MISSION 6 - The Stranger

559 78 9
                                    

"Aku hanya jalan-jalan biasa. Tenang saja."

Chanyeol menutup ponselnya. Manajernya menghubunginya dari kamar hotel setelah membaca artikel tentang rumor kencan. Akhir-akhir ini nama Chanyeol semakin naik daun. Dia harus berhati-hati dengan segala tindakannya. Tapi Chanyeol justru memperkeruh rumor itu karena dia saat ini sedang berjalan-jalan dengan Taeyeon tanpa penutup wajah, pagi sekali. Taeyeon mengajaknya untuk berjalan-jalan ke tembok China. Ini tempat yang harus dikunjungi setiap Taeyeon pergi ke sana.

"Apa itu tadi manajermu?" tanya Taeyeon santai.

"Iya. Sepertinya ada berita tidak jelas beredar." Chanyeol mengerenyitkan dahinya sambil melihat matahari yang mulai naik.

"Biarkan saja berita itu bermunculan. Namamu akan semakin terkenal, bukan?" Taeyeon melihat ke arah Chanyeol sambil tersenyum santai.

"Aku tidak ingin terkenal karena rumor denganmu. Reputasimu itu buruk sekali." Chanyeol menggelangkan kepalanya kesal.

"Kamu sudah mulai berani sekarang? Keterlaluan." Taeyeon kemudian menyilangkan kedua tangannya, lalu berjalan cepat sendirian.

"Pergi saja." Chanyeol kemudian tersenyum senang karena 'pengganggu' dalam misinya kali ini sudah pergi. Dia kemudian segera pergi dari tembok China itu, untuk kembali mencari tahu tentang artefak yang akan dipamerkan di museum nanti.

Chanyeol mulai berjalan menelusuri berbagai tempat hingga sudut kota. Dia kesulitan untuk membaca tulisan yang ada di berbagai tempat di sekitarnya. Sampai dia berhenti di depan sebuah restoran. Tubuhnya bersembunyi di balik tembok dekat jendela besar restoran itu. Sosok polisi yang tidak asing untuknya, sedang duduk di salah satu meja. Tapi tanpa mengenakan seragam polisi seperti biasanya. Pakaiannya terlihat sangat casual, mengenakan kacamata bulat, dan tampak sedang berbicara dengan seorang teman yang duduk di depannya.

Sosok itu adalah Seongwoo yang sedang sarapan bersama Minhyun. Lalu restoran itu milik keluarga Minhyun yang buka pada siang hari. Minhyun memberikan menu special untuk Seongwoo, sahabat lamanya yang sempat hilang itu. Walau tampak canggung, Seongwoo beberapa kali tersenyum saat mendengar cerita dari Minhyun. Bisnis keluarga Minhyun sangat sukses sampai ke negeri China. Minhyun bangga dengan segala keberhasilan yang didapatnya ini.

"Kalau kamu mau, kita bisa bekerja sama sebagai partner bisnis." Minhyun menawari bantuan karena merasa Seongwoo layak untuk membangun kembali bisnisnya yang telah hancur.

"Terima kasih atas tawaranmu. Tapi aku terlalu menyukai pekerjaanku sekarang. Sudah seperti tujuan hidupku." Seongwoo mengaduk teh hangat di depannya.

"Pekerjaan apa yang sedang kamu lakukan? Apa sangat menyenangkan? Kamu tidak mau memberitahuku?" Minhyun mengerenyitkan dahinya.

"Bagaimana aku mengatakannya? Pekerjaan yang membuat hatiku merasa senang setelah melakukannya." Seongwoo kemudian meminum tehnya pelan. Wajahnya tampak lebih tenang sekarang, mungkin karena teh itu menenangkan.

"Lalu pameran itu, aku memberikan banyak uang untuk sebuah pameran besar. Apa kamu tertarik?" Minhyun menunjukkan selebaran pameran barang antik di museum yang dia bicarakan sebelumnya.

"Tentu saja. Aku selalu tertarik dengan barang antik." Seongwoo tersenyum dengan kedua matanya yang bersinar. Ini benar-benar sebuah kebetulan di saat yang tepat untuknya.

Walau sudah memasang telinganya di kaca jendela besar, Chanyeol tidak bisa mendengar apapun. Itu karena posisi duduk Seongwoo dan Minhyun sangat jauh di dalam. Tapi Chanyeol berusaha mengingat wajah orang yang bersama Seongwoo itu. Dia kemudian berpikir sedang apa Seongwoo di China tanpa seragamnya. Apa mungkin dia salah satu agen rahasia? Pemikiran ini terlalu tidak mendasar. Dia harus mencari tahu terlebih dahulu.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang