Chapter 19

1K 30 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat tidak bersahabat. Hujan deras mengguyur jalanan ibukota. Membuat siapa saja enggan untuk beranjak dari kasurnya. Begitu pula dengan gadis cantik yang sedang tidur sangat pulas sampai-sampai gedoran pintu pun tidak ia didengar.

Lain halnya dengan kakaknya. Walaupun dia seorang cowok namun,dia memang sudah terbiasa bangun pagi, bahkan dihari minggu sekalipun ia tetap bangun pagi.

"Cecil lo kalau dalam 15 menit gak turun gue tinggal ya, kali ini gue gak main-main loh" teriak Billy menggema diruangan itu.

Ya gadis itu adalah Cecil si gadis cantik namun sayangnya punya kebiasaan yang membuat Billy maupun Mamanya naik darah.

Teriakan Billy tadi hanya dijadikan angin lalu oleh Cecil, dia tetap dalam posisinya bahkan ia semakin mengeratkan selimutnya.

****

"Cecil mana ya, tumben banget tuh anak jam segini belum nyampe juga"

"Mana gue tau, biasanya kan dia bareng sama kak Billy"

Tiga orang gadis cantik yang saat ini tengah duduk di salah satu meja kantin, tampak gelisah karena sahabatnya belum juga menampakkan dirinya padahal bel masuk akan berbunyi 15 menit lagi. Mereka adalah Salsha, Feli, dan Aurel.

Mereka yang berniat untuk melangkahkan kaki menuju kelas, mengurungkan niatnya karena ada seseorang yang datang dari arah belakang dan langsung meminum minuman yang kebetulan Salsha pesan tadi. Sementara sang empunya minum hanya memandang orang itu dengan tatapan yang tidak dapat dibaca.

"Huh... huh... uhhh"

"Ma...huh...af...." kata gadis itu dengan nafas ngos ngosan.

"Tarik nafas dulu, baru deh lo ngomong ada apa" titah Salsha dan langsung dilakukan oleh  orang yang tadi datang dan meminum minumannya.

"Huh...sorry deh, gue abisin minum lo, abisnya gue aus banget,lari dari parkiran kesini." Jelas orang itu.

"Lagian lo juga kenapa cobak pakek acara hampir telat segala, emang kenapa sih,gak ada yang bangunin? Atau alarm lo mati lagi" tanya Feli.

"Jadi gini kak Billy tadi udah bangunin gue, tapi gak terlalu keras jadinya gue tidur deh dan bangun-bangun udah jam setengah tujuh aja, ya gue kebut siap-siapnya." Jelasnya lagi.

"Cecil.... Cecill... lo kapan sih penyakit kebo lo itu ilang"

Ya orang yang dari tadi dicecar berbagai pertanyaan adalah Cecil. Hampir saja tadi dia terlambat kalau saja Billy mengendarai motornya tidak ngebut dan jalannya yang macet bisa dipastikan ia akan berujung,hormat pada tiang bendera.

"Nih ketinggalan tadi"

Semua yang ada disana menoleh ke arah sumber suara. Dan mendapati tubuh jangkung berdiri tegap sedang mengarahkan tangannya  yang membawa paper bag pada Cecil namun tatapannya tak pernah lepas dari gadis disebelah Cecil yang saat itu tengah menatap dirinya juga.

"Makasi" ucap Cecil hendak mengambil paper bag itu. Namun ditahan oleh pengantarnya.

"Apaan sih, siniin gue mau kekelas" ucap Cecil.

"Bentar elah, siapa juga suruh lo kebo banget"

"Kak kasih aja kenapa sih"

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang