MISSION 7 - The Abandoned Child

488 74 0
                                    

Rasa penasaran lebih penting daripada uang bagi kehidupan Chanyeol sekarang. Panggilan telepon dari Kim Jongdae menjadi petunjuk penting dalam misi kali ini. Masih dengan alat pelacak yang sama, Chanyeol mencari posisi Kim Jongdae. Tidak salah lagi, pasti Kim Jongdae adalah anak laki-laki yang diceritakan oleh Yuri. Chanyeol harus berhati-hati agar Yuri tidak mengetahui keberadaannya di Jepang. Dia tidak akan gegabah, karena setiap langkah kakinya dipertaruhkan untuk menjaga identitas rahasianya dan juga menjaga kepercayaan Yuri padanya.

Manajer Chanyeol sudah memijat kepalanya berkali-kali. Wajahnya tampak sangat tertekan karena Chanyeol masih belum kembali. Hilang sudah kepercayaan salah satu majalah ternama terhadap Chanyeol. Itu artinya reputasi Chanyeol sebagai model mulai memburuk. Rumor tentang kencan pun merebak, ramai sekali di internet. Jisoo sampai menggelengkan kepalanya heran saat nama Chanyeol sekarang muncul dimana-mana. Tapi untung saja tidak ada berita tentang kepergian Chanyeol ke Jepang hari ini.

Jisoo ingat sekali saat dia bertemu dengan Chanyeol di hutan waktu itu. Memang perilaku tidak bertanggung jawab Chanyeol sudah terlihat sejak hari itu. Lalu saat di China kemarin, seharusnya Chanyeol sibuk menjalani pemotretan dan promosi. Tapi Jisoo secara tidak sengaja bertemu dengan Chanyeol di malam hari untuk memandangi langit. Jisoo yang awalnya curiga bahwa Chanyeol adalah agen rahasia lainnya, menjadi semakin tidak yakin. Seorang agen rahasia tidak mungkin lalai seperti dia, tidak mungkin. Sudah banyak misi yang Jisoo selesaikan, tapi dia masih belum menemukan rahasia di balik agen rahasia ini.

"Ada apa? Ke rumah sakit? Sekarang?" Jisoo tampak sedang menerima telepon. Siapa lagi kalau bukan Jinyoung yang menghubunginya malam-malam begini.

Dengan terburu-buru dan masih mengenakan piyamanya, Jisoo segera mencari taxi. Jinyoung memintanya untuk datang ke rumah sakit yang ada di dekat apartemennya. Tidak terlalu jauh, tapi juga tidak sedekat itu. Perasaan Jisoo sekarang bercampur aduk karena suara Jinyoung tadi terdengar bergetar. Mungkin saja sesuatu yang buruk terjadi pada Jinyoung lagi. Dia cukup ceroboh walau otaknya sangat pintar. Padahal Jisoo juga sama saja, bahkan lebih ceroboh dari Jinyoung. Dua orang ceroboh ini harus saling menjaga satu sama lain.

Sesampainya di rumah sakit, Jisoo segera berlari menuju ke ruang UGD. Tampak Jinyoung sedang duduk di atas kasur, menghadap ke arah tirai. Jisoo hanya dapat melihat punggungnya yang duduk tegak. Lalu Jisoo segera menghampiri Jinyoung di sana, dan bingung saat melihat seorang suster sedang menangis di depan Jinyoung. Situasi yang tidak dimengerti oleh Jisoo yang baru saja tiba tanpa penjelasan apapun dari Jinyoung. Jisoo lalu menghampiri suster itu dan memeluknya perlahan.

"Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Jisoo menatap wajah Jinyoung dengan penuh amarah.

"Oh? Kamu sudah datang. Baguslah." Jinyoung menghembuskan nafasnya lega. Dia kemudian beranjak dari kasur, berdiri di depan Jisoo yang sedang memeluk suster itu.

"Apa yang bagus? Kenapa dia sampai menangis seperti ini?" Jisoo menghapus air mata yang membasahi pipi suster itu.

"Nanti kamu bisa tanyakan langsung padanya. Sekarang kamu tenangkan dia dulu." Wajah Jinyoung mulai mendekat ke wajah Jisoo.

"Kamu harus memeluknya sampai dia berhenti menangis. Aku tidak bisa melakukannya." Bisik Jinyoung pelan ke telinga Jisoo. Lalu Jinyoung pergi keluar meninggalkan mereka berdua.

"Apa yang terjadi?" Jisoo mengusap-usap rambut suster itu.

"Oh iya, namaku Jisoo. Teman laki-laki tadi." Lanjut Jisoo.

"Aku... namaku Kim Yerim." Kata suster itu di tengah isak tangisnya.

Setelah beberapa menit Jisoo memeluk Yerim, akhirnya Yerim berhenti menangis. Mereka duduk berdua di atas kasur, lalu saling memandang. Yerim mulai bercerita apa yang sebenarnya terjadi tadi. Jinyoung menceritakan tentang salah satu mahasiswanya yang bernama Park Jihoon. Dia mengatakan jika Jihoon sepertinya kenal dengan Yerim. Lalu Yerim jadi teringat kembali dengan masa kecilnya di panti asuhan. Masa lalu yang berusaha dia lupakan, tapi teringat kembali. Jinyoung ingin membantu jika Yerim ingin mencari keluarganya, tapi Yerim tidak tahu harus mengatakan apa.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang