Laki-laki tinggi dengan kacamata bulat itu tampak sedang membawa vaccum cleaner, keluar dari salah satu kamar. Seongwoo akhirnya menemukan laki-laki itu setelah berhenti di lantai sebelas. Tidak terlalu jauh ternyata. Seongwoo lalu dengan berhati-hati, mendekati laki-laki itu. Dia membungkukkan badannya, lalu hanya diam dengan wajah datar. Laki-laki itu berjalan pergi untuk membersihkan kamar lainnya.
"Tunggu. Apa kamu tahu sesuatu..." Seongwoo tidak menyelesaikan kalimatnya setelah melihat wajah bingung dari laki-laki itu.
"I mean, do you know about something? I want to ask you." Seongwoo menatap laki-laki itu dengan alisnya yang tertekuk.
"Did you know it? How could you...?" laki-laki itu tampak sedikit kaget, tapi Seongwoo lebih kaget lagi.
"Don't tell it to Mr. Wang. If only I know where the plate is, I would bring it to him." Kata laki-laki itu sambil sedikit tertunduk, dengan tangan yang mengepal ragu.
"What? No, I mean it's about that old man. I saw you talked with an old man last night." Seongwoo membuat laki-laki terkejut lagi tapi dengan sedikit hembusan nafas lega.
"Oh, well. Forget what I've said before." Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam kamar lain, melanjutkan pekerjaannya.
Seongwoo terlalu gegabah untuk bertanya langsung pada laki-laki itu. Dia sekarang tampak seperti seorang penguntit yang tiba-tiba muncul. Ini semua karena dia yakin, pria tua yang dilhatnya bersama laki-laki tinggi itu adalah ayahnya. Hatinya terus mengatakan itu sampai akal sehatnya tidak berjalan seperti biasanya. Seongwoo pun pergi dari hotel itu sambil memijat kepalanya. Sesekali dia menghela nafasnya yang berat. Mungkin Seongwoo harus kembali lagi ke tempat dia melihat sosok ayahnya itu.
Hampir saja Seongwoo lupa dengan misinya. Dia teringat dengan apa yang diucapkan oleh laki-laki berbadan tinggi itu. Tuan Wang, sepertinya Seongwoo pernah mendengar nama ini. Lalu dia melihat berita yang muncul di layar ponselnya. Berita itu tentang kedatangan Wang Jackson ke museum miliknya di China. Wang Jackson, nama yang disebutkan oleh Minhyun sebelumnya. Ternyata dia tidak berada di Hongkong, sekarang dia berada di China. Kedua alis Seongwoo tertekuk saat membaca artikel lain yang berisi tentang pecahnya sebuah piring antik karena ulah wartawan.
"Apakah orang tadi itu mengatakan Wang dan piring?" Seongwoo langsung berbalik lagi menuju hotel.
Belum sempat Seongwoo membuka pintu kaca, Jisoo tiba di hotel itu. Seongwoo dapat mengenali wajah Jisoo yang belakangan ini sering ditemuinya. Jisoo lalu melihat ke arahnya dengan wajah terkejut. Sama seperti Jinyoung, untuk pertama kalinya Jisoo bertemu dengan Seongwoo di luar tugasnya. Jisoo pun bingung dengan keberadaan Seongwoo di hotel itu. Tapi mungkin saja Seongwoo kebetulan sedang liburan.
"Pak Seongwoo? Anda juga ada di sini?" Jisoo datang menhampiri Seongwoo.
"Iya, aku sedang mengambil cuti." Seongwoo tampak gugup.
"Bukankah itu kartu kamar Jinyoung?" Jisoo menunjuk pada kartu akses yang dipegang oleh Seongwoo.
"Eh? Kartu ini?" Seongwoo lalu melihat kartunya.
"Iya, itu nomor kamarnya. Kenapa anda bisa memilikinya?" Jisoo kemudian tampak heran di saat bibir Seongwoo bergetar.
"Itu... Itu tadi aku bertemu dengannya. Lalu aku melihat kartu ini terjatuh." Seongwoo lalu memberikan kartunya pada Jisoo. Perkataan Seongwoo ini sepenuhnya benar, tapi entah kenapa dia merasa sangat gugup.
"Kalian sedang liburan bersama?" tanya Seongwoo untuk melepas rasa gugupnya.
"Tidak! Tidak mungkin, tapi... iya." Sekarang giliran Jisoo yang mulai gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manipulator
FanficEmpat agen rahasia dengan alasan berbeda harus bekerja sama dalam menjalankan setiap misi. Tapi mereka harus merahasiakan identitas masing-masing. Bagaimana cara mereka bekerja sama untuk menyelsaikan setiap misi? GOT7 Jinyoung, EXO Chanyeol, Wanna...