MISSION 3 - The Path

621 85 1
                                    

Jinyoung berusaha menggerak-gerakan badannya. Tidak dapat melihat, tidak dapat bicara, dan tidak dapat bergerak. Ini hal pertama seumur hidupnya, dia tidak dapat melakukan sesuatu, bahkan hingga tiga hal sekaligus. Malam itu, dia melihat ada jebakan lubang di tanah dan dengan berhati-hati menghindari jebakan itu. Tapi karena terlalu fokus memperhatikan langkahnya, dia tidak dapat mendengar dengan baik suara yang menghampirinya sampai tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Situasi ini menjadi siksaan yang berat untuk Jinyoung. Semua hal dapat dia lakukan dengan otaknya. Tapi secemerlang apapun otak itu, jika badannya tidak dapat berfungsi dengan benar, tidak berguna lagi. Walau dalam keadaan seperti ini, Jinyoung mulai menemukan puzzle pertama dalam misi ini. Ada orang di pulau ini yang menangkap lalu menyekap orang yang datang. Setidaknya itu menjadi pembuktian bahwa bukan hantu ataupun hal-hal tidak masuk akal lainnya yang membuat orang-orang tidak kembali lagi. Lalu puzzle lainnya bisa ditemukan saat dia bisa melepas ikatan tangan, penutup mata, dan sumpalan di mulutnya. Masalahnya adalah dia tidak tahu cara melepas semua benda itu dari badannya.

Seongwoo dan Daniel yang sudah mendaratkan kakinya di hutan, mulai menelusuri hutan itu. Seongwoo membuka jalan dengan memotong ranting-ranting kecil yang menghalangi jalan mereka. Daniel melihat ke kiri dan ke kanan melalui teropongnya. Mereka berjalan dengan sangat hati-hati. Tidak ada tanda-tanda keberadaan rumah yang jadi target pencarian mereka itu. Hanya pohon-pohon yang tidak berbuah, mengelilingi mereka.

"Apa rumah itu sebenarnya tidak ada?" Seongwoo berbalik ke arah Daniel saat dia bertanya.

"Lalu di mana orang-orang itu? Bukankah kita akan mencari orang-orang yang hilang?" Seongwoo menjawab pertanyaan Daniel dengan pertanyaan lainnya.

"Mungkin tersesat di dalam hutan ini. Di sini ada banyak sekali pohon." Daniel menyingkirkan beberapa ranting yang menyentuh wajahnya.

"Kita cari orang-orang yang hilang itu. Keluarga mereka pasti sangat khawatir. Kamu tahu itu, kan?" Seongwoo kembali berjalan ke depan.

"Tentu saja. Aku juga punya keluarga yang aku sayangi, sama sepertimu." Daniel melangkah dengan hati-hati mengikuti langkah Seongwoo dari belakang.

"Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan, Seongwoo." Lanjut Daniel. Seongwoo hanya diam tak menjawab. Benar, dia memikirkan ayahnya yang hilang sama seperti orang-orang yang hilang di hutan ini.

Walau sangat dalam, tapi dengan tubuh model seperti Chanyeol, akan mudah untuk memanjat ke atas hanya dalam satu lompatan. Tapi Jisoo yang tidak terlalu tinggi, tentu saja tidak dapat melakukan hal yang sama. Chanyeol bisa saja melompat sejak tadi, tapi lututnya terluka karena terjatuh. Dia tidak punya cukup tenaga di kakinya karena terasa sangat menyakitkan. Sedangkan Jisoo dengan kakinya yang pendek walau penuh tenaga, tidak sampai untuk menggapai tanah di atas. Mereka benar-benar terjebak dalam lubang yang sepertinya dibuat oleh manusia sebagai perangkap.

"Kamu tidak terluka sama sekali?" tanya Chanyeol heran melihat tidak ada luka di tubuh Jisoo.

"Telapak tanganku sakit tadi bergelantungan di sana sebelum akhirnya jatuh." Jawab Jisoo sambil menunjukkan telapak tangannya yang terluka pada Chanyeol.

"Kakiku terluka, tanganmu terluka. Apa yang bisa kita lakukan untuk keluar dari sini?" Chanyeol mulai menekuk kedua alis tipisnya. Jisoo hanya menggeleng sambil cemberut.

"Berapa berat badanmu?" Pertanyaan Chanyeol ini membuat Jisoo membulatkan matanya.

"Maksudnya apa? Apa aku terlihat gemuk?" Jisoo memegang-megang perut dan pingganggnya. Chanyeol berdeham lalu mengambil posisi jongkok di tepi dinding lubang itu.

"Naiklah, aku akan mengangkatmu." Chanyeol menunjukkan punggungnya yang kekar pada Jisoo.

"Eh? Apa aku akan digendong? Chanyeol-oppa..." Wajah Jisoo mulai memerah karena ini seperti adegan di drama yang sering ia tonton. Apalagi orang yang menawarkan adegan itu sekarang adalah model idolanya, Chanyeol.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang