MISSION 10 - The Mysterious Ship

659 83 18
                                    

Tuan Ong tidak terlihat di manapun setelah Chanyeol meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama. Dengan keadaan amnesia dan juga tubuh yang lemah dan rapuh Chanyeol khawatir terjadi sesuatu pada Tuan Ong jika dia pergi sendirian. Dia berusaha untuk mencari Tuan Ong dengan mobilnya. Sesekali mobil itu berhenti saat ada pria berambut putih melintas. Tapi itu bukan Tuan Ong. Perasaan Chanyeol pun tidak menentu, seperti seorang anak yang kehilangan ayahnya.

Kepergian Tuan Ong seorang diri ini menjadi misteri bagi Chanyeol. Tuan Ong pergi setelah mengurusi administrasi sendirian. Itu artinya dia memiliki uang untuk membayar semuanya. Lalu pihak rumah sakit tidak mengatakan apapun atau mengabarinya. Mungkin saja karena ponsel Chanyeol telah dibuang, dia tidak mungkin menerima panggilan dari siapapun. Akhirnya Chanyeol berhenti mencari Tuan Ong dan kembali pada misi rahasianya. Dia harus pergi ke pelabuhan, walau hari sudah malam dan mungkin dia sudah terlambat.

"Tapi tidak ada kata terlambat sebelum misi ini selesai." Gumam Chanyeol yang tampak lelah dengan segala pertanyaan dalam pikirannya.

Sementara itu Jisoo sudah kembali ke rumah, memakai piyamanya dengan santai. Nama Seongwoo di layar ponselnya itu membuatnya penasaran. Lalu Jisoo mencoba untuk kembali menghubungi Seongwoo, tapi nomor itu sudah tidak aktif sekarang. Jisoo pun merasa sedikit panik, karena mungkin saja Chanyeol tahu sesuatu tentang Seongwoo. Jisoo mencoba untuk menghubungi Chanyeol, kemudian dia ingat kalau ponsel Chanyeol jatuh ke laut tadi. Dia bertanya-tanya, bagaimana bisa Chanyeol berada di tempat yang sama dengannya, di pelabuhan itu.

"Apakah ini semua takdir?" Jisoo lalu menutup ponselnya.

Saat matanya perlahan mulai terpejam, bayangan tentang kejadian di atas kapal tadi membangunkan Jisoo. Benar, misi rahasia kali ini belum selesai. Jisoo harus menunggu hasil pemeriksaaan dan juga berita yang muncul besok. Untung saja kapten kapal itu masih hidup. Akan lebih mudah menemukan siapa pelakunya ketika korban selamat. Polisi dapat menanyakan secara langsung tentang kronologis kejadian padanya nanti. Tapi Jisoo tidak sabar untuk menunggu dan memutuskan untuk pergi lagi ke pelabuhan saat langit sudah semakin gelap.

Seperti sebuah takdir, Jisoo bertemu dengan Chanyeol di pelabuhan. Situasi ini mengingatkannya pada pertemuan di China waktu itu. Langit yang gelap dan udara dingin yang menusuk. Kedua tangan Jisoo berada di dalam saku mantelnya. Sementara Chanyeol mengusap-usap tangannya dengan udara yang tampak jelas berhembus dari hidung dan mulutnya. Mata mereka berdua saling bertemu dan menunggu untuk bicara. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang berpikir bahwa orang yang dilihatnya saat ini adalah rekan agen rahasia.

"Aku masih mencari ponselku." Kata Chanyeol memecah keheningan.

"Aku tidak mengerti, kamu bisa membeli ponsel baru. Bahkan mungkin bisa mengganti ponselmu setiap hari dengan kesibukanmu itu." Jisoo mengerenyitkan dahinya.

"Ada banyak juga pekerjaan di dunia ini, tapi kenapa kamu menjadi seorang jurnalis?" Tanya Chanyeol yang membuat Jisoo berpikir sambil mengetuk-ngetuk bibirnya.

"Karena aku merasa nyaman dengan pekerjaanku." Jawab Jisoo setelah memikirkan banyak sekali jawaban.

"Benar. Itulah yang aku rasakan sekarang pada ponselku." Chanyeol mengangguk-nganggukkan kepala dengan tangan yang terlipat di dadanya.

"Ya sudah, semoga ponselmu cepat ketemu." Jisoo lalu berjalan pelan ke ujung pelabuhan. Chanyeol memperhatikannya dari jauh.

Jisoo berdiri di ujung pelabuhan, menatap ke lautan gelap yang luas. Angin bertiup, membuat rambutnya menempel ke wajahnya. Tiba-tiba jari-jari yang lentik menyentuh rambut itu, lalu menyelipkannya ke telinga Jisoo. Perlahan jari itu mengumpulkan rambut itu, lalu mengikatnya dengan sebuah kain yang dibentuk pita. Jisoo pun berbalik melihat ke arah pemilik tangan itu. Untuk sesaat dia membeku seiring angin yang menusuk sela-sela lehernya. Matanya bertemu dengan mata coklat yang penuh dengan kehangatan, membuat bibirnya tidak bisa menahan senyum.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang