Chapter 20

1K 30 0
                                    

Sepulang dari sekolah, Cecil,Salsha, Feli dan Aurel memutuskan untuk tidak pulang dulu, dan mereka lebih memilih untuk ke cafe yang tempatnya tidak begitu jauh dari sekolah mereka.

Pungunjung cafe itu kebanyakan remaja-remaja seumuran mereka,selain makananya yang enak dan harga yang terjangkau, disana juga tersedia wifi gratis. Kurang complite apa lagi cobak?

"Gimana?" Tanya Aurel.

"Apanya? Lo ngomong yang jelas dong" ucap Feli.

"Itu,yang tadi dibilang sama Pak Julio" kata Aurel lagi.

"Gimana ya, kalo gue sih mau-mau aja gabung ke tim, tapi ya gue ngikut kalian aja sih" ucap Cecil.

"Gue juga mau gabung sekian ngembangin skill juga" sekarang Feli yang berbicara. Dan diangguki oleh Aurel.

"Yaudah kalo gitu, besok kita bilang ke Pak Julio kalau kita mau gabung ke tim" ucap Salsha.

****

"Salsha, kok baru pulang?"
Ucap Mamanya saat dia baru saja pulang.

"Tadi aku mampir ke kafe dulu ma, maaf gak ngasih tau" ucap Salsha.

"Nongkrong mulu kerjaan lo, kapan pinternya kalo kayak gitu"

No... itu bukan suara Mamanya dan Salsha kenal suara itu, dia adalah...

"Abang..." teriak Salsha saat melihat kakaknya menuruni anak tangga rumahnya.

Salsha terpaku ditempat melihat sosok yang saat ini tengah menghampirinya.

"Lo gak kangen gue? Gak mau meluk gue gitu?" Ucap Bryan Kakaknya.

Tanpa babibu lagi, Salsha langsung berhambur kepelukan kakaknya itu. Bryan yang belum siap pun sedikit terhuyung ke belakang. Salsha menangis  dipelukan kakaknya, sampai kaos polos yang dipakai Bryan basah olehnya.

"Why you crying dear?" Tanya Bryan lembut.

"Jahat.... hiks.. 3 tahun lo gak pulang.. hiks.. hiks" ucap Salsha sesegukan.

"Heyy... look at me, gue gak pulang karena gue belajar disana, biar lo bangga punya abang ganteng bin pinter kayak gue" jelas Bryan sedikit terkekeh saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Apaansih lebay lo" ucap Salsha memukul lengan Bryan cukup kuat,hingga Bryan meringis kesakitan.

"Hkemm... ada apa ini?"

Semua yang ada disana menoleh kearah pintu, termasuk Mamanya yang daritadi hanya menyaksikan aksi temu kangen kedua anaknya.

"Kenapa pada diem?"

"Tumben Papa pulang cepet" celetuk Salsha. Papa yang tadi bicara pun hanya terkekeh kecil sambil berjalan ke arah anak-anak dan istrinya.

"Papa sengaja pulang awal, supaya bisa sama kalian, orang-orang yang Papa sayangi. Dan maaf kalau Papa akhir-akhir ini pulang malam terus" ucap sang Papa sambil mengusap rambut Salsha lembut.

"Ohh ya.... maaf kemarin Papa gak bisa jemput kamu, kemarin malam Papa ada meeting mendadak" sekarang  Papanya bicara dengan Bryan. Dan ohhh tunggu dulu, tadi Papa bilang Bryan pulang kemarin? Jadi gue gak dikasih tau? Batin Salsha.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang