MISSION 4 - The Defender

596 97 10
                                    

Saat ini, Chanyeol sedang menahan tangan seseorang. Tangan yang cukup kecil, sehingga dia tidak perlu menahannya dengan kuat. Orang itu lebih pendek darinya. Dia mengenakan jaket hitam, celana panjang hitam, topi hitam, dan juga topeng yang menutupi wajahnya. Kira-kira seukuran Jisoo. Tapi itu sudah pasti bukan Jisoo, karena Jisoo sedang menjalani pemeriksaan. Orang itu tidak berkata apa-apa tapi badannya terus bergerak, berusaha untuk melepas tangan Chanyeol.

"Apa maksudnya ini?" Chanyeol memperlihatkan secarik kertas pada orang itu. Kertas yang terjatuh dari Seongwoo saat dia pergi lagi dari kantor polisi menuju kantor jurnalis.

Orang itu menengok ke sekeliling, seperti sedang mencari sesuatu. Lalu mata Chanyeol mengikuti arah kemana orang itu melihat. Langit sudah sangat gelap, sampai dia tidak bisa melihat apapun di sana. Orang itu masih berusaha melepas tangannya, tapi perlahan dia melihat ke arah Chanyeol. Dia seperti memberikan sebuah tanda untuk berpindah tempat dari sana dengan mengarahkan dagunya ke sebuah mesin minuman.

"Apa ada yang mengawasimu? Apa kamu perlu sembunyi?" Chanyeol menaikkan alisnya, lalu melihat ke arah mesin minuman. Dia pun menarik tangan orang itu dan membawanya ke sana.

Mereka akhirnya bersembunyi di balik mesin minuman. Lalu beberapa saat, datanglah sebuah mobil van hitam. Seseorang tampak membuka kaca mobil itu, lalu melihat ke sekeliling. Orang itu memakai kacamata hitam. Karena sudah malam, semua benda serba hitam jadi tidak begitu terlihat jelas. Mobil van hitam itu kemudian menutup kembali kacanya, lalu pergi ke tempat lain. Chanyeol melihat lagi ke arah orang yang mengenakan topeng yang kini sedang berdiri bersamanya.

"Tolong aku. Ini bukan keinginanku, tapi tolong aku." Orang itu mulai berbicara. Dari suaranya, jelas itu suara seorang wanita. Chanyeol memegang topengnya untuk membukanya, tapi wanita itu menepis tangannya.

"Aku tahu apa yang kamu lakukan. Kamu menulis semuanya di sini. Tapi polisi itu mungkin tidak bisa membaca kode seperti ini." Chanyeol kembali menunjukkan surat yang tampak rusak itu.

"Aku akan menolongmu. Ceritakan saja semuanya." Lanjut Chanyeol dengan nada tenang.

Di tempat lain, di kantor jurnalis, Seongwoo dan Jinyoung langsung berlari masuk ke dalam. Mereka naik ke lantai atas, ke ruangan dengan pintu kaca yang Seongwoo datangi sebelumnya. Seongwoo merogoh saku celananya, mencari secarik kertas petunjuk yang ia temukan tadi siang. Tapi kertas itu tidak ditemukan. Jelas saja, kertas itu kini ada di tangan Chanyeol. Sementara itu Jinyoung sibuk mencari sesuatu di ruangan itu. Ada sebuah notes yang diselipkan di sebuah majalah di atas meja. Jinyoung mencoba untuk membaca tulisan berbentuk simbol di notes itu. Terdapat juga angka-angka yang kemungkinan merupakan kunci untuk membuka sesuatu.

"Apa yang kamu temukan?" Seongwoo melihat ke arah Jinyoung yang sedang sibuk mencoret-coret kertas. Sepertinya Jinyoung sedang menghitung sesuatu.

"Sepertinya pelaku itu ingin kita segera menolongnya. Dia terpaksa melakukan semua ini. Aku tidak tahu apa alasannya." Jinyoung akhirnya menyelesaikan coretannya, lalu dia merangkak ke bawah meja.

"Apa maksudnya? Lalu kamu sedang apa di sana?" Seongwoo membungkuk melihat Jinyoung yang sedang sibuk merangkak di bawah meja. Tampak lampu yang berkedip berkali-kali dari sebuah benda berbentuk balok menempel di bawah meja itu.

"Benda ini akan meledak." Jinyoung memegangi benda itu, berusaha untuk melepasnya dari bawah meja. Seongwoo langsung terkejut melihatnya. Itu bukan benda yang bisa disentuh oleh sembarang orang. Itu adalah sebuah bom waktu yang sedang aktif.

"Hei, jangan lakukan itu! Biarkan tim kami yang menyelesaikannya. Cepat pergi dari sini!" Seongwoo menarik bahu Jinyoung dari bawah meja. Tapi Jinyoung berusaha mempertahankan tubuhnya.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang