"Hai,," sapa seorang cowok.
"Ohh.. hai" balas cewek yang disapa tadi.
"Ngapain? Tanya cowok itu.
"Baca" sahut sang cewek.
"Ohh... btw, lo gak makan? Tadi gue kekelas lo tapi Cecil tadi bilang lo pergi"
Ya cewek yang disapa tadi adalah Salsha dan cowok itu siapa lagi kalau bukan Billy. Semenjak kejadian waktu itu, Salsha memang tidak sedingin dulu lagi, walau masih dikatakan jutek.
"Gk laper" balasnya singkat.
"Ohh... lo baca buku apa emangnya serius amat gue perhatiin" tanya Billy yang sedari tadi merasa dihiraukan oleh Salsha.
"Novel" sahutnya dingin. Billy yang merasa Salsha kembali dingin mengatupkan mulutnya, dia lebih memilih diam daripada Salsha marah dengannya.
Hampir 15 menit berlalu, keadaan mereka masih sama diliputi keheningan. Billy mulai bosan dalam situasi ini. Salsha masih tak bergeming, dia tidak peduli dengan cowok disampingnya hingga bel bertanda istirahat telah usai berbunyi, dan terdengar hembusan nafas lega dari Billy.
"Kalau terpaksa disini kenapa gak pergi aja" ucap Salsha meninggalkan Billy yang ternganga mendengar ucapan Salsha tadi.
"Ehh... ehh tunggu dulu, gue gak terpaksa kok serius deh, gue ikhlas kok sumpah deh. Lo jangan marah dong" ucap Billy terus mengejar Salsha yang jalannya sangat cepat.
Siswa-siswi yang ada disekitar mereka hanya memperhatikan mereka berdua. Ada yang beranggapan kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Cecil dkk termasuk Lio dan Devano yang kebetulan akan mengantar Cecil dan yang lain kekelasnya, berhenti saat melihat Salsha yang memasuki kelas dengan wajah datarnya dan Billy yang mengejar dibelakangnya.
"Woy... lo apain tuh anak orang" tanya Lio saat Billy telah tiba didepan pintu masuk kelas X IPA1 (kelas Salsha dkk)
"Huhh... anu..huh..itu..huh" jawab Billy tidak jelas karena tadi dia berlari dari taman belakang sekolah.
"Anu.. anu.. ngomong tuh yang jelas bisa gak sih, perlu gue ajarin lo bicara yang baik dan benar tuh kayak gimana" sahut Lio.
"Udah lo tarik nafas dulu,cerita pelan-pelan apa yang terjadi sebenarnya." Celetuk Devano.
Billy mengikuti saran Devano,dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Huh... jadi gini, tadi gue nyusulin dia ketaman belakang, trus gue liat disana dia lagi baca,gue samperin gue nanya-nanya sekedar basa-basi. Tapi dia jawabnya datar kek dulu yaudah gue diem aja daripada dia marah. Pas belnya bunyi dia bangkit gak tau deh kenapa dia bilang Kalau terpaksa disini kenapa gak pergi aja,gitu katanya." Jelas Billy menirukan kata Salsha tadi tapi mereka berlima malah ketawa.
"Kenapa kalian ketawa, ada yang lucu gituh?" Tanya Billy ketus karena dari tadi mereka tidak berhenti-hentinya bicara.
"Huh..huh.. sakit perut gue. Lo itu gak cocok niruin logatnya Salsha sok sokan pakek didatar datarin lagi." Ucap Cecil kemudian setelah tawanya mereda.
"Tau ahh.. terus sekarang gimana? Baru juga dia mau ngomong ama gue sekarang malah marah lagi" ucap Billy pasrah.
Teman-temannya mengkerutkan alisnya tampak berpikir namun hasilnya..... Nihil. Mereka tidak bisa menemukan cara agar Salsha tidak marah lagi.
"Udah sekarang kalian balik aja dulu kekelas entar kita coba bicarain deh sama Salshanya" sahut Feli dan diangguki oleh Cecil dan Aurel.
Billy,Lio,dan Devano tidak langsung kembali kekelas mereka melainkan mereka pergi kerooftop,ya mereka bolos pelajaran kali ini. Mungkin kalian pikir mereka akan merokok or semacamnya, tapi sayang dugaan kalian Salah Besar. Mereka pergi kesana untuk tidur, mereka bukan cowok nakal seperti yang ada dinovel-novel,mereka memang suka bolos pelajaran tapi mereka tidak pernah merokok.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionBagaimana jika Salshabila Kirana seorang cewek jutek dan dingin bertemu dengan Billy Megantara seorang cowok hyper aktif dan pecicilan yang juga menjabat sebagai ketua osis disekolah mereka, apakah yang akan terjadi? akankah ada kisah cinta diantara...