Chapter 49

802 27 3
                                    

Semalaman Billy tak bisa tidur memikirkan saran yang diberikan teman-temannya. Menurutnyoa bisa saja ia menyatakan cinta ke Salsha saat ini juga. Namun ia tak ingin salah mengambil langkah.

Bagaimana jika cintanya ditolak? Jujur baru pertama kali Billy merasakan cinta sedalam ini. Sebelum ini dia juga pernah menembak Salsha. Masih ingat? Pada saat itu Billy tak sungguh-sungguh memiliki perasaan terhadap Salsha. Tapi semakin kesini hatinya mulai jatuh kedalam pesona Salsha.

"Arghhh... kenapa gue jadi kayak abg galau gini sih" teriak Billy frustasi.

Billy bangkit dan beranjak menuju balkon kamarnya. Sepertinya langit malam ini sedang berbahagia. Ia bersinar terang dipenuhi taburan bintang dan cahaya bulan.

"Lo ngelamunin apaan?" Billy tersentak kaget mendengar suara kakak laki-lakinya itu.

"Gue gak ngelamun" elak Billy.

"Hmm.. gue tau kenapa. Kalo cowok malam-malam gini ngelamun pasti lagi mikirin tentang cewek" gotcha. Tebakannya 100% benar.

"Apaasih gak ada. Udah keluar lo gue mau tidur" alih-alih mengaku Billy malah mengusir kakaknya. Sungguh adik yang berbakti.

"Udahlah ngaku aja kali. Atau lo gak tau cara nembak? Mau gue contohin? Atau biar gue aja yang ngewakilin lo" bukannya pergi Leo malah terus-terusan menggoda adiknya itu.

"Bacot lo" Billy mengambil bantal dan melemparnya ke arah Leo yang kini tertawa sangat keras.

Huft... sepeninggal Leo,Billy memutuskan untuk pergi tidur saja. Otaknya juga butuh istirahat. Semoga saja besok pagi dia bangun mendapat keputusan yang akan ia ambil kedepannya.

****

"Gue butuh bantuan kalian semua"

"Bantuan apa?"

"Iya tumben-tumbenan lo minta bantuan terang-terangan kek gini"

"Jadi gini..." pria itu membisikan apa yang sedang ia rencanakan.

"Hah? Serius lo? Emang dianya mau?"

"Gue juga gak yakin. Makanya gue minta bantuan kalian"

"Oke. Kita pasti bantu lo. Asal ada uang makannya" orang-orang yang tengah menjalannkan misi rahasia itu pun memutar bola matanya mendengar syarat temannya.

Tanpa mereka sadari dibalik pintu itu berdiri sesosok pria. Ya semua percakapan mereka sudah pria itu ketahui. Terbesit sebuah ide dipikirannya. Dan sebelum orang yang didalam ruangan itu keluar, orang itupun pergi terlebih dahulu.

Jam istirahat tiba, Salsha menolak ajakan teman-temannya untuk ke kantin. Entah suasana hatinya hari ini sangat tidak mendukung. Ibarat hari yang tadinya cerah mendadak mendung tanpa ada tanda.

Tempat yang ingin Salsha kunjungi adalah taman dibelakang sekolah. Ya taman disaat dirinya dulu menyendiri waktu mos. Alasannya ya karna tempat ini tidak diketahui oleh siswa siswi lainnya kecuali ia, Cecil,dan Billy.

Sebenarnya sampai saat ini Salsha masih bingung, kenapa tempat sebagus ini tidak ada yang tau? Ahh sudahlah toh itu juga bagus untuknya. Tempat ini bisa ia jadikan tempatnya berdiam diri jika sedang badmood.

Sudah sekitar 20 menit ia duduk disini. Mungkin saja bel masuk sudah berbunyi. Dari sini tidak mungkin terdengar karena tempatnya yang jauh dibelakang.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang