Sudah seminggu berlalu, sejak kejadian di mall itu. Billy yang mulai menjaga jarak karena mengira Bryan adalah pacarnya dan Salsha yang tidak peduli dengan hal itu terlihat biasa-biasa saja.
Namun gosip anak-anak sekolah berkata lain. Mereka mengatakan kalau Salsha dan Billy adalah sepasang kekasih. Baik Billy maupun Salsha tidak ada yang peduli toh itu cuma gosip entar juga hilang sendiri, pikir mereka.
Hari ini, Salsha, Cecil, Feli, dan Aurel memutuskan untuk bergabung ke tim basket putri sekolah ini. Sebenarnya mereka diminta bergabung dari seminggu yang lalu namun mereka masih membutuhkan waktu untuk berpikir lagi.
Jam istirahat kali ini tampak berbeda, banyak sekali siswa yang datang ke kantin. Mungkin karena cuaca yang sangat terik siang ini. Salsha yang tadi berniat menyusul teman-temannya kekantin pun kesulitan karena banyaknya siswa yang berdesak-desakan.
Salsha memutuskan balik lagi kekelas karena tidak tahan dengan suasana di kantin yang malah membuat aura semakin panas lagi.
Dia terpaksa menahan laparnya kali ini.Dia memilih untuk membaca novel dimejanya serta memasang headset dikedua telinganya. Dia terlalu larut dengan novelnya itu, hingga tak sadar kalau ada orang yang sedari tadi duduk didepannya. Karena merasa tidak dihiraukan oleh Salsha akhirnya orang itu melepaskan headset yang Salsha pakai. Salsha yang tidak tau pun sempat terkejut dibuatnya.
"Apaan sih" ucap Salsha keki.
"Nih, gue bawain lo makanan" kata orang itu.
"Gak laper" ucap Salsha kembali fokus ke handphonenya.
"Gausah boong deh,tadi gue lihat lo mau masuk kantin tapi gak jadi yaudah gue beliin lo makan deh" jelas orang itu.
"Gak nafsu" ucap Salsha lagi.
"Ckck... susah amat dikasih tau. Entar lo sa-
Ucapan orang itu terpotong oleh 3 cowok yang datang dengan tidak sopannya.
"Woyyyy.... lo kita cariin, malah berduaan disini" ucap salah satu dari ketiga cowok itu.
"Ehh Bil,lo dicariin Pak Julio tuh, katanya ada yang mau diomongin"
Ya cowok yang dipanggil adalah Billy dan ketiga cowok itu siapa lagi kalau bukan ketiga sahabat somplaknya."Ngapain?" Tanya Billy.
"Ya mana gue tahu, mending lo kesana dulu,trus tanyain deh tuh mau ngapain manggil lo" sahut Tristan.
Salsha yang daritadi diam dan fokus pada handphonenya merasa ternganggu oleh obrolan keempat cowok didepannya itu.
Dia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan setidaknya disana dia bisa merasa damai untuk sesaat. Namun saat hendak pergi,tangannya dicekal oleh Billy.
"Mau kemana?" Tanya Billy lembut.
"Perpus" jawab Salsha singkat.
"Makanannya dimakan dulu sayang nanti mubazir" Billy merasa khawatir dengan kondisi Salsha yang terlihat lumayan pucat, ditambah dia tidak mau memakan makanan yang dia bawa. Bahkan hanya untuk sekedar membuka wadah makanan itu, Salsha enggan.
"Berapa kali gue bilang gue gak mau makan" ucap Salsha nadanya meninggi.
"Berapa kali juga gue bilang, kalau lo gak makan entar lo sakit" ucap Billy menirukan suara Salsha tadi namun nadanya tetap lembut.
"Bukan urusan lo, lagian kalau gue sakit peduli apa lo sama gue?"
Ucapan Salsha seperti menghantam hati Billy dengan keras. Billy diam mematung melihat kepergian Salsha. Dia bingung kenapa Salsha sangat tidak suka dengan dirinya. Apa kesalahan yang sudah dia perbuat hingga Salsha sangat membenci dirinya.
Billy keluar dari kelas itu, disusul oleh ketiga temannya. Sementara itu Salsha berjalan ke perpustakaan seorang diri. Sampai disana tidak banyak orang yang berkunjung diperpus. Jadi dia memutuskan untuk duduk dipojokan yang hanya berisi meja untuk membaca.
Dia duduk disana dan merebahkan kepalanya dimeja serta memasang kembali headsetnya yang tadi dilepas Billy.
****
Cecil, Feli dan juga Aurel sibuk mencari keberadaan Salsha. Dari tadi sejak istirahat Salsha tidak kelihatan sampai sekarang sudah jam pulang pun dia belum datang juga. Tadi sewaktu guru mengabsen mereka mengatakan kalau Salsha sakit dan dia berada diuks.
Lain dengan Salsha masih tertidur di perpustakaan sekolah. Perpustakaan sudah sepi tinggal penjaga perpus dan Salsha seorang yang ada disana.
Penjaga itu berpikir kalau sudah tidak ada lagi yang akan berkunjung kesana lagi pula ini sudah jam pulang jadi penjaga itu memutuskan untuk menutup perpustakaan.
"Hemmm" Salsha menggeliat menandakan ia sudah bangun. Matanya mengerjap beberapa kali melihat sekeliling. Satu kata yang ada dipikirannya. Sepi.
"Jam berapa ya" Salsha melihat jam yang bertengger manis ditangan kirinya.
"Hah... jam 2. Udah pulang dong"
Salsha lalu beranjak pergi dari situ. Namun saat akan membuka pintu,dia kesulitan sepertinya pintu ini dikunci, pikirnya.
"Ck. Pakek dikunci segala lagi"
Salsha mengeluarkan handphonenya hendak menelpon sahabatnya. Namun ternyata Dewi Fortuna tidak berpihak padanya. Handphonenya lowbat karena tadi ia mendengarkan lagu hampir 3 jam dan itu membuat baterai hpnya habis.
"Sial amat sih gue" gerutunya sambil memikirkan cara agar ia bisa keluar.
"Tolonggggg" akhirnya Salsha memutuskan untuk berteriak meminta tolong berharap ada yang lewat dan segera mengeluarkannya dari sini.
"Tolongggg...." teriaknya lagi.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah luar. Salsha mengira itu pasti sahabat-sahabatnya. Dan ternyata benar itu memang sahabatnya.
"Sal lo didalem?" Tanya Cecil.
"Iya,tolong bukain pintunya Cil" pinta Salsha.
Cecil langsung berlari keruang tata usaha tempat dimana semua kunci-kunci ruangan yang ada disekolah ini berada. Dia tampak bingung mencari kunci perpustakaan karena terlalu banyak kunci disana.
"Cari apa?" Suara itu mengejutkan Cecil hingga kunci yang berada ditangannya jatuh kelantai.
"Ehh.. itu gue cari kunci perpustakaan" jawab Cecil.
"Ohh" orang itu lalu mendekati Cecil bahkan jarak mereka sekarang sangat dekat. Cecil bisa merasakan aroma mint dari tubuh jangkung didepannya itu. Cowok itu terus berjalan mendekat dan tiba-tiba...
"Nih" dia memberikan kunci perpustakaan yang berada dibelakang Cecil.
"Ehhh.. i..iya" Cecil menerima kunci itu dengan tangan bergetar mungkin efek tadi yang belum hilang.
Pria itu lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan itu. Namun baru beberapa langkah pria itu kembali menoleh karena Cecil memanggilnya.
"Makasi emm-
"Rendy. Rendy Abraham panggil aja Rendy" ucap orang itu yang bernama Rendy.
"Ohh. Gue Cecilia Leonora panggil aja Cecil."
"Oke gue pergi dulu" ucap Rendy lalu berlalu pergi.
Cecil kemudian pergi keperpustakan untuk mengeluarkan Salsha dari sana.
Gimana part ini? Gak nyangka ternyata udah part 24 aja.
So aku mau ngucapin makasi sama kalian semua karena udah mau baca cerita aku ini.
Walau masih banyak yang jadi sider :(
![](https://img.wattpad.com/cover/119998693-288-k79804.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionBagaimana jika Salshabila Kirana seorang cewek jutek dan dingin bertemu dengan Billy Megantara seorang cowok hyper aktif dan pecicilan yang juga menjabat sebagai ketua osis disekolah mereka, apakah yang akan terjadi? akankah ada kisah cinta diantara...