjaga itu. Karena setelah mereka saling menatap, sebuah pukulan pun melayang tepat ke perut, disusul dengan tendangan bertubi-tubi.

"Jinyoung!" Jisoo menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang gemetar.

Saat suasana semakin mencekam, tiba-tiba terasa pergerakan di atas kapal. Jisoo pun terjatuh ke lantai, begitu pun Jinyoung dan penjaga di tangga itu. Sepertinya kapal mulai bergerak, entah kemana. Jisoo pun berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya sambil berjalan mendekati tangga, tempat Jinyoung dan penjaga itu terjatuh. Tubuh Jinyoung tergeletak d lantai dengan matanya yang terperjam. Ada luka darah di sudut bibirnya. Walau begitu, tampak senyuman tersinggung di wajahnya.

"Jinyoung? Jinyoung?" Jisoo menempelkan jari telunjuknya ke pipi Jinyoung. Lalu tangan Jinyoung pun meraih jari telunjuk itu dan menempelkannya di bibirnya. Jisoo pun hanya bisa terdiam dengan jantung yang berdebar kencang.

"Bodoh, diamlah." Jinyoung lalu membuka matanya, melirik ke wajah Jisoo yang sedang memandanginya. Matanya berputar ke arah kiri dan kanan, memastikan tidak ada bayangan manusia yang sedang mengintip mereka.

Jisoo pun memegang bahu Jinyoung, mencoba untuk mengangkat tubuhnya. Jinyoung tampak mengerang kesakitan, tapi bibirnya masih tersenyum kecil. Jisoo membopong tubuh Jinyoung yang jauh lebih berat darinya untuk menaiki tangga. Untung saja tidak banyak anak tangga yang harus mereka pijak untuk ke lantai selanjutnya. Saat mereka sampai ke atas, kapal itu kembali bergoyang membuat tubuh Jisoo terjatuh. Lalu lampu-lampu di dalam kapal itu pun padam, membuat semua ruangan menjadi gelap.

"Anak itu ada di sini. Ya, dia mengirim beberapa orang." Suara sayup-sayup terdengar cukup jelas karena suasana kapal yang hening.

"Baiklah. Ya, tentu saja asal Tuan sudah menyiapkan semuanya." Suara itu terdengar semakin samar.

Sementara itu Chanyeol sudah berada di atas kapal setelah melangkahkan kakinya secepat angin. Dia dapat melihat pelabuhan yang tampak semakin menjauhi tempatnya berdiri saat ini. Lalu dengan pendengarannya yang tajam, dia dapat mendengar suara riuh ombak di tengah lautan itu. Sorotan lampu yang tiba-tiba muncul membuat tubuh Chanyeol secara refleks menunduk di balik kotak-kotak kayu yang berserakan di sekitarnya. Terdengar suara letusan tembakan kecil, cukup singkat, tapi membuat Chanyeol penasaran untuk melihat benda apa yang datang mendekati kapal itu.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang