"Saat Anda merasa terlalu banyak, yang mengabaikan, atau yang memperhatikan? Anda tetap harus memastikan semuanya sesuai sendiri."
__Ananda Gaby Fredella__
***
"Lo bahkan nggak pernah punya hubungan lebih sama Kak Bara, sementara Nanda? Dia pernah jadi temen, pacar, bahkan mantan. Dia udah dapet tiga mahkota, sementara lo?"
Nanda hanya tersenyum miring mendengar kalimat Risha yang tidak terima. Gadis Bara itu hanya menelisik Rensa setiap incinya.
"Lo merasa tersaingin, kan?" Nanda menatap Rensa dengan ekspresi kasihan, yang sangat menyebalkan. "Sorry, Rensa. But, I am very perfect indeed. You deserve to feel rivaled."
***
Bahwa sekali lagi, dunia jarang berpihak kepada Ananda Gaby Fredella. Buktinya, hari ini temannya harus menemukan gadis itu dengan tubuh panas di mejanya, belum lagi beberapa jam istirahat di Unit Kesehatan Sekolah suhu tubuhnya semakin naik.
Maka dari itu, gadis bersurai panjang itu sekarang sedang menggelung rambutnya dengan hati-hati karena jarum infus yang ia benci menancap pas di punggung tangannya.
Alkisah, Nanda masih memiliki misteri soal siapa yang membawanya ke rumah sakit.
Si Fredella sendirian di kamar inap Rumah sakit terdekat dari sekolahnya, yang berartikan lebih jauh dari rumahnya.
Ayah pergi dengan Mami, bulan madu katanya, harga yang harus dibayar Nanda atas kecantikan yang ia miliki hari ini. Dulu mereka menunda pergi membuat adik baru karena Ananda Gaby Fredella belum sedikit pun setuju.
Satu hal yang sangat membuktikan bahwa Ayah memang sudah sangat lupa dengan Bunda, saat Bunda terus terngiang sangat jelas di kepalanya.
Sudah semalaman ia berada di kamar inap itu, kawannya tidak dapat datang karena mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang harus merangkum beberapa berita menarik di koran.
Aslinya, mereka ingin mengerjakan di Rumah sakit sambil menemani Nanda, tetapi maaf saja Nanda tidak ijinkan. Karena sungguh ia akan tambah sakit melihat jejeran koran dan buku saat otaknya butuh istirahat.
Kata Bu Dokter yang kemarin langsung berucap pada Nanda, gadis itu kekurangan cairan, stres meningkat, dan kurang makan. Yang paling parah ada pada lambungnya, padahal sedari dulu ia tidak pernah memiliki riwayat penyakit lambung, sialan. Acara makan pasti harus ada bagian hati-hatinya sekarang.
Awalnya Nanda pikir kalau alasan yang terakhir, sepertinya tidak mungkin. Karena Nanda sangat banyak makan, sambal? Oh iya, Nanda baru ingat gaya makannya sungguh ekstrem dengan makanan pedas, maaf.
Gadis itu sering sekali menatap bagian kaca di pintu, berharap ada yang datang agar ia tidak sendirian. Karena sungguh ia benci rumah sakit. Siapa pun, Nanda akan sangat bahagia kalau ada yang datang, akan sangat berterima kasih, karena Nanda yang terbiasa dengan Bara, mulai tidak biasa sendiri. Ia akan merasa terkucilkan dan ingat lagi kepada Bunda.
Dari bagian pintu yang terbuat dari kaca, Nanda lihat beberapa orang yang ia tidak asing lewat. Gadis itu mengerutkan kening karenanya, karena ia lihat kawan pacarnya juga lewat, belum lagi mamanya Bara.
Apa terjadi sesuatu kepada cowok satu itu? Dengan panik gadis itu menyeret tiang infus keluar. IA bahkan hampir meloncat kalau tidak lupa ia benci sakit tertusuk jarum yang legit-legit sengit.
Ruangan di sebelahnya, sepertinya sangat ramai karena ia mendengar suara pintu tertutup baru saja, mungkin itu Bara. Maka dari itu ia mengintip dari bagian kaca di pintu, benar saja orang yang ia kenal tadi ada di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/124241111-288-k814890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERO (Completed)
أدب المراهقينBest cover @prlstuvwxyz. Ini cerita lama rasa baru, alurnya sama tapi ada bedanya. Baca berita noh untuk tahu kelengkapannya. "Woi!" Nanda berusaha mengejar langkah lebar cowok tinggi yang sudah jauh melangkah di hadapannya. Tidak ada tanda-tanda c...