MISSION 5 - The Intern

669 96 3
                                    

Selamat kalian telah berhasil menyelesaikan misi teror bom dengan baik! Karena kalian yang melakukannya, semuanya selesai dengan cepat. Aku sangat puas dengan hasil kerja kalian. Masih ingat dengan kasus rumor palsu proyek ilegal? Kalian harus menyelidiki kembali perusahaan itu. Kali ini kalian harus lebih berhati-hati, jangan sampai identitas kalian terungkap. Apa yang kalian inginkan untuk memudahkan misi ini?

Setelah kasus yang cukup berat belakangan ini, Chanyeol mulai serius memikirkan permintaannya. Tidak lagi tentang apartemen mewah atau mobil mewah yang sudah dia miliki. Sekarang dia memikirkan alat apa yang dapat membantunya selama menjalankan misi. Bisa dibilang otaknya sudah cukup cerdas untuk menyelesaikan misi, tapi siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi di misi kali ini. Selama ini dia merasa selalu mengerjakan misinya sendirian, sehingga dia mungkin membutuhkan alat untuk membantunya.

"Bisa berikan aku penyadap suara? Mungkin berupa dasi?" Chanyeol mengajukan permintaannya. Jika misi kali ini dia harus menyelinap ke dalam perusahaan, setidaknya dia harus menyiapkan sebuah alat penyadap suara untuk mengumpulkan informasi. Orang-orang di dalam kantor itu akan banyak berbicara saat mereka berkumpul.

Sementara Seongwoo kali ini sangat tidak diuntungkan dengan misi ini. Tidak ada laporan yang berkaitan dengan perusahaan milik Byun Baekhyun itu ke kantornya. Dia tidak bisa melakukan penyelidikan sebagai seorang polisi. Selain itu, ada banyak sekali kasus lain yang harus dia selesaikan karena Daniel sedang bertugas di luar kota. Muncul juga rumor bahwa Seongwoo akan naik pangkat berkat prestasi kerjanya selama ini.

"Tolong bantu aku untuk pergi sebentar dari tugasku di sini." Permintaan Seongwoo ini terdengar tidak mungkin untuk dikabulkan. Dia harus memikirkan sendiri cara untuk tetap menjalankan misinya terlepas dari kehidupan pribadinya.

Seongwoo menghela nafas saat melihat tumpukan berkas kasus di mejanya. Dia menyilangkan kedua tangannya di balik kepalanya. Irene masih belum juga kembali untuk bekerja, atau mungkin dia akan mengundurkan diri dari kantor. Mungkin dia akan menunggu agen rahasia lain yang menyelesaikan misi itu. Tapi nama seseorang terlintas dalam pikirannya. Ada satu nama yang mungkin bisa menyelesaikan misi ini di bawah pantauannya. Dia memeriksa berkas pada kasus-kasus sebelumnya untuk menemukan kontak dari orang itu.

"Park Jinyoung, dia pasti bisa membantuku seperti kemarin." Seongwoo melihat daftar nama saksi pada kasus teror bom sebelumnya.

Andai saja dia tahu kalau Jinyoung adalah rekan agen rahasianya, pasti dia akan sangat terkejut. Tapi Seongwoo tidak sempat berpikir sejauh itu. Dia selalu fokus dengan misinya. Padahal kalau Seongwoo sedikit berpikir, dia akan menyadari bahwa Jinyoung itu adalah rekannya. Karena bukan hanya satu kali dia berurusan dengan Jinyoung saat sedang menjalankan misinya. Seongwoo berpikir misi-misi rahasia itu diselesaikan sendiri olehnya karena dia yang selalu menutup kasus sebagai seorang polisi.

Dalam keadaan berbalut perban di tangan kanannya, Jinyoung tetap harus mengajar. Para mahasiswi di dalam kelasnya jadi tidak fokus dengan pelajaran karena terus memperhatikan perban itu. Mereka sejak tadi memperhatikan tangan kanan Jinyoung dengan wajah khawatir. Jinyoung menyadari bahwa mereka sedang tidak fokus, lalu mulai berhenti menjelaskan materi. Dia menatap mata para mahasiswi itu dengan hangat seakan berkata tidak perlu khawatir.

"Pak, sebaiknya anda istirahat saja." Wajah Joy yang selalu duduk di depan tampak sangat cemas.

"Tidak apa-apa. Terima kasih, Joy." Jinyoung tersenyum hangat kepada Joy.

"Apa yang terjadi, pak? Kenapa tangan anda sampai diperban seperti itu?" Rose sebagai sumber segala informasi di kelas itu merasa penasaran.

"Hanya kecelakaan kecil. Tenang saja." Jinyoung tidak mungkin menceritakan tangan kanannya terluka karena serpihan kaca dari ledakan bom.

The ManipulatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang