MISSION 8 - The Last Piece

492 73 2
                                    

Rangkaian puzzle dalam misi kali ini semakin lengkap. Tinggal potongan terakhir untuk menyempurnakan gambar besar yang sudah tergambar jelas. Potongan terakhir yang sulit ditemukan tapi menjadi penutup dalam misi kali ini. Jinyoung terpaksa kembali lagi ke kampus untuk mengajar kelas tambahan di tengah pencarian puzzle terakhir ini. Setidaknya sudah jelas jika Sehun belum pergi jauh. Cepat atau lambat, polisi pasti akan segera menemukannya. Seongwoo juga sudah mengetahui laporan ini dari Taeyeon tadi. Jinyoung tinggal menunggu waktu atau bergerak seperlunya saja.

Hampir saja terlupakan, Jinyoung kembali memikirkan kemungkinan lain. Chanyeol yang hilang mungkin saja ada hubungannya dengan kasus ini. Dia tidak sedang mencari Jisoo jika dilihat tadi Jisoo sedang berkeliaran sendirian. Lalu dimana sebenarnya Chanyeol? Jinyoung tidak pernah tahan dengan rasa penasaran yang menghantui pikirannya. Ini tidak biasa untuknya yang selalu menemukan semua jawaban dari segala teka-teki. Apa yang sedang dilakukan Chanyeol sekarang? Kenapa sebagai orang yang memiliki jadwal penuh dan dikenal publik, dia menghilang begitu saja?

"Pak, jadi bagaimana jawaban pertanyaan saya tadi?" Tanya Joy membangunkan Jinyoung dari lamunan.

"Apa? Pertanyaan? Hmm, sebentar." Jinyoung benar-benar kehilangan fokusnya selama mengajar. Kedua telinganya seakan tak mendengar suara apapun di dalam kelas yang cukup ribut itu.

"Jadikan pertanyaan Joy tadi sebagai tugas tambahan kalian. Saya tunggu jawaban dari kalian besok." Kata Jinyoung menutup kelas yang berakhir ricuh seperti biasa.

Bukan hanya Jinyoung, Jisoo juga kembali ke kantor. Tidak ada alasan yang tepat baginya untuk mengikuti Seongwoo dan Taeyeon. Ditambah lagi Seulgi yang berulang kali memanggilnya untuk segera melanjutkan artikelnya. Jisoo hanya bisa menggigit jari dalam misi kali ini. Dia merasa sangat bodoh karena Sehun ternyata masih berkeliaran dan tidak pernah masuk ke dalam penjara. Di sisi lain, perasaan Jisoo mulai tidak enak, seperti ada bahaya yang akan menghampirinya. Perasaan yang tidak nyaman dan menakutkan.

Benar saja, ancaman teror pun masuk ke dalam ponsel Jisoo. Nomor yang tidak dikenal mengirimkan pesan ancaman padanya. Jantung Jisoo pun berdegup sangat kencang. Ini sangat menakutkan bagi Jisoo yang tidak pernah mendapatkan pesan penuh kaliamat kebencian. Sehun, orang itu memperingatkan Jisoo untuk bersiap-siap sebagai target selanjutnya. Jisoo lalu melihat keluar jendela, memastikan tidak ada Sehun di bawah. Tidak, sepertinya memang tidak ada atau dia belum datang? Atau justru sedang bersembunyi?

"Jinyoung! Te...temani aku minum kopi malam ini. Bagaimana?" Jisoo menghubungi Jinyoung dengan bibir yang bergetar.

"Ah! Sekarang saja! Sekarang! Kita pergi ke kafe lain, yang baru saja." Lanjut Jisoo sebelum menutup ponselnya. Dia kembali lagi melihat ke jendela, sepertinya seseorang berpakaian serba hitam sudah berada di bawah dan tampak berdiam diri di sebarang jalan.

"Jinyoung, cepatlah datang." Jisoo segera membereskan barang-barangnya.

Pria berpakaian serba hitam itu bukanlah Sehun. Karena Sehun sekarang sedang berada di ruangan tempat Chanyeol disekap beberapa hari ini. Sehun terkejut melihat pintu ruangan itu tampak terbuka lebar. Artinya Chanyeol sudah kabur, dia berhasil memecahkan pass code pintunya. Empat digit angka yang berasal dari hasil skor pertandingan bola dari video yang diputarnya di ruangan itu. Tiga dan nol pada babak pertama, lalu empat dan nol pada babak kedua. Jika digabungkan, maka pass code pintu itu adalah 3040. Sangat mudah, Sehun tidak menyangka jika Chanyeol memahami kode itu.

"Sial! Tadi Taeyeon, sekarang Chanyeol juga! Sial!" Sehun menembakkan pelurunya ke barang-barang yang ada di ruangan itu sampai hancur berantakan.

"Dia ternyata tidak sebodoh dugaanku. Sial! Semuanya kacau!" Sehun mengisi kembali pelurunya sebelum pergi lagi keluar.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang