"Setiap keputusan yang selalu punya risiko."
__Ananda Gaby Fredella__
***
"Nggak apa-apa."
Kata mamanya, kalau cewek sudah berkata nggak apa-apa pasti sebaliknya. Pasti ada yang salah, karena kalimat itu berartikan sudah malas untuk berbicara. Ada sesuatu yang mengganggunya.
"Kenapa?" Mama bilang juga, kalau kamu berhenti bertanya saat jawabannya nggak apa-apa, cewek pasti ngambek lagi. Karena nggak apa-apa adalah jurus seribu bayangan milik wanita.
***
Apa kalian pikir Aldebara akan pulang? Coba tebak. Pria keras kepala, yang notabenenya pacar Ananda Gaby Fredella itu apakah akan pergi saat Nanda suruh begitu saja?
Kalau kalian menjawab tidak makan salah besar. Bara pergi saat Nanda suruh lagi. Pria itu menghela napas, tetapi ada anehnya. Ponsel cowok itu masih di tangan Nanda.
Nanda sudah mendengus sebanyak ia bisa, kerutan di keningnya tidak hilang sedetik pun, membayangkan Bara pergi saat Nanda mengeluaran jurus seribu bayangan miliki watina memang membuat gadis itu semakin dongkol.
Namun, pintu rumahnya tiba-tiba terbuka, gadis bersurai panjang itu bangkit, siaga kalau yang dtang bukan tamu yang diundang.
Namun, cowok berkaki panjang dengan tiga kresek putih ditangannya menampakan diri, lagi. Dengan segala keangkuhan Tuhan di wajahnya yang luar biasa ia menghampiri Ananda Gaby Fredella.
Bara pasti datang untuk mengambil ponselnya.
"Buka mulut," ucap si Adonis satu itu.
Namun, Nanda yang sedang cemburu mana mungkin bisa buka mulut? Ia sudah pasti tutup rapat-rapat, anti bicara dengan Bara, apalagi menurut dengan prakatanya.
"Buka mulut, atau gue cium?" Diujung kalimatnya, Nanda tahu cowok dengan kaus hijau gelap melekat hebat di tubuhnya itu menahan tawa.
"Cium aja kalo berani, gue bikin berdarah-darah bibir lo."
Harusnya itu ancaman Bara, okay. Namun, Nanda nampakanya memang sedang tidak bisa diajak bercanda. Bahkan napas gadisnya semakin memburu, sambil menatap Bara.
Bara menghela napas beberapa kali. "Buka mulut, Sayang," ucapnya.
Dihalus-halusin bukan karena lantaran diajari Mama, ranah karena memang ia memiliki perasaan demikian pada pacarnya.
Nanda harus apa? Kalau Bara sudah begini Nanda bisa apa? Namun, demi mempertahankan eksistensinya sebagai cewek yang sedang marah ia berkata, "Nggak usak sok lo, pake sayang-sayang segala. Mau liat apa? Ha? Apa? Nih, mulut gue!"
Ananda Gaby Fredella sangat menggemaskan, sungguh. Kalau bisa Bara ingin menggigit pipi,hidung dan bibirnya. Namun, tidak bisa, Bara masih takut kehilangan, apalagi masih banyak salah seperti sekarang.
Saat Nanda menganga, Bara mengabsen setiap gigi pacarnya, ia mengangguk, lalu berkata, "Gigi lo bagus semua."
Ya sudah pasti, bahkan dari kecil Nanda tidak pernah memiliki gigi berlubang, begitulah hasil ajaran Bunda yang begitu ketal terhadap kebersihan dahulu kala.
Apa maksudnya? Nanda bahkan sudah hampir menyemburkan semua isi kebun binatang dari mulutnya. Kalau saja, Bara tidak menyodorkan tiga kresek putih itu pada gadis bermata indahnya.
"Ini, makanan manis, ada ice cream juga. Abis makan jangan lupa sikat gigi. Semoga besok lo kasih tahu apa salah gue, supaya gue bisa perbaiki."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERO (Completed)
Teen FictionBest cover @prlstuvwxyz. Ini cerita lama rasa baru, alurnya sama tapi ada bedanya. Baca berita noh untuk tahu kelengkapannya. "Woi!" Nanda berusaha mengejar langkah lebar cowok tinggi yang sudah jauh melangkah di hadapannya. Tidak ada tanda-tanda c...