Sosok laki-laki tinggi yang dilihat oleh Seongwoo semalam, tampak sedang berjalan kaki. Seongwoo mengikutinya sampai naik ke dalam bus yang sama. Lalu orang itu turun di depan sebuah hotel. Jika diperhatikan, pakaian yang dikenakan laki-laki itu mirip dengan pakaian yang dikenakan laki-laki lain yang menyapanya di depan pintu. Seongwoo kemudian mencoba untuk masuk ke dalam hotel itu tapi hanya sebatas lobby. Dia tidak bisa masuk tanpa kartu akses.
Lalu Seongwoo terkejut saat melihat sosok yang tak asing, dengan perban yang masih membaluti tangan kanannya. Siapa lagi kalau bukan Jinyoung. Dia baru saja turun dari lift sebelum keluar melalui pintu kaca dengan kartu akses menuju lobby. Seongwoo tidak tahu harus menyapanya atau bersembunyi di balik sofa. Tapi sepertinya Jinyoung tidak melihatnya karena dia terus menunduk seperti sedang memikirkan banyak hal. Akhirnya Seongwoo memutuskan untuk beranjak dari balik sofa.
"Park Jinyoung?" Seongwoo menghentikan langkah Jinyoung. Lalu mata Jinyoung yang semula melihat ke lantai, perlahan melihat ke arah sepatu sampai wajah Seongwoo.
"Pak Polisi? Kenapa anda err kamu bisa ada di sini? Umm.. Maksudku sedang apa?" Jinyoung tampak terkejut melihat Seongwoo yang mengenakan pakaian casual. Nyaris tidak dikenali jika bukan karena tiga tahi lalat berbentuk segitiga di atas pipinya.
"Apa kamu tidak bisa menebak dari pakaian yang aku kenakan saat ini? Sedang apa lagi menurutmu?" Seongwoo tersenyum usil, mencoba untuk menguji kemampuan analisis Jinyoung.
"Kenapa aku harus menebaknya?" Jinyoung memicingkan bibirnya, menatap Seongwoo dengan wajah kesalnya yang khas.
"Sepertinya aku terlalu berlebihan karena menganggapmu sangat pintar." Seongwoo lalu menggelengkan kepalanya. Jinyoung mulai melebarkan senyum saat melihat Seongwoo yang tampak pasrah itu.
"Apa kamu ingin aku menebak kalau kamu sedang berlibur? Ya, seharusnya aku tidak perlu bertanya tadi." Jinyoung lalu tersenyum santai.
"Lalu aku pun tidak perlu bertanya kenapa kamu ada di sini." Seongwoo kemudian ikut tersenyum.
"Kebetulan sekali kita bertemu lagi. Seperti takdir." Lanjut Seongwoo.
Benar, seperti takdir yang akan mempertemukan mereka dengan potongan puzzle pada misi kali ini. Seongwoo kembali melihat laki-laki tinggi tadi sedang mendorong koper besar, masuk ke dalam lift. Matanya tidak bisa berhenti memperhatikan laki-laki itu sampai pintu lift tertutup. Lalu Jinyoung tidak berhenti mengajaknya berbicara. Tapi dia seperti sedang berbicara dengan dinding, yang tidak mendengarkannya dari tadi.
"... di museum itu." kata Jinyoung sambil mengelus-elus dagunya dengan tangan kirinya.
"Apa? Iya umm iya." Seongwoo tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Jinyoung.
"Baiklah. Aku pergi dulu." Jinyoung kemudian pergi keluar.
Seongwoo tidak mengikuti Jinyoung pergi keluar. Dia melihat kartu di lantai, sepertinya milik Jinyoung yang terjatuh. Seperti sebuah keberuntungan, dia langsung mengambil kartu akses itu dan masuk ke balik pintu kaca. Tapi dia tidak tahu harus pergi ke lantai berapa untuk menemukan laki-laki tinggi yang sedang diikutinya. Seongwoo pun turun di setiap lantai, berharap akan bertemu secara tidak sengaja dengan laki-laki tadi.
Lalu Jinyoung pergi pagi sekali untuk mencari petunjuk. Setelah dia melakukan penelusuran, dia mulai mencari beberapa benda yang mirip dengan artefak di museum itu. Langkahnya terhenti saat dia melihat wanita cantik yang sedang membuka toko. Jinyoung lalu datang menghampirinya dan membantu wanita itu tanpa berkata-kata. Sampai toko itu akhirnya siap untuk dibuka. Jinyoung menepuk-nepuk perbannya yang kotor karena terkena debu. Wanita itu kemudian membantu Jinyoung membersihkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manipulator
FanfictionEmpat agen rahasia dengan alasan berbeda harus bekerja sama dalam menjalankan setiap misi. Tapi mereka harus merahasiakan identitas masing-masing. Bagaimana cara mereka bekerja sama untuk menyelsaikan setiap misi? GOT7 Jinyoung, EXO Chanyeol, Wanna...